Sujiwo Nilai Majelis Adat Representasi Kekayaan Khazanah Budaya Bangsa

Keberadaan majelis-majelis adat bertujuan sebagai upaya preventif jika terjadi dinamika gejolak di masyarakat.

Penulis: Muzammilul Abrori | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Istimewa
Waki Bupati Kubu Raya Sujiwo saat membuka Musyawarah Adat Dewan Adat Dayak (DAD) II Kecamatan Sungai Raya di Kompleks Gereja St Agustinus Kecamatan Sungai Raya, Sabtu 20 Februari 2021 lalu. // Ist 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KUBURAYA - Keberadaan majelis-majelis kesukuan yang ada di Indonesia terutama di Kalimantan Barat menjadi perhatian Wakil Bupati Kubu Raya Sujiwo, pada Selasa 23 Februari 2021.

Dan menurut Sujiwo, keberadaan majelis-majelis kesukuan sejatinya justru sebuah kemajuan. Yakni jika dilihat dari lingkup dan konteks yang konstruktif dan positif.

“Bukan suatu kemunduran. Positifnya apa? Kita pernah mengalami suatu peristiwa yang tidak diinginkan, yakni ketika ada konflik horizontal dan sosial. Nah, untuk meredam itu salah satunya dibentuklah kelompok-kelompok majelis-majelis adat ini,” tutur Sujiwo.

Sebelumnya, saat membuka Musyawarah Adat Dewan Adat Dayak (DAD) II Kecamatan Sungai Raya di Kompleks Gereja St Agustinus Kecamatan Sungai Raya, Sabtu (20/2) lalu, hal senada juga ia sampaikan.

Baca juga: Dukung Penuh Politik Hijau, Wabup Sujiwo Ajak Masyarakat Bersahabat Dengan Alam

Dan dikatakan Wakil Bupati itu, keberadaan majelis-majelis adat bertujuan sebagai upaya preventif jika terjadi dinamika gejolak di masyarakat.

Terlebih Kalimantan Barat bersifat heterogen sehingga memiliki potensi konflik jika tidak dikelola secara baik.

“Memang kita akui bahwasanya Kalbar ini sangat sensitif dari sisi sosialnya. Justru keberadaan majelis-majelis adat dan budaya inilah sebagai bentuk penting dan mempunyai tujuan supaya ketika ada dinamika antarsuku dapat diredam melalaui majelis adat dan budaya ini,” jelasnya.

Ia melanjutkan, keberadaan berbagai majelis adat budaya juga menunjukkan kekayaan khazanah budaya bangsa Indonesia.

Keberadaan majelis adat pun menurutnya, selain untuk merekatkan suku, juga untuk melestarikan budaya.

“Karena suku Dayak sangat kaya dengan budayanya. Begitu juga suku-suku yang lain. Dan kekayaan budaya ini menjadi aset bangsa kita,” sebutnya.

Lebih jauh Sujiwo mengatakan Indonesia laksana taman sari yang kaya warna.

Keberagaman warna tersebutlah yang menurutnya membuat Indonesia menjadi negara yang indah.

“Jadi taman sari itu hampir seperti taman bunga. Kalau bunganya hanya kuning atau merah atau hijau saja, semua tidak indah dan asri dipandang mata. Kalau ada macam-macam warna maka akan indah. Begitu juga Indonesia,” tuturnya.

Ia menilai keragaman tersebutlah yang menjadi salah satu magnet sehingga sebagian negara merasa iri dengan Indonesia.

Baca juga: Sujiwo Ungkap Kebanggannya Terhadap Perguruan Silat Pagar Nusa, Toreh Prestasi Hingga Internasional

“Makanya tidak heran ketika ada kelompok-kelompok intoleran terus melakukan infiltrasi penyusupan ke negara-negara kita melalui oknum-oknum warna negara yang tidak tidak bertanggung jawab," paparnya.

"Karena memang kita bermacam ragam tetapi bisa membentuk negara yang namanya Indonesia. Yang ini membuat negara lain tidak akan pernah diam dan berusaha melalui kelompok-kelompok yang intoleran atau radikal,” sambungnya. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved