Oi Puisikan Putussibau Libatkan 50 Orang Penulis
Diskusi Literasi Virtual tersebut berlangsung selama lebih dari dua jam, membahas harapan-harapan kedepan yang sangat erat kaitannya dalam usaha mewuj
Penulis: Sahirul Hakim | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KAPUAS HULU - Badan Pengurus Ormas Oi Putussibau Kabupaten Kapuas Hulu telah melaksanakan diskusi literasi virtual Putussibau, di Sekretariat Ormas Oi Putussibau, Minggu 9 Mei 2021 pukul 20.00 WIB.
Ketua Badan Pengurus Ormas Oi Putussibau Kapuas Hulu, Richard Maulana menyatakan, sebuah silaturahmi virtual melibatkan para praktisi seni dan sastra dari Putussibau, Pontianak, Jakarta, dan Depok Jawa barat.
"Dalam acara tersebut bertindak selaku host acara adalah Yeni Mada salah seorang peneliti sastra dari Balai Bahasa Kalbar. Diikuti tidak kurang dari dua puluh lima peserta, diantaranya Ketua Relawan Tagana KH, Sekretaris Kormi KH, Guru, Guru Bahasa Indonesia SMPN 1 Putussibau, sampai anggota Polres KH, dan Perwakilan bebrapa komunitas seni di Kota Putussibau," ujarnya, Senin 10 Mei 2021.
Diskusi Literasi Virtual tersebut berlangsung selama lebih dari dua jam, membahas harapan-harapan kedepan yang sangat erat kaitannya dalam usaha mewujudkan Kapuas Hulu Hebat, dalam hal ini seputar dunia seni modern dan tradisi serta sastra.
"Kegiatan ini juga merupakan rangkaian dari sebuah Art Project Buku Antologi Puisi yaitu Puisikan Putussibau yang di gagas Ormas Oi Putussibau dengan melibatkan 50 puluh orang penulis," ucapnya.
Dijelaskannya, semua penulis yang dilibatkan memang mempunyai pengalaman berkunjung ke ke Kota Putussibau baik dalam rangka panggung seni pertunjukan, riset budaya dan satra, duta lingkungan, dan lain-lain. "Tentu juga para penggiat literasi lokal yang juga dari latar belakang profesi yang berbeda," ujarnya.
Sesi diskusi akhirnya mengerucut pada masalah bagaimana Kota Putussibau Kapuas Hulu secara umum bisa memiliki sebuah gedung seni atau gedung pertunjukan yang representatif, mengingat potensi seni yang begitu besar baik modern maupun tradisional.
Baca juga: SAPMA Serahkan Hasil Penggalangan Dana Korban Kebakaran Rumah di Kedamin
"Terbangunnya sebuah kesepakatan untuk lebih mengenalkan identitas budaya Kapuas Hulu secara umum melalui dua medium yang masing-masing memiliki sumber daya yang besar yaitu seni dan olahraga," ucapnya.
Menurutnya, ini bukannya tuntutan tetapi mempunyai kesadaran untuk terus mengingatkan para pemangku kebijakan agar lebih memperhatikan dunia seni pertunjukan di Kota Putusssibau, yang tentu merupakan barometer dari perkembangan kesenian di Kapuas Hulu.
"Kami percaya dan ikut mendukung program-program pemerintah daerah melalui visi misi Kapuas Hulu Hebat. Untuk mewujudkan iklim berkesenian yang hebat tentu dibutuhkan proses. Senergi dari para seniman secara individu, Komunitas dan Organisasi kemasyarakatan serta dinas pemerintahan yang terkait," ujarnya.
Dijelaskannya juga bahwa Oi adalah organisasi kemasyarakatan yang didirikan Iwan Fals tahun 1999, dan sedangkan buku antologi Puisi yaitu Puisikan Putussibau merupakan kado yang disiapkan untuk ulang tahun Kota Putussibau yang jatuh pada tanggal 1 Juni pada setiap tahunnya.
"Tahun ini Kota akan genap berusia 126 tahun. Sebuah usia yang cukup matang bagi ukuran sebuah kota. Mengingat Kapuas hulu sebagai kabupaten di garis depan perbatasan darat dari tiga negara, tentulah potensi pembangunan baik alam dan manusianya sangat lah besar," ucapnya
Buku kumpumpulan puisi ini berisikan kenangan dan kekaguman yang mewakili para penulis dari luar Kapuas Hulu –Pontianak, Jakarta, Depok, Medan, dan Bangka. Serta harapan dan pesan dari sebagian besar penulis yang berasal dari Bumi Uncak Kapuas.
"Yang sangat menarik tentulah ada tiga puisi yang inspiratif dari Bang Sis , Bang Wahyu, dan Bang Awai. Ketiganya adalah sosok pemimpin muda yang memegang kemudi kebijakanakan pembangunan membawa kapuas hulu bergerak kearah yang lebih baik," ungkapnya. (*)