Sriwijaya Air Jatuh

Apa Itu Ante Mortem yang Poskonya Dibuka untuk Keluarga Penumpang Sriwijaya Air SJ-182 yang Jatuh?

Sementara, data sekunder terdiri dari data-data pelengkap korban diantaranya data riwayat kesehatan dan informasi pakaian yang terakhir digunakan korb

Editor: Nasaruddin

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Posko Ante Mortem sudah dibuka setelah Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak dipastikan jatuh di wilayah Kepulauan Seribu, Sabtu 9 Januari 2021.

Untuk di Kalimantan Barat, Posko Ante Mortem dibuka di Gedung Serbaguna Candra Dista Wiradi, Bandara Internasional Supadio, Pontianak.

Sementara itu untuk wilayah Jakarta, Posko Ante Mortem DVI dibuka di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

Ante Mortem adalah peroses pengumpulan riwayat dan data jenazah korban kecelakaan atau bencana.

Baca juga: Live Update Berita Terbaru Pencarian Sriwijaya Air SJ182 Jakarta-Pontianak Jatuh di Kepulauan Seribu

Dalam proses antemortem dibutuhkan dua sampel data yakni data primer dan data sekunder.

Data primer terdiri dari sidik jari, data pemeriksaan gigi, dan Deoxyribonucleic Acid (DNA).

Sementara, data sekunder terdiri dari data-data pelengkap korban diantaranya data riwayat kesehatan dan informasi pakaian yang terakhir digunakan korban.

Dalam pengumpulan sampel data dari proses ante mortem itu, dibutuhkan data dari keluarga atau orang-orang yang dekat dengan korban.

Sasarannya yang masuk ke dalam ante mortem adalah keluarga atau orang yang dekat dengan korban.

Khusus untuk DNA, harus keluarga segaris yakni ibu, ayah, dan anak korban.

Data antemortem tersebut akan dicocokkan dengan data postmortem.

Perlu diketahui, post mortem adalah pengumpulan data-data korban setelah meninggal dunia.

Setelah data (antemortem) terkumpul, lalu masuk tahap rekonsiliasi atau matching dengan post mortem.

Disitu nanti hasilnya ada dua yakni terindentifikasi atau tidak.

Jika data tidak teridentifikasi, tim forensik akan melakukan pendalaman data hingga ditemukan kecocokan.

Kalau tidak teridentifikasi, maka akan dilakukan pendalaman terus.

Baca juga: Guru di Pontianak Masuk Daftar Penumpang Sriwijaya Air SJ 182, Kepsek: Doa Terbaik untuk Ibu Panca

Kronologi Kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak

Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak mengalami kecelakaan pada Sabtu (09/1/2021) sore sekitar pukul 14.40 WIB.

Pesawat SJ 182 dari seri Boeing 737-500 itu dipastikan jatuh di perairan Kepulauan Seribu tak lama setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta.

Menteri Perhubungan ( Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, ada tujuh anak-anak dan tiga bayi dalam pesawat Sriwijaya Air rute Jakarta-Pontianak yang hilang kontak di Kepulauan Seribu, Sabtu 9 Januari 2021.

"Total penumpang 50 orang, bersama 12 kru yang terdiri dari 43 dewasa, tujuh anak-anak dan tiga bayi," kata Budi Karya, seperti dilansir dari Kompas TV.

Budi Karya Sumadi, membeberkan, insiden tersebut bermula ketika pesawat tersebut take off dari bandara Soetta pada pukul 14.36 WIB.

“Pukul 14.37 WIB masih 1.700 kaki kontak diizinkan naik ke ketinggian 29.000 kaki, dengan mengikuti standar instrumen," ujar Budi.

Sekitar pukul 14.40 WIB, pesawat tersebut terlihat tidak mengarah ke tujuan seharusnya.

Pesawat tersebut terlihat mengarah ke Barat Daya.

“Oleh karenanya ditanya oleh ATC (air traffic control) untuk melaporkan arah pesawat. Tidak lama kemudian dalam hitungan second pesawat Sriwijaya SJ 182 hilang dari radar. Manajer operasi langsung berkoordinasi dengan Basarnas, bandara tujuan, instansi terkait,” kata Budi.

Satu di antara Keluarga Penumpang pesawat Sriwijaya Air yang dinyatakan hilang kontak, Sabtu 9 Januari 2021.
Satu di antara Keluarga Penumpang pesawat Sriwijaya Air yang dinyatakan hilang kontak, Sabtu 9 Januari 2021. (TRIBUNPONTIANAK/FERRYANTO)

Kepala Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono mengatakan, lokasi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air nomor penerbangan SJ 182 rute Jakarta-Pontianak telah diketahui.

"Titiknya (jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182) sudah (diketahui). Teman-teman sudah di titik tempat jatuhnya di sana," kata Soerjanto dalam konferensi di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu malam.

Soerjanto mengungkapkan, KNKT akan melakukan survei kondisi perairan di sekitar jatuhnya pesawat Sriwijaya Air pada Minggu.

"Besok (hari ini) kami baru melakukan survei kondisi seperti apa di lokasi kejadian, baru kita akan menurunkan peralatan-peralatan apa saja yang cocok untuk melakukan underwater recovery-nya," ujar dia.

Panglima Koarmada I TNI AL Laksamana Muda TNI Abdul Rasyid mengatakan, TNI AL akan melakukan pencarian pesawat Sriwijaya Air yang jatuh di Perairan Kepulauan Seribu, Jakarta Utara.

Hasil analisis cuaca dari pihak TNI AL di Perairan Kepulauan Seribu menunjukkan ombak berkisar di atas satu meter.

“Sementara ombak antara 1-1,5 meter,” kata Rasyid kepada wartawan di Jakarta International Container Terminal (JICT) 2 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara pada Sabtu (9/1/2021) malam.

Menurut dia, ombak setinggi hingga 1,5 meter merupakan kondisi sedang.

Pihak TNI akan memaksimalkan pencarian pesawat Sriwijaya Air.

“Cuaca bukan menjadi hambatan buat kita,” ujar Rasyid.

Sebelumnya, sepuluh Kapal Republik Indonesia (KRI) untuk pencarian pesawat Sriwijaya Air nomor penerbangan SJ 182 rute Jakarta-Pontianak yang hilang kontak.

Empat dari 10 KRI sudah menuju ke lokasi diduga pesawat Sriwijaya Air jatuh di Perairan Kepulauan Seribu.

“Untuk sementara KRI yang kita siapkan di darat saja ini ada 10,” ujar Rasyid.

Menurut Rasyid, satu KRI yaitu Kurau 856 sudah di sekitar lokasi.

Ia mengatakan, anggota TNI AL sudah melakukan pencarian.

“Tentunya sudah berkoordinasi dengan seluruh stakeholder di wilayah perairan dan lokasi kejadian,” ujar Rasyid.

Ia mengatakan, seluruh anggota TNI AL akan melakukan pencarian secara maksimal. Komando pencarian, lanjut Rasyid, akan dilakukan di bawah Basarnas.(*)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved