Ramadan 2021
Bulan Ramadan Bulannya Belajar Tauhid, Apa Itu Tauhid?
Maka dari itu, kata dia, momen ramadan, lanjutnya, selain mempelajari hukum-hukum yang terkait dengan puasa, tarawih, juga agar tidak meninggalkan bel
Penulis: Chris Hamonangan Pery Pardede | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Bulan Ramadan merupakan bulan yang penuh keberkahan, selain daripada itu perlu juga dirasa untuk menjadikan bulan ramadan sebagai momentum untuk belajar tauhid.
Begitulah hal yang disampaikan oleh Abu Nasyhita Ridwan, Dewan Penasehat Rumah Amal Muwahhidin (RAM) Kalbar.
"Bulan ramadan inikan bulan penuh berkah, bulan yang Alquran diturunkan dibulan ini juga, dan kita tau kalau bulan ramadan para ulama mengkhususkan mereka membuka Alquran, seperti Imam Malik, Imam Syafi'i dan imam-imam yang lain," katanya, Sabtu 17 April 2021.
"Tapi harus kita perhatikan, selain kita mempelajari hukum-hukum yang berkaitan dengan bulan ramadan, seperti tarawih, puasa, hubungan ibadah langsung di bulan tersebut. Jangan kita lupakan bahwa bulan Alquran, bulan ramadan bisa juga disebut bulannya tauhid. Karena di dalam Alquran hampir semua mayoritas disebutkan Ibnu qayyim al jauziyah rahimakumullah adalah berisi tentang tauhid," tambahnya.
Maka dari itu, kata dia, momen ramadan, lanjutnya, selain mempelajari hukum-hukum yang terkait dengan puasa, tarawih, juga agar tidak meninggalkan belajar tauhid.
Bulan ramadan inilah, lanjutnya, bulannya umat belajar tauhid.
Baca juga: Doa Niat Puasa Ramadhan Sebulan Penuh dan Faedah Niat Puasa Ramadan Satu Bulan Penuh
Tauhid itu, dipaparkannya secara bahasa menjadikan sesuatu satu-satunya, tidak ada yang lain.
Kemudian tauhid adalah bagaimana seorang hamba memurnikan seluruh peribadatannya kepada Allah SWT, baik dalam rububiyah allah maksudnya seorang hamba harus mengesakan Allah SWT bahwa Allah SWT mencinta, mematikan, menghidupkan, dan hanya Allah SWT yang bisa dimuka bumi atau seluruh alam semesta.
"Kemudian selanjutnya kita harus murnikan ibadah kita semua, semuanya untuk Allah SWT. Setelah itu kita mentauhidkan Allah SWT dalam nama-nama dan sifat, karena Allah SWT mempunyai nama yang mengandung sifat-sifatnya sehingga nama dan sifatnya harus kita yakini sebagaimana Allah SWT sifatkan untuk dirinya, atau yang disifatkan rasulullah wa alihi wasallam," katanya. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pontianak/foto/bank/originals/ilustrasi-ramadan-kareem-1234.jpg)