Komite II DPD RI Serap Aspirasi Jemaat GKNI Sekadau Hilir
Rencananya mau dijadikan kebun warga jemaat untuk cadangan makanan di masa paceklik dan masa pandemi Covid 19 seperti saat ini.
Penulis: Chris Hamonangan Pery Pardede | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SEKADAU- Satu diantara anggota Komite II DPD RI, Christiandy Sanjaya menyerap aspirasi jemaat GKNI Sekadau Hilir, Jumat 23 Oktober 2020 secara virtual.
Melalui Pdt. Obernalius terungkap bahwa jemaat Gereja sebagai lembaga memiliki lahan seluas kurang lebih 20 hektar.
Rencananya mau dijadikan kebun warga jemaat untuk cadangan makanan di masa paceklik dan masa pandemi Covid 19 seperti saat ini.
Namun, pihak Gereja mengalami kesulitan untuk mendaftarkan ke BPN karena tanah tersebut cukup luas, sementara kepemilikan tidak boleh seluas itu.
Pekerjaan jemaat umumnya petani, sehingga lahan seluas itu sangat bagus bila diolah secara kelompok.
Selain itu, jemaat GKNI juga merupakan peladang dan saat ini dilarang membakar lahan namun kompensasi seperti sawah tidak disediakan.
"Akibat tidak bisa meladang, terpaksa mereka melakukan penambangan emas rakyat," kata Pdt Obernalius.
Baca juga: Christiandy Sanjaya Salurkan Bantuan Lampu Solar Cell untuk Warga di Nanga Siyai Melawi
Sementara itu, Bujang Darus anggota jemaat yang hadir dalam virtual meeting mengungkapkan jika pendapatan semakin kecil karena harga karet perkilogram tidak sebanding dengan harga beras perkilogram.
Selain itu, dikatakannya juga untuk saat ini sulit mendapatkan pupuk, kelompok tani pun tidak semua anggota dapat pupuk. Mereka yang memiliki kebun sawit pribadi demikian halnya.
Dikesempatan yang sama, Kim Liong mengutarakan hasil karet seharinya hanya mendapat Rp 20 ribu sehari.
"Kami bukan pemilik kebun karet, tapi hanya sebagai pekerja di kebun karet orang. Tentu saja penghasilan seperti ini tidak mencukupi kebutuhan konsumsi satu keluarga dengan 3 sampai 4 jiwa," ujarnya.
Christiandy merespon positif aspirasi masyarakat tersebut dan menyarankan beberapa hal diantaranya ialah agar usaha kelompok perlu mendapatkan perlindungan bahkan bantuan modal kecil melalui UMKM atau kredit pertanian di Dinas Pertanian.
Oleh sebab itu lahan kelompok 20 Hektar mestinya diakomodir bahkan dibantu oleh pemerintah setempat.
"Coba menemui pihak-pihak terkait dengan usaha tani perkebunan baik Dinas Pertanian atau Dinas Koperasi dan UMKM, saha bersama di perkebunan yang dilakukan secara kelompok mestinya bisa memiliki posisi tawar yang lebih baik," kata Christiandy.
Demikian halnya soal kesulitan pupuk agar melakukan pendekatan dengan Dinas pertanian sebelum musim tanam.
Mantan Wagub Kalbar dua periode ini pun mengungkapkan jika usaha perkebunan selain karet dapat meningkatkan pendapatan jemaat bila dilakukan secara baik.
Di akhir dialog dan sesuai aspirasi dari masyarakat, Christiandy pun membagikan sembako untuk 30 KK warga yang sangat membutuhkan. Penyerahan tersebut dilakukan olej Pdt. Obernalius mewakili Christiandy Sanjaya. (*)