PPP Gelar Muktamar IX, Pengamat Politik Pesankan Hal Ini Kepada Kader
Menurut dia, perbedaan yang ada dalam pemilihan merupakan hal yang lumrah, tinggal bagaimana terus menjaga soliditas yang telah terbangun.
Penulis: Ridho Panji Pradana | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Pengamat Politik FISIP Untan, Dr. Jumadi, M.Si menilai jika siapapun yang nantinya menjadi Ketum PPP harus dapat mengakomodir semua pihak.
Pengalaman yang ada parpol-parpol lainnya, kata Jumadi, harus dijadikan pelajaran oleh PPP.
"Kalau soal PPP, tentu kader PPP lebih paham, yang terpenting menurut saya, PPP harus banyak belajar dengan berbagai kasus parpol pasca munas, atau apapun jenisnya terjadi perpecahan," katanya, Jumat 18 Desember 2020.
"Dinamika kemudian kompetisi yang terjadi saat muktamar untuk PPP mesti mampu dikelola," tambahnya.
Baca juga: DPP PPP Ungkap 2 Nama Mengkerucut Jadi Calon Ketua Umum
Menurut dia, perbedaan yang ada dalam pemilihan merupakan hal yang lumrah, tinggal bagaimana terus menjaga soliditas yang telah terbangun.
"Perbedaan pilihan hal yang biasa, itulah demokrasi di internal partai. Namun jangan sampai berbeda pilihan setelah pemilihan fragmentasi yang tajam, misalnya ada kelompok tandingan, akan menggerus kekuatan parpol, dan tidak ada yang diuntungkan," bebernya.
"Banyak pengalaman parpol lainnya, ketika dihadapkan konflik internal berkepanjangan, terjadi dualisme pengurusan, itu saya pikir hal tidak baik bagi partai. Yang mesti dijaga adalah soliditas, perbedaan pilihan adalah hal biasa," kata Jumadi. (*)