8 Fakta Emmanuel Macron yang Dinilai Hina Islam dan Nabi Muhammad SAW, Mantan Bankir Bergaji Besar
Pada Oktober, Presiden Prancis, Emmanuel Macron mengecam mereka yang mengkritik majalah satir Charlie Hebdo karena menerbitkan karikatur ofensif.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Presiden Prancis Emmanuel Macron dalam pernyataannya dinilai telah 'menghina Islam' dan menyudutkan Nabi Muhammad SAW.
Negara-negara Islam di Timur Tengah pun tidak tinggal diam.
Akibatnya produk makanan-minuman dan jasa dari Prancis kabarnya ditolak di Timur Tengah.
Sebelumnya, Macron dikenal kontroversi termasuk saat menikahi nenek berusia 67 tahun dan telah menjanda.
Lalu siapa sebenarnya Macron ini dan apa kiprahnya selama ini?
Baca juga: Fadli Zon Ajak Boikot Produk Perancis, Macron Contoh Pemimpin Negara Diskriminatif dan Rasis
Berikut berbagai sumber fakta-fakta mengenai Macron, dikutip dari Tribunnews.com, Kamis 29 Oktober 2020:
1. Presiden Termuda
Pemilik nama lengkap Emmanuel Jean-Michel Frédéric Macron ini lahir di Amiens, Prancis, pada 21 Desember 1977 (usia 42 tahun).
Sebelum terjun ke politik, Macron merupakan mantan bankir investor Prancis.
Pada 26 Agustus 2014 ia dilantik sebagai Menteri Ekonomi, Pembaruan Industri dan Urusan Digital dalam pemerintahan Manuel Valls.
Pada Pemilihan umum Presiden Prancis 2017, ia mengalahkan Marine Le Pen dengan meraup 66,06 persen suara jauh mengungguli Marine Le Pen, yang hanya meraup 34 persen suara.
Kemenangannya menjadikan ia sebagai Presiden Prancis termuda dalam sejarah dengan usia 39 tahun.
2. Anak Profesor
Macron adalah putra dari Jean-Michel Macron, Profesor Neurologi di Universitas Picardy, dan Françoise Macron-Noguès, MD.
Macron bekerja sebagai Inspektur Keuangan dalam Kementerian Ekonomi Prancis antara 2004 dan 2008.
Pada 2007, ia menjabat sebagai deputi rapporteur pada Komisi untuk mempengaruhi pertumbuhan Prancis yang dikepalai oleh Jacques Attali.
3. Mantan Bankir Bergaji Besar
Sebelum bekerja sebagai bankir investasi di Rothschild & Cie Banque, Macron bekerja sebagai inspektur keuangan kementerian ekonomi Perancis.
Tahun 2008, ia membayar 50.000 euro atau sekitar Rp 730 miliar untuk bisa keluar dari ikatan dinas dengan pemerintah dan bekerja sebagai bankir.
Dalam kampanyenya, Macron berjanji akan membuat Perancis menjadi negeri yang lebih ramah bisnis dan mengurangi pajak perusahaan.
4. Istrinya 24 tahun Lebih Tua
Macron berkenalan dengan istrinya di saat dia bersia usia 15 tahun.
Saat itu Brigitte Marie-Claude Trogneux adalah guru bahasa Perancis-nya, telah menikah dan memiliki anak.
Setelah bercerai dari suami pertamanya dan beerstatus janda, Trogneux menikahi Macron.
Mereka menikah 2007.
Keduanya tidak memiliki anak bersama, tapi Trogneux (67), memiliki tiga anak dan tujuh cucu.
AFP PHOTO
Brigitte Trogneux (tengah), usianya 24 tahun lebih tua dari suaminya, Presiden Perancis Emmanuel Macron (kanan).
5. Bicara Soal Muslim di Awal Terpilih
Macron seorang yang sangat pluralis dan menghargai perbedaan, termasuk dalam keyakinan.
“Tidak ada agama yang menjadi masalah di Perancis saat ini," ujar Macron saat kampanye Oktober 2016 silam.
"Negara harus netral karena merupakan jantung dari sekularisme. Kita berkewajiban untuk membiarkan semua orang menjalankan agama mereka dengan adil," katanya.
6. Pro-intervensi di Suriah
Menurut Reuters, Macron ingin meningkatkan anggaran pertahanan hingga dua persen, dari angka 1,8 persen produk domestik bruto (PDB).
Ia juga pernah mengatakan, harus ada intervensi internasional di Suriah, jika ada bukti bahwa Bashar al-Assad menggunakan senjata kimia.
7. Politisi pro-Uni Eropa
Marine Le Pen berjanji untuk menarik Perancis dari Uni Eropa seperti Inggris tahun 2016.
Namun, Macron adalah pendukung Uni Eropa. Ia ingin ada beberapa perubahan, supaya Uni Eropa lebih kuat lagi.
“Sejak 2008 kita gagal membangun Eropa. Sejak 2008 hanya ada generasi terlupakan yang melihat segelintir dari rencana kita terwujud. Tugas kita adalah membangun kembali impian Eropa."
8. Kontroversi Macron
Sebelumnya seorang siswa berusia 18 tahun dari Chechnya, memenggal kepala Paty.
Hal ini karena dia memperlihatkan karikatur Nabi Muhammad dalam pelajaran tentang kebebasan berekspresi.
Kartun tersebut telah diterbitkan ulang di seluruh Prancis, sebagai tanggapan atas pembunuhan tersebut, dan bahkan diproyeksikan ke gedung-gedung pemerintah di Montpellier dan Toulouse.
Pada Oktober, Presiden Prancis, Emmanuel Macron mengecam mereka yang mengkritik majalah satir Charlie Hebdo karena menerbitkan karikatur ofensif.
Macron mendukung Charlie Hebdo, dengan menyatakan bahwa islam sedang dalam krisis di seluruh dunia.
Dia juga berjanji untuk memberlakukan undang-undang yang ketat terhadap separatisme Islam, dan berjanji untuk tidak mengizinkan imam dari negara-negara Muslim memasuki Prancis. (Sumber: Tribunnews.com/Wikipedia/Kompas.com)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kontroversi PM Prancis Emmanuel Macron, Nikahi Nenek 67 Tahun hingga Hina Islam dan Nabi