Seorang Guru Ngaji Diduga Cabuli Lima Muridnya, Korban Diancam Agar Tak Melapor

"Berhubung ada yang udah duluan ngomong, akhirnya saya ngomong. Ada lima orang yang diduga jadi korban," sambungnya.

Editor: Nasaruddin
KOMPAS.com/NURWAHIDAH
Ilustrasi pencabulan. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, JAKARTA - Seorang guru ngaji di Jakarta Utara, H diduga mencabuli lima anak yang merupakan muridnya.

Perbuatan tak manusiawi itu dilakukan H di rumahnya yang juga sekaligus tempat mengajarkan korban mengaji.

Aksi H terbongkar setelah adanya keluhan seorang korban kepada orang tuanya.

Korban, A (8), mengeluh rasa sakit di kemaluannya ketika ia hendak buang air kecil.

Baca juga: Enggan Bayar Setelah Kencan dengan PSK, Remaja 15 Tahun Babak Belur Dihajar Warga

Pada Kamis 3 Juni 2021 malam lalu, MA, orangtuanya melihat ada yang tidak beres dari diri A.

A yang baru pulang mengaji dari yayasan yang dikelola HS terlihat murung.

Awalnya, bocah perempuan itu mengeluhkan rasa sakit di kemaluannya saat hendak buang air kecil.

Mengetahui sang anak kesakitan, MA kemudian bertanya-tanya.

Sampai akhirnya A mengakui bahwa dirinya telah dicabuli H.

Baca juga: Puluhan Penduduk Dusun di Sintang Terpapar Covid, Sinto Minta Satgas Desa Perhatikan Kebutuhan Warga

Mendengar pengakuan buah hatinya, MA seketika lemas.

Sakit sekali hatinya mengetahui sang anak telah dicabuli orang yang seharusnya mendidik dalam hal agama.

"Saya sesak. Sakit hati saya," ungkap MA dengan suara bergetar.

Kepedihan makin dirasakan MA ketika sang anak pelan-pelan mulai membuka tabir gelap kebejaran sang guru ngaji.

Bukan hanya sekali, A mengaku telah dicabuli H sebanyak empat kali.

A juga diancam tidak melapor ke siapapun serta diiming-imingi uang dan pakaian.

"Anak saya sering dikasih baju, sering dikasih duit," katanya.

"Kebaikan itu kan ada maunya. Anak saya dikasih tahu jangan bilang ke siapa-siapa, jangan bilang ke orang," ungkap MA.

MA sebenarnya menyimpan kepedihan itu dalam-dalam saat tahu anaknya telah dicabuli.

Namun, karena ternyata korban pencabulan ini tak hanya satu orang, MA akhirnya buka suara.

Terlebih ketika korban sebelumnya sudah membeberkan dugaan pencabulan ini ke warga setempat.

"Saya diem dulu awalnya, sebelum warga ramai, takutnya pencemaean nama baik," kata MA.

"Berhubung ada yang udah duluan ngomong, akhirnya saya ngomong. Ada lima orang yang diduga jadi korban," sambungnya.

MA melaporkan dugaan pencabulan ini ke Mapolres Metro Jakarta Utara.

Ia pun meminta guru ngaji cabul itu segera ditangkap dan dihukum setimpal.

Ketua RT tempat tinggal H di Penjaringan, Tarso mengatakan, H meninggalkan yayasan sekaligus rumahnya setelah diadakan pertemuan membahas kasus pencabulan ini.

"Ini yang bersangkutan sedang meninggalkan lokasi. Sedang ke Pandeglang, rumah mertuanya," kata Tarso, Selasa 8 Juni 2021.

Tarso beserta pengurus RT setempat juga sempat mengajak TribunJakarta.com dan awak media lainnya berkunjung ke kediaman guru ngaji cabul itu.

Terpantau pada Senin 7 Juni 2021 malam kemarin, rumah sekaligus tempat belajar mengaji tersebut masih beroperasi.

H tak ada di sana, namun aktivitas pengajian anak-anak tetap berjalan di bawah pengurus yayasan lainnya.

Tarso menambahkan, sepeninggalan H ke Pandeglang beberapa hari lalu, dirinya sempat mencoba mengontak yang bersangkutan.

"Tapi nggak pernah diangkat. Alasannya di Pandeglang daerah pegununganlah, susah sinyallah," kata Tarso.

Sebelumnya Tarso mengatakan, warga di lingkungannya mengadukan tindakan bejat Heru yang telah mencabuli lima orang anak di bawah umur.

"Jadi ini berdasarkan aduan warga ke saya. Muridnya itu ada lima orang, perempuan semua, kurang lebih berusia delapan tahun," kata Tarso.

________
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Aksi Bejat Guru Ngaji di Penjaringan Terbongkar: Cabuli 5 Bocah, Korban Diberi Uang dan Pakaian
Penulis: Theresia Felisiani

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved