Ekspor Terhambat Akibat Pandemi Covid-19, Pendapatan Pengusaha di Singkawang Turun
Ruli Ansyah mengaku kehilangan omzet lebih dari 50 persen untuk usaha produksi kripiknya tersebut
Penulis: Rizki Kurnia | Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINGKAWANG - Pandemi Covid-19 menyebabkan sejumlah negara menutup akses masuk ke negaranya baik orang maupun barang, dampak dari kebijakan tersebut menyebabkan proses ekspor mengalami hambatan.
Terhambatnya proses ekspor dirasakan langsung oleh salah seorang pengusaha asal Kota Singkawang, Ruli Ansyah.
Ruli Ansyah merupakan seorang pengusaha olahan kripik yang sudah merintis usahanya sejak 10 tahun lalu, serta sudah menjangkau negara tetangga dalam pemasarannya.
Namun, sejak pandemi Covid-19 menyerang, dirinya terpaksa menghentikan kegiatan ekspor lantaran tidak dapat akses untuk melakukan penjualan ke negara tetangga Malaysia akibat pemasaran di Negara tersebut yang ditutup.
• PT Finannantara Intiga Gelar Pelatihan Finishing dan Produk Anyam Menuju Pasar Ekspor
"Kendala ada, karena nggak dapat jualan di Serikin Malaysia, sekarang kan mengandalkan lokal," jelas Ruli kepada wartawan Tribunpontianak, Selasa (29/9/2020).
Akibatnya, Ruli Ansyah mengaku kehilangan omzet lebih dari 50 persen untuk usaha produksi kripiknya tersebut, dimana sebelum pandemi, total pendapatan sebelum dikurangi biaya produksi dan lain-lain, mencapai 30 hingga 40 juta per bulan. Dimasa pandemi kini, ia hanya meraup total pendapatan tak lebih dari 20 juta per bulannya.
Hingga kini, kripik hasil olahan ubi, pisang, keladi, sukun produk asli miliknya tersebut dijual di pasaran lokal sebagai upaya untuk tetap dapat melanjutkan usahanya meskipun harus tidak banyak meraup keuntungan.
Ia berharap bantuan dari Pemerintah untuk para pelaku usaha yang menjajakan produksinya keluar negeri agar mendapatkan jalan keluar, pasalnya akibat dari tutupnya pemasaran diluar negeri, mengakibatkan sejumlah pelaku usaha tidak dapat meng-ekspor hasil produksinya.
"Sangat berharap, bukan cuma saya, bahkan ada berberapa kawan yang nggak ada pendapatan sama sekali karena berharap sama Negara tetangga. Sedangkan usaha untuk lokal nggak ada," harapnya..
"Semoga Covid-19 cepat berakhir, hadi cepat masuk ke Negara tetangga lagi cepat beraktivitas lagi," tambahnya.
Kendati demikian, ia menerangkan pada saat ini dirinya sudah mencoba untuk kembali mengirimkan hasil produksinya Negara tetangga Malaysia. Pada pengiriman perdana ini dia mengatakan sebanyak 54 dus.
"Nampaknya bulan depan mungkin sudah bisa ekspor lagi, tergantung dari Pemerintah Malaysia lagi," jelasnya.