Cegah Prostitusi Anak dan Pengemis, Ini Upaya Yang Dilakukan Wali Kota Edi Kamtono

ada beberapa faktor yang mempengaruhi pola perilaku anak, di antaranya, peran serta orangtua terhadap anak-anaknya sangatlah berpengaruh

Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Permasalahan sosial pada anak khususnya munculnya praktik prostitusi di masa pandemi Covid-19 ini dijadikan aten oleh Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono.

Atensi tersebut diberikan kepada pejabat baru Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Dinas Sosial Kota Pontianak.

"Masalah penanganan anak, kita tahu prostitusi anak dibawah umur. Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ditengah pandemi Covid-19 ini, peran ini sangat besar termasuk Dinas Sosial yang seharusnya bisa mengatasi masalah-masalah sosial di Kota Pontianak," kata Edi Kamtono, akhir pekan lalu.

Cegah Prostitusi Online Anak Dibawah Umur, Kadis P2KBP3A Kota Pontianak Harap Sekolah Tatap Muka

Edi Kamyono juga menyoroti persoalan lainnya di Kota Pontianak saat ini masih banyak pengemis di persimpangan lampu merah. Bahkan sering juga dijumpai anak-anak yang meminta-minta dipersimpangan.

Untuk itu, persoalan ini dimintanya agar biasa segera diatasi dan dicarikan solusi yang tepat.
Edi Kamtono berharap dengan adanya pejabat yang baru ini bisa menjadikan Kota Pontianak lebih baik lagi.

Sekolah Tatap Muka
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Multi Juto Bhatarendro menyampaikan, untuk mengantisipasi dan mencegah kasus prostitusi online yang melibatkan anak dibawah umur, semua elemen diperlukan untuk bekerja sama.

Ia menyebutkan ada beberapa faktor yang mempengaruhi pola perilaku anak, di antaranya, peran serta orangtua terhadap anak-anaknya sangatlah berpengaruh. Untuk itu pendidikan orang tua untuk membimbing anak juga sangat berpengaruh.

Tidak hanya itu, dilingkungan bermain sang anak juga berpengaruh terkhusus ditengah pandemi Covid-19 ini sekolah dilakukan secara online.

Ia menginginkan agar sekolah tatap muka bisa dilaksanakan untuk mengantisipasi maraknya kasus prostitusi online yang melibatkan anak dibawah umur.

"Istilahnya melibatkan banyak orang, banyak komunikasi banyak koordinasi. Insyaallah ada jalan dan intinya sepertinya peranan keluarga inti sangat berpengaruh, mau nggak mau pendidikan orang tua berpengaruh sekali, di sekitarnya tempat permainan ada juga, sebetulnya yang utama adalah sekolah, kita menginginkan sekali, sekolah itu harus mulai lagi, tidak daring. Mudah-mudahan dengan vaksinasi ini berangsur-angsur sekolah normal," ujar Multi yang baru dilantik sebagai Kadis P2KBP3A Pontianak, belum lama ini.

Alasan menginginkan sekolah kembali belajar tatap muka, Multi menuturkan jika sekolah tatap muka dilaksanakan tentu setiap hari guru bisa memberikan kata-kata kebaikan secara langsung yang menyentuh para anak minimal 5 sampai 10 menit di sekolah.

"Saya yakin berpengaruh dan dia akan berinteraksi lagi bersama kawan-kawannya dengan berinteraksi dia (anak) lebih fokus kepada komunikasi yang baik, pembelajaran yang baik, belajar mengajar yang baik akan membuat dia (anak) berpikir masa depan," ungkapnya.

"Yang paling penting sebetulnya harus semua berpikir masa depan karena begitu dia jatuh ke prostitusi online hancur masa depannya," tambah Multi.

Dirinya masih akan terus mempelajari proses itu. Namun dipastikannya banyak hal yang dapat dilakukan, mulai dari pendekatan yang harus dilakukan.

Dissos Sasar Gepeng

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved