Cabup Junaidi: Verifikasi Ulang Penerima Program Kesehatan Gratis
Setelah diinventarisir, langkah selanjutnya akan memverifikasi agar mengetahui data mana yang sesuai dan data mana yang tidak sesuai.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KETAPANG - Pasangan Calon Bupati (Cabup) dan Calon Wakil Bupati (Cawabup) Kabupaten Ketapang Junaidi-Sahrani, punya langkah khusus agar pelayanan publik bisa berjalan sesuai harapan masyarakat. Baik itu pelayanan dalam bidang pendidikan, kesehatan dan bidang lainnya yang berkaitan dengan pelayanan masyarakat.
Cabup Junaidi menilai pelayanan bidang kesehatan masih banyak kekurangannya, khususnya dalam program kesehatan gratis yang disediakan pemerintah. Menurutnya, dari 10,54% masyarakat tidak mampu, baru sekitar 3% saja yang mendapat pelayanan kesehatan tersebut.
"Mirisnya, dari yang tercover tersebut masih banyak yang tidak tepat sasaran, sehingga masih ada data-data yang tidak benar terkait status masyarakat pra-sejahtera tersebut. Sedangkan masyarakat yang betul-betul membutuhkannya, justru tidak tercover karena adanya kesalahan pendataan," jelas Cabup Junaidi.
Menurut Cabup Junaidi, harus ada terobosan untuk mengatasi persoalan tersebut. Sehingga ke depannya, tak ada lagi kesalahan data dan program bisa berjalan sesuai dengan yang diinginkan masyarakat.
"Buka hotline khusus terkait pengaduan-pengaduan. Baik dalam bidang pendidikan, kesehatan dan segala hal mengenai pelayanan publik di Kabupaten Ketapang agar masyarakat dapat berkomunikasi langsung dan hal ini bisa terselesaikan," sambungnya.
Cabup Junaidi juga mendorong dilakukannya inventarisir ulang semua data-data yang ada. Setelah diinventarisir, langkah selanjutnya akan memverifikasi agar mengetahui data mana yang sesuai dan data mana yang tidak sesuai.
"Inventarisir secara detail dan menyeluruh. Kita akan minta aparatur desa untuk mendata ulang data-data yang sudah masuk dan kita verifikasi ulang," lanjut Cabup Junaidi.
"Beri tanda khusus bagi rumah-rumah yang memang masyarakat Pra-sejahtera. Supaya bagi yang menyalahgunakan, ada sanksi sosial dan rasa malu ketika rumah mereka diberi tanda tersebut," tutupnya.