Simak Kisah Asun Pelaku Usaha Reparasi Jam Tangan di Kabupaten Sambas Sejak 1970
Lebih lagi di tengah pandemi Covid-19, tentu itu semakin berat. Dan perlu kesabaran untuk bisa segera melewati badai Pandemi Covid-19 ini. Salah satu
Penulis: Muhammad Luthfi | Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Ditengah percepatan perkembangan industri modern, dengan banjirnya berbagai pilihan produk yang semakin canggih dan serba digital tentu menjadi tantangan tersendiri bagi para pelaku usaha. Baik itu yang berskala besar maupun kecil atau UMKM.
Lebih lagi di tengah pandemi Covid-19, tentu itu semakin berat. Dan perlu kesabaran untuk bisa segera melewati badai Pandemi Covid-19 ini. Salah satu pelaku usaha UMKM, Asun (60) yang berprofesi sebagai pelaku reparasi jam tangan di kawasan Pasar Tebas terus berikhtiar menjalankan usahanya.
Asun jam, begitu dia biasa disapa. Dia memiliki lapak reparasi alroji yang setiap harinya buka di Jalan Pasar Ikan lama, Desa Tebas Kuala, Kecamatan Tebas Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.
Baca juga: Kasus Covid-19 Meningkat, Pemkab Sambas Rencanakan Lockdown RT yang Masuk Zona Merah
Dia mengungkapkan, dia sudah sejak lama melakoni usaha tersebut. Terhitung sejak masih remaja di tahun 1970-an, dia sudah mulai melakoni usaha reparasi jam tangan itu. Dia memberikan pelayanan perbaikan jam tangan kepada setiap pelanggannya.
Dengan lapak di pinggir jalan, hal ini membuat Asun dengan mudah ditemui oleh masyarakat yang hendak membetulkan jam tangan.
(Update Informasi Seputar Kabupaten Sambas)
"Reparasi jam atau sering disebut servis jam oleh orang kita, saya lakukan sejak tahun 1970-an hingga sekarang tahun 2021, masih dilakukan" ujar Asun, Rabu 2 Juni 2021.
Keahlian untuk membetulkan jam tangan ini kata dia, dirinya peroleh dari sang kakek. Awalnya dia belajar dari sang kakek yang juga merupakan seorang tukang reparasi jam tangan di Kecamatan Tebas.

"Memang dari dulu tahun 1970-an spesialis reparasi jam tangan, semua arloji atau jam tangan sudah dikerjakan. Bahkan banyak merek juga sudah dikerjakan," ungkap Asun.
Selain belajar dari sang kakek, dia juga mengaku pernah kursus sampai ke Jakarta di tahun 1980-an untuk belajar melakukan reparasi jam.
"Selain dapat ilmu reparasi arloji dari kakek, pada tahun 1980-an pernah ikut kursus reparasi jam tangan ke Jakarta," ungkapnya.
Sampai dengan sekarang, dia ungkapkan sudah tidak terhitung berapa banyak jam tangan yang ia reparasi. Sebagai salah satu tempat Reparasi tertua, hampir semua pengguna jam arloji di Tebas banyak yang mereparasi jam ke lapak Asun.
Tidak hanya orang Tebas, dia katakan konsumen dari luar Tebas pun datang untuk mereparasi arloji kepadanya.
"Bahkan pernah ada orang tua di Senturang (Desa Mekar Sekuntum, Tebas-Red), yang sudah jadi langganan sejak lama. Sehingga ketika jam tangannya bermasalah, ia akan meminta anaknya untuk membawa jam tangannya kesini," ungkap Asun.
Dia pun mengaku tidak ada tarif khusus untuk memperbaiki jam tangan pelanggannya. Tergantung dengan serumit apa memperbaiki jam yang dihantarkan kepadanya.
Meski dia mengakui bawa memperbaiki jam tangan harus terlebih dahulu mengetahui isi dari jam tangan tersebut. Namun dia tidak keberatan dengan tidak mematok tarif khusus.
"Untuk memperbaiki atau menyervis jam tangan, tentunya harus mengenal jam tangan yang akan diperbaiki. Kemudian barulah diperiksa kendala atau masalah yang dialami oleh arloji atau jam tangan tersebut," tutup Asun. (*)