Jenazah Korban SJ-182 Tak Ditemukan, Rafik: Abah dan Anak-anak Ikhlas Makam Ibu di Laut
"Abah dan anak-anak ikhlas makam ibu di laut. Informasi ini segera saya sampaikan ke anak-anak dan keluarga di Pontianak,” lanjut Rafik.
Penulis: Jovanka Mayank Candri | Editor: Jovanka Mayank Candri
TRIBUNPONTIANAK,CO.ID, PONTIANAK - Suara Syarif Rafik Yusuf Alydrus terdengar tertahan saat berbicara ditelepon. Beberapa detik kemudian, suami dari Panca Widya Nursanti, guru PPKN SMK Negeri 3 Pontianak yang menjadi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 ini lantas lanjut berbincang dengan Tribunpontianak.co.id. Ia menjelaskan informasi terkini yang didapat dari RS Polri, Jakarta, Selasa 2 Maret 2021.
Rafik datang ke RS Polri Jakarta untuk mendapat penjelasan langsung dari Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri terkait proses indetifikasi jenazah istrinya.
“Tiga dinyatakan hilang oleh DVI. DVI menyatakan tidak ditemukan saat proses identifikasi. Saya ikhlas dan ridho. Anak-anak juga ikhlas dan ridho, ujar Rafik dengan suara bergetar kepada Tribunpontianak.co.id.
“Abah dan anak-anak ikhlas makam ibu di laut. Informasi ini segera saya sampaikan ke anak-anak dan keluarga di Pontianak,” lanjut Rafik.
Rafik menyatakan, saat ini sudah ada kepastian terkait kondisi istrinya. Dengan demikian, ia bisa melakukan pengurusan dokumen kematian istrinya.
“Nanti akan keluar surat dari instansi terkait yang menyatakan istri saya tidak teridentifikasi atau hilang. Surat ini yang akan menjadi dasar pengurusan dokumen lainnya,” papar Rafik.
Diakui Rafik, hingga saat ini proses pengurusan dokumen kematian istrinya belum selesai. Demikian pula dengan asuransi kematian istrinya.
Diberitakan sebelumnya, tiga jenazah korban pesawat Sriwijaya Air SJ-182 dinyatakan tak teridentifikasi atau hilang oleh Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri saat konferensi pers di RS Polri, Jakarta, Selasa (3/2).
Tim DVI mengumumkan tambahan satu korban yang teridentifikasi yakni Razana (57), warga Kabupaten Ketapang.
Baca juga: BREAKING NEWS - Jenazah Penumpang Sriwijaya Air SJ-182 Asal Ketapang Bernama Razana Teridentifikasi
Tim DVI Polri resmi menutup proses identifikasi terhadap jenazah korban pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang terjatuh di sekitar kepulauan Seribu pada Sabtu (9/1) lalu.
Ketiga jenazah yang masih belum teridentifikasi yakni guru PPKN di SMK Negeri 3 Pontianak Panca Widya Nursanti. Dua jenazah lainnya adalah Balita perempuan dan laki-laki.
"Ada 3 orang yang belum berhasil diidentifikasi yaitu korban pertama atas nama Arkana Nadi Wahyudi ini laki-laki berumur 7 bulan. Kemudian korban kedua atas nama Dania ini perempuan berumur 2 tahun, kemudian korban ketiga atas nama Panca Widya Nursanti ini perempuan berumur 46 tahun," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi di RS Polri, Jakarta, Selasa.
Menurut Rusdi, pihaknya telah memeriksa seluruh post mortem body bag dan properti yang diambil di sekitar lokasi jatuhnya pesawat. Tak hanya itu, mereka juga telah memeriksa 744 sampel DNA dengan rincian 174 sampel antemortem dan 570 sampel post mortem.
Hasilnya, tidak ada sampel DNA yang teridentifikasi atau berasal dari ketiga jenazah tersebut. "Tim DVI telah memeriksa seluruh body bag dan juga properti telah diperiksa secara keseluruhan dan tentunya pemeriksaan maupun identifikasi dilakukan berdasarkan standar yang berlaku sehingga hasil kerja dari tim DVI dapat dipertanggungjawabkan baik secara ilmiah maupun secara hukum," jelasnya.
Identifikasi Satu Jenazah
Tim DVI Polri berhasil mengidentifikasi satu orang jenazah korban pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang terjatuh di sekitar Kepulauan Seribu. Dia adalah seorang perempuan Razana yang berusia 57 tahun.
"Pada hari ini, tim juga berhasil merekonsiliasi dan berhasil mengidentifikasi 1 korban lagi dengan menggunakan metode DNA dan medis. Korban yang berhasil diidentifikasi atas nama Razana, ini perempuan berumur 57 tahun," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi.
Dijelaskan Rusdi, jenazah Razana berhasil teridentifikasi setelah tim DVI Polri memeriksa seluruh body bag dan properti yang dievakuasi dari lokasi jatuhnya pesawat pada 2 Maret 2021.
"Tim DVI telah memeriksa seluruh body bag dan juga properti telah diperiksa secara keseluruhan dan tentunya pemeriksaan maupun identifikasi dilakukan berdasarkan standar yang berlaku sehingga hasil kerja dari tim DVI dapat dipertanggungjawabkan baik secara ilmiah maupun secara hukum," ungkapnya.
Dengan kata lain, jenazah korban yang telah berhasil teridentifikasi sebanyak 59 korban. Rinciannya, 30 korban laki-laki dan 29 korban perempuan.
Adapun metode yang digunakan identifikasi yaitu 13 dengan menggunakan sidik jari dan 46 dengan metode DNA. Seluruh jenazah telah diserahkan kepada keluarga korban untuk dimakamkan.
"Dari 62 korban, 59 berhasil diidentifikasi ada 3 yang belum berhasil diidentifikasi yaitu korb
Baca juga: Jenazah Panca Widya Nursanti, Guru SMKN 3 Pontianak Korban Sriwijaya Air Tak Teridentifikasi
an pertama atas nama Arcana Nadi Wahyudi ini laki-laki berumur 7 bulan. Kemudian korban kedua atas nama Dania ini perempuan berumur 2 tahun, kemudian korban ketiga atas nama Panca Widya Nursanti ini perempuan berumur 46 tahun," tukasnya.
Tutup Proses Identifikasi
Tim DVI Polri telah resmi menutup proses identifikasi korban pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang terjatuh di sekitar kepulauan Seribu, Sabtu (9/1/2021) lalu.
Kapusdokkes Polri Brigjen Pol Rusdianto menyampaikan penghentian proses identifikasi setelah tim DVI telah memproses seluruh post mortem body bag dan properti yang diambil di sekitar lokasi jatuhnya pesawat.
"Dengan telah selesainya seluruh pemeriksaan dan kegiatan dalam prosesi DVI SJ-182 yang berlangsung sejak 9 Januari 2021 maka pada hari ini Selasa 2 Maret 2021 pukul 13.50 WIB operasi SJ 182 secara resmi dinyatakan ditutup," kata Rusdianto.
Namun, Rusdianto mengungkapkan masih ada 3 orang jenazah yang masih belum teridentifikasi oleh Tim DVI Polri. Mereka adalah Arkana Nadi Wahyu berusia 7 bulan; Dania, 2 tahun; dan Panca Widya Nursanti yang berusia 46 tahun.
"Panca Widya, perempuan umur 46 tahun. Kedua, Dania anak perempuan usia 2 tahun dan ketiga Arkana bayi laki-laki umur 7 bulan hingga akhir operasi ini belum dapat dinyatakan teridentifikasi karena belum ada sampel yang dijadikan sebagai pembanding," jelasnya.
Sebagai informasi, jenazah korban pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang telah berhasil teridentifikasi sebanyak 59 korban. Rinciannya, 30 korban laki-laki dan 29 korban perempuan.
Adapun metode yang digunakan identifikasi yaitu 13 dengan menggunakan sidik jari dan 46 dengan metode DNA. Seluruh jenazah telah diserahkan kepada keluarga korban untuk dimakamkan. (*)