Mardan Adijaya Kesuma Ibrahim: Setiap Daerah Kalau Tidak Ada Paru-Parunya Terasa Hampa
Pangeran Ratu juga mengatakan melestarikan hutan bukan hanya bertujuan untuk dijadikan tempat wisata.
Penulis: Ramadhan | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, MEMPAWAH - Pangeran Ratu Mulawangsa Mardan Adijaya Kesuma Ibrahim, mengatakan setiap Daerah kalau tidak ada paru-parunya terasa hampa.
Hal itu diungkapkan yang Mulia Pangeran Ratu di sela-sela Workshop dan Pelantikan Jaga Wana yang dilaksanakan Lembaga Pelestarian Nilai-Nilai Sejarah, Adat, Seni Budaya dan Wana Panembahan Keraton Amantubillah Kabupaten Mempawah, Jumat 18 Desember 2020.
"Tentunya pihak kerajaan tidak hanya melindungi rakyat saja, melainkan juga seksama memperhatikan dengan seksama menjaga lingkungan hidup dan kehutanan," terang Pangeran Ratu.
Pangeran Ratu juga mengatakan melestarikan hutan bukan hanya bertujuan untuk dijadikan tempat wisata.
Baca juga: Jaga Wana Keraton Amantubillah Kabupaten Mempawah Resmi Dilanktik
"Tetapi hal ini juga untuk menjaga keanekaragaman hayati yang ada," jelasnya.
"Luarbiasanya kita ini juga sebagai rawa alam, yang ke khasannya dengan hewan-hewan yang ada," sambungnya.
Dapat diketahui pula bahwa implementasi dari perhatian terhadap kelestarian alam, kerajaan Amantubillah melakukan ritual adat pelepasan Puake dengan melakukan pelepasliaran satwa.
Pada tahun 2017-2018 yang dilepaskan antara lain Buaya 2 ekor, Biawak 1 ekor, Monyet 2 ekor, Burung Elang 1 ekor, Burung Beo 1 ekor, Burung Tekukur 1 ekor, Ular Sawah 6 meter 1 ekor, Kura-Kura 2 ekor, Kucing Hutan 1 ekor, Labi-Labi 2 ekor.
Serta pada tahun 2019 dilakukan pelepasliaran Cucak hijau 5 ekor, Kacer 8 ekor, Holibri 9 ekor, dan Cucak Jenggot sebanyak 14 ekor.
"Untuk itu semua, tentunya Keraton Amantubillah menjadikan areal berhutan disekitarnya," pungkas Pangeran Ratu Mulawangsa Mardan Adijaya Kesuma Ibrahim. (*)