Tanggulangi Karhutla, Kodam XII Tanjungpura Siapkan Nusantara Foam 44 dan BIOS 44
Apel Gelar Guna menanggulangi dan mengantisipasi Karhutla ini dipimpin Pangdam XII/Tpr, Mayjen TNI Muhammad Nur Rahmad.
Penulis: Ferryanto | Editor: Jamadin
TRIBUN PONTIANAK.CO.ID, KUBU RAYA - Kodam XII/Tanjungpura melaksanakan Apel Gelar Kesiapan dan Simulasi Antisipasi Karhutla TA. 2020 di Desa Sungai Deras, Kecamatan Teluk Pakedai, Kabupaten Kubu Raya, Selasa (1/9/2020).
Apel Gelar Guna menanggulangi dan mengantisipasi Karhutla ini dipimpin Pangdam XII/Tpr, Mayjen TNI Muhammad Nur Rahmad.
Selain mengecekan personel dan alat perlengkapan penanggulangan Karhutla, dalam kesempatan tersebut juga disimulasikan cara memadamkan api dengan menggunakan Nusantara Foam 44 dan pengolahan lahan gambut menggunakan Bios 44.
• Cegah Karhutla, Begini Upaya Bhabinkamtibmas Polsek Kuala Behe Landak
Pangdam XII/Tpr, Mayjen TNI Muhammad Nur Rahmad menjelaskan simulasi tersebut dilakukan sebagai wujud komitmen Kodam XII/Tpr dalam hal menjaga kelestarian lingkungan.
"Berkaitan dengan Karhutla Kodam XII/Tpr bekerja sama dengan Kodam II/Sriwijaya bahwa Korem 044/Gapo telah menemukan formula yaitu Nusantara Foam 44 dan Bios 44," jelas Muhammad Nur Rahmad
Pangdam XII/Tpr mengungkapkan, formula ini memiliki manfaat yang sangat baik mengatasi berbagai kendala pemadaman Karhutla di lapangan.
Berdasarkan hasil evaluasi, terdapat titik - titik tertentu yang jauh dari sumber air pada saat terjadi Karhutla.
Dengan menggunakan formula Nusantara Foam 44, Pangdam menyatakan dapat menjadi satu sarana untuk memadamkan api, sehingga dari aspek efisiensi bisa diperoleh.
"Begitu juga dengan bios 44 ini juga sangat berguna untuk digunakan sebagai dekomposer untuk lahan gambut," ungkap Mayjen TNI Muhammad Nur Rahmad.
Pangdam juga menyampaikan, dengan formula ini diharapkan masyarakat tidak lagi membakar lahan saat membuka lahannya.
"Kita sudah ada metode. Kodam sudah membuat demplot - demplot di tiap - tiap Kodim sehingga masyarakat bisa mencontoh cara membuka lahan tanpa membakar. Ini yang perlu kita sosialisasikan," kata Muhammad Nur Rahmad.
Namun demikian pada kondisi saat ini kata Pangdam, untuk masyarakat yang akan membuka lahan dan terpaksa harus membakar ladang agar lapor kepada aparat.
"Sehingga kita bisa bersama - sama menjaga apinya. Jangan sampai membakar lalu ditinggal, ini yang berbahaya karena apabila merembet akan berdampak kepada lingkungan,"tutupnya.