Indonesia Resesi Ekonomi, Apa Dampaknya Bagi Masyarakat?
Pengeluaran secara tahunan (year on year/yoy) memperlihatkan semua komponen mengalami kontraksi.
- Jumlah lapangan kerja menurun
- Penjualan ritel dan terpuruknya industri manufaktur.
Pengamat Ekonomi Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi, seperti diberitakan Kompas.com, 24 Oktober 2020, menjelaskan, secara teoritis, suatu negara dikatakan resesi salah satunya karena pertumbuhan ekonomi dua kuartal berturut-turut berada pada nilai minus.
Indikator lain terjadinya resesi suatu negara adalah pada inflasi dan nilai kurs.
Dampak resesi
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan, resesi ekonomi dapat diartikan sebagai tekanan ekonomi pada sektor keuangan atau riil.
Tanda dari resesi ekonomi, misalnya, munculnya gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang berlanjut dan merata pada banyak sektor.
"Mau perdagangan, transportasi, properti, sampai ke industri akan melakukan efisiensi pekerja untuk tekan biaya operasional," kata Bhima, seperti diberitakan Kompas.com, Rabu (23/9/2020).
Dampak lain yang terjadi adalah menurunnya daya beli masyarakat karena mereka kehilangan pendapatan.
Produksi atas barang dan jasa juga bisa merosot saat resesi. Hal ini dapat berimbas pada menurunnya PDB nasional.
Jika tak diatasi, maka bisa menimbulkan efek domino di kalangan masyarakat karena bisa menyebar ke banyak sektor.
Misalnya, macetnya kredit perbankan hingga inflasi sulit dikendalikan atau berpotensi terjadi deflasi.
Menghadapi resesi
Ada sejumlah hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi resesi.
Menurut peneliti Indef, Nailul Huda, beberapa hal ini bisa dilakukan masyarakat saat menghadapi resesi: