VIDEO Ritual Bakar Replika Kapal Wangkang di Kubu Raya Kalbar
Sementara untuk ritual sembahyang kubur dilaksanakan 2 kali dalam setahun yakni di bulan tiga dan bulan tujuh kalender Imlek.
Penulis: Muzammilul Abrori | Editor: Zulkifli
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KUBU RAYA - Masyarakat Tionghoa, penganut Konghucu di Kalimantan Barat khususnya di kota Pontianak dan kabupaten Kubu Raya melaksanakan tradisi tahunannya yakni, sembahyang kubur atau ziarah makam, yang puncaknya diakhiri dengan ritual bakar replika kapal Wangkang, pada Rabu (2/9/2020).
Berpusat di komplek pemakaman Yayasan Bhakti Suci di Jalan Adisucipto, Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, pada ritual bakar replika kapal Wangkang kali inipun terlihat berbeda pada tahun-tahun sebelumnya.
Terkait situasi pandemi Covid-19 yang belum usai, membuat pelaksanaan ritual bakar replika kapal Wangkang kali ini hanya dikhususkan bagi Yayasan Bhakti Suci saja.
Ketua Panitia pelaksana Ahok Angking menjelaskan, ritual bakar replika kapal ini bermakna untuk mengantarkan para arwah untuk menuju akhirat atau Nirvana.
• FOTO : Ritual Bakar Kapal Wangkang di Pemakaman Tionghoa Yayasan Bhakti Suci
Dirinya juga menceritakan, bahwa tradisi sembahyang kubur sendiri yang dilaksanakan sekali dalam setahun, setiap bulan 7 tanggal 15 penanggalan Imlek pada masa sembahyang kubur.
Sementara untuk ritual sembahyang kubur dilaksanakan 2 kali dalam setahun yakni di bulan tiga dan bulan tujuh kalender Imlek.
Dan khusus untuk bulan tujuh ini, diakhiri dengan tradisi membakar replika kapal Wangkang.
Selain itu juga, karena pelaksanaan kali ini dibatasi, membuat tradisi sembahyang rebut yang merupakan bagian dari penutupan sembahyang kubur harus juga ditiadakan.
Ahok menyampaikan, Sembahyang Rebut sendiri yang merupakan kepercayaan Konghucu memiliki makna bahwa pada jaman dahulu kala, dalam perjalanan dari Cina menuju Indonesia menggunakan kapal di butuhkan bekal yang banyak.
Sehingga di maknai, berbagai makanan yang ada dalam ritual ini merupakan bekal bagi parah arwah dalam menuju ke akhirat.
"Kemudian pelaksanaan Sembahyang rebut jadi memang ditiadakan juga, berhubungan dengan situasi pandemi Covid-19 ini.
Jadi kita harus jaga jarak dan menghindari terjadinya kerumuman," sampainya.
• VIDEO: Peringati Hari Bakcang, Warga Tionghoa Mandi Tolak Bala di Sungai Kapuas
Lebih lanjut Kabag Ops Polres Kubu Raya AKP Indra Asrianto memastikan, dalam pelaksanaan ritual bakar replika kapal Wangkang berlangsung dengan mengikuti protokol kesehatan Covid-19 yang telah ditetapkan.
"Untuk protokol kesehatan tetap dipedomani, walau bagaimanapun kami juga menyadari kaitannya dengan adat istiadat budaya yang ada harus tetap dilaksanakan,"
"Namun, karena situasi tahun ini berbeda sehingga mau tidak mau, suka tidak suka panitia juga harus mengikuti aturan yang saat ini sedang berlangsung," ungkap AKP Indra.
Demi menjaga protokol kesehatan, kata AKP Indra juga telah mengerahkan beberapa personel gabungan dari Polres Kubu Raya dan Polsek Sungai Raya.