Fitriandi: Permintaan Beras Serumpun Mulai Meningkat

Namun demikian, diakui dia mereka memang mendapatkan beberapa kendala, sehingga belum bisa produksi dalam jumlah besar.

TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA
Fitriandi, Owner Beras Serumpun Kabupaten Sambas saat menunjukkan produknya di kegiatan Wirabangsa Kemenko PMK Republik Indonesia di Jawa Barat. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Owner Beras Serumpun Kabupaten Sambas Fitriandi mengatakan, saat ini permintaan akan beras serumpun Kabupaten Sambas mulai meningkat. Kata dia, dari dua kali produksi, bisa habis dalam hitungan hari.

"Untuk permintaan, alhamdulillah lumayan banyak, produksi pertama kami kemarin, kurang lebih 40 karung yang dikemas 5 kg dalam dua hari habis. Dan produksi yang kedua 36 karung kemasan dalam 2 hari habis," katanya, Selasa 10 November 2020.

Namun demikian, diakui dia mereka memang mendapatkan beberapa kendala, sehingga belum bisa produksi dalam jumlah besar.

"Kendala produksinya saat ini kita kurang mesin pengkristal beras. Dan Insyaallah bulan ini udah dapat mesinnye, udah bisa di beli," ungkapnya.

"Untuk produksinye kita memang masih belum stabil, kita menunggu mesin pengkristal untuk jaga kualitas beras. Dan Insyaallah awal Desember kite udah bise produksi dengan stabil," paparnya.

Dijelaskan Fitriandi, beras yang mereka gunakan juga merupakan beras masyarakat Sambas. Dimana mereka mengambil lansung kepada salah satu Gapoktan di Sambas, guna meningkatkan nilai tambah beras Sambas tersebut.

Baca juga: Beras Serumpun Sambas Lolos Pada Program Wirabangsa dari Kemenko PMK

"Untuk berasnye kite ambil dari petani Sambas, dan Insyaallah 100 persen ini padi petani Sambas.
Karena salah satu tujuan kite untuk memproduksi beras serumpun ini adalah untuk meningkatkan kesejahteraan petani," tegasnya.

"Untuk saat ini, kita baru kerjasama dengan Gapoktan Tunas Baru Kecamatan Selakau. Dari Gapoktan, beli padi ke anggota poktannye, dan kita ambil di Gapoktan. Dan untuk tenaga kerjanya, saat ini kita mempekerjakan tiga orang," tambahnya.

Selain itu kata dia, mereka juga terkendala dengan masalah packing beras. Yang mana harus cetak diluar daerah, dan harganya juga cukup mahal.

"Untuk packingnye kite beli dari luar, cuma untuk packing yang full warne kite belum bise Karne kendala di modal," tuturnya.

Saat ini, beras serumpun dijual dengan harga Rp 57 ribu rupiah per kemasan 5 KG. Harganya juga kata Fitriandi, lebih murah dari beras premium lainnya.

"Untuk harga per kemasan hanye 57.000 rupiah. Dan ini lebih murah dibanding produk beras premium yang dijual di toko toko," ungkapnya.

Kedepannya kata dia, ia berharap agar beras serumpun ini bisa jadi rolle model, bagi pengembangan produk lokal Sambas. Tidak hanya itu juga diharapkan menjadi produk unggulan Sambas kedepannya.

"Harapannya beras serumpun dapat jadi role model pertumbuhan produk lokal di Sambas, dan dapat menjadi produk unggulan Kabupaten Sambas, menjadi kebanggaan masyarakat Sambas," katanya.

"Kita juga bercita-cita, kedepannya dapat menggantikan produk beras premium yang selama ini dikuasai produk luar daerah. Sehingga kedepannye Insyaallah kita bisa bersaingan dan ekspor beras ke Malaysia," tutupnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved