KHAZANAH ISLAM
KHUTBAH Jumat dan Bacaan Niat Sholat Jumat 2 Muharram 1442 H dan Amalan Sunnah di Hari Jumat
Bulan haram menjadi bulan yang dimuliakan dalam Islam. Keempat bulan Haram itu adalah Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Umat Islam memasuki Tahun Baru Islam 1442 Hijriah. Selain karena keutamaannya, bagi umat Islam, Bulan Muharram menjadi satu di antara bulan istimewa.
Melihat bagaimana kedudukannya, kita perlu memperhatikan larangan di bulan Muharram yang ditetapkan Allah SWT.
Bulan haram menjadi bulan yang dimuliakan dalam Islam.
Keempat bulan Haram itu adalah Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab.
Sehari dari perarayaan 1 Muharram 1442 Hijriah akan dilangsungkan salat Jumat sehingga tema 'Refleksi Tahun Baru Islam 1442 Hijriah' bisa disampaikan kepada jamaah salat Jumat.
• DOA Tahun Baru 1 Muharram 1442 Hijriah dan Amalan Sunnah yang Dianjurkan di Bulan Muharram
Berikut naskah khutbah Jumat singkat dengan tema 'Refleksi Tahun Baru Islam 1442 Hijriah:
Khutbah I
اَلْحَمْد للهِ الَّذِيْ خَلَقَ الإِنْسَانَ مِنْ طِيْنٍ وَجَعَلَ نَسْلَهُ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ مَّاءٍ مَهِيْنٍ وَأَخْرَجَ الْمُؤْمِنِيْنَ الْمُتَوَاصِيْنَ بِالحَقِّ وَالصَّبْرِ مِنْ زُمْرَةِ الْخَاسِرِيْنَ بِاسْتِثْنَائِهِ إِيَّاهُمْ بَعْدَ أَنْعَمَّ بِالْخُسْرَانِ أَنْوَاعَ اْلإِنْسَانِ الَّذِيْ هُوَ سَائِرُ اْلأَدَمِيِّيْنَ وَأَمَرَ عِبَادَهُ الَّذِيْنَ أَمَنُوا بِالتَّعَاوُنِ عَلَى اْلبِرِّ وَالتَّقْوَى وَأَخْبَرَهُم أَنَّ أَكْرَمَهُمْ عِنْدَهُ أَتْقَاهُمْ وَأَنَّهُ وَلِيُّ المُتَّقِيْنَ. وَأَشْهَدُ أَنْ لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ المَلِكُ الحَقُّ اْلمُبِيْنُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الصَّادِقُ اْلوَعْدِ الأَمِيْنُ. اللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى الأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى أَلِ كُلٍّ وَصَحْبِ كُلٍّ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
أَمَّا بَعْدُ، فَيَامَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ. اِتَّقُوا اللهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى : بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ، يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Maasyiral muslimin rahimakumullah, Bulan Dzulhijjah adalah bulan terakhir dalam sistem penanggalan Hijriah atau bulan kedua belas. Kita telah memasuki bulan baru dan tahun baru Hijriah, yakni bulan Muharram 1442 H.
Oleh karenanya tidak ada salahnya kita terus melakukan muhasabah, yakni menghitung kedirian kita atau introspeksi atas apa yang kita lakukan selama satu tahun, sehingga dapat menjadi pijakan kita dalam melangkah di tahun-tahun berikutnya.
Dalam rangka hal tersebut, kiranya pantas kita mengingat kembali pesan Sayyidina Ali karramallahu wajhah, sebagaimana termaktub dalam kitab Nashaihul Ibad karya Ibnu Hajar al-Asqalani:
كُنْ عِنْدَ اللهِ خَيْرَ النَّاسِ وَكُنْ عِنْدَ النَّفْسِ شَرَّ النَّاسِ وَكُنْ عِنْدَ النَّاسِ رَجُلاً مِنَ النَّاسِ
“Jadilah manusia yang paling baik di sisi Allah, dan jadilah manusia yang paling jelek dalam pandangan dirimu, serta jadilah manusia biasa di hadapan orang lain.”
Jamaah Jumat rahimakumullah, Pesan ini memberikan arahan yang sangat luar biasa bagi umat Islam dalam mengarungi kehidupan dunia, demi memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Pertama, kita diharapkan terus meningkatkan ketakwaan dan amal kebaikan di hadapan Allah subhanahu wata‘ala. Menjalankan perintah-Nya dan sedapat mungkin menjauhi apa yang menjadi pantangan atau larangan dalam kehidupan sesuai dengan tuntunan agama. Sehingga kita bisa menjadi manusia yang baik di sisi-Nya.
Kedua, kita harus merasa kurang atas amal kebaikan yang kita lakukan dengan terus merasa diri kita jelek. Hal ini bukan berarti merendahkan diri, namun untuk menjauhkan kita dari sikap ujub (sombong), riya (pamer), dan sum’ah (mengharap pujian orang lain).
Ketiga, kita harus menundukkan diri di hadapan orang lain dengan tidak merasa lebih baik. Mungkin banyak di antara kita ketika melihat orang lain, merasa dirinya lebih baik atau lebih mulia.
Maasyiral muslimin rakhimakumullah, Lantas bagaimana kita mampu mendorong diri kita untuk terus berbuat kebaikan tersebut? Syekh Abdul Qadir al-Jailani memiliki tips sederhana yang dapat kita lakukan dalam keseharian kita. Pertama, jika kita melihat orang lain hendaknya kita memandangnya bahwa dia memiliki kelebihan daripada diri kita sendiri, mungkin dia lebih bertakwa, lebih banyak amal kebajikannya, lebih tinggi derajatnya di hadapan Allah subhanahu wata‘ala.
Kedua, jika kita melihat anak kecil atau lebih muda, jangan kita merasa lebih baik darinya. Katakanlah, “Mungkin dia dosanya lebih sedikit daripada diriku, karena umurnya lebih sedikit dariku.” Sebaliknya jika kita melihat orang lebih tua, hendaknya kita melihat bahwa dia telah berbuat kebaikan lebih banyak dari diri kita.
Ketiga, jika kita melihat orang alim, orang yang memiliki ilmu, hendaknya kita menilainya dia memiliki cara yang baik dan benar mengamalkan pengetahuannya dan telah berbuat kebaikan dengan ilmunya tersebut.
Sebaliknya jika kita melihat orang bodoh, hendaknya kita katakan, “Mungkin dia berbuat dosa atau salah akibat ketidaktahuannya, sementara kita lebih berdosa karena berbuat salah pengetahuan pengetahuan yang kita miliki.”
Orang bodoh berbuat salah bisa jadi karena ketidaktahuannya, sementara orang alim (memiliki pengetahuan) berbuat dosa bukan karena tidak tahu. Ilustrasi sederhana yang mungkin dapat kita pakai, siapakah yang bisa berbuat korupsi? Tentu ia yang memiliki akses, pengetahuan bagaimana mengambil dan memanfaatkan uang tersebut untuk dirinya atau golongannya. Bukan orang yang tidak memiliki pengetahuan bagaimana menyelewengkan uang negara.
Hadirin jamaah Jumat yang dimuliakan Allah Instrospeksi diri bukan hanya dilakukan sekali, namun harus menjadi bagian yang tertanam dalam kehidupan kita sehari-hari.
Muhasabah adalah cara mengendalikan hidup kita, yang akan memiliki efek luar biasa pada diri kita, keluarga, dan lebih luas lagi pada masyarakat.
Keteledoran kita untuk melakukan introspeksi bukan hanya dapat mengakibatkan kerusakan pada kehidupan kita, tetapi juga kehidupan yang lebih luas yakni keluarga dan masyarakat. Rasulullah SAW bersabda:
(اَلْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللهِ (رواه أحمد
“Orang yang cerdas (sukses) adalah orang yang menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri, serta beramal untuk kehidupan sesudah kematiannya. Sedangkan orang yang lemah adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah” (HR Ahmad).
Hadirin Jamaah Jumat rahimakumullah, Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang mampu terus introspeksi dan berbenah diri. Sehingga kita mampu menjadi penyokong tumbuhnya keluarga dan masyarakat yang baik menuju baldatunn thayyibatunn warabbun ghafuur.
باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ والذِّكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
• BACAAN Niat Puasa Tasua dan Asyura, Doa Buka Puasa dan Keutamaannya
Bacaan Niat Sholat Jumat 2 Muharram 1442 H dan Amalan Sunnah di Hari Jumat
Sholat Jumat di hari pertama pada tahun baru Islam 1442 Hijriyah akan digelar 21 Agustus 2020 bertepatan dengan 2 Muharram.
Hukum melaksanakan Sholat Jumat adalah wajib bagi setiap muslim.
Berikut ini adalah bacaan niat Sholat Jumat:
اُصَلِّيْ فَرْضَ الجُمْعَةِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ اْلقِبْلَةِ اَدَاءً مَاْمُوْمًا لِلَّهِ تَعَالَى
Ushollii fardlol jum'ati rak'ataini mustaqbilal qiblati adaa-an ma-muuman lillaahi ta'aala.
Artinya :
Aku niat melakukan shalat jum'at 2 rakaat, sambil menghadap qiblat, saat ini, menjadi makmum, karena Allah ta'ala.
• Niat Sholat Jumat Lengkap Arab, Latin dan Indonesia serta Tata Cara dan Keutamaan Shalat Jumat
Amalan Sunnah di Hari Jumat
Bagi umat Islam, hari Jumat adalah hari yang istimewa karena memiliki nilai sejarah yang sangat berarti bagi Islam.
Rasulullah SAW dalam hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah menyampaikan:
"Hari terbaik dimana pada hari itu matahari terbit adalah hari Jumat. Pada hari itu Adam diciptakan, dimasukkan surga serta dikeluarkan darinya. Dan kiamat tidak akan terjadi kecuali pada hari Jumat"
Di hari Jumat juga merupakan waktu yang mustajab untuk berdoa, beberapa hadist mengatakan jika ada dua waktu yang mustajab untuk memanjatkan doa di hari Jumat.
Hari Jumat disebut sebagai sayyidul ayyam (penghulunya hari) yang artinya hari yang memiliki nilai istimewa di antara hari-hari lain dalam sepekan.
Amalan yang sangat dianjurkan pada hari Jumat adalah memperbanyak doa meski berdoa tentu bisa dilakukan kapanpun dan dimanapun.
Namun, berdoa di waktu yang tepat dapat menjadi tentunya akan menjadi amalam yang luar biasa, bahkan disebutkan dapat mendatangkan keridoan dari Allah SWT, sehingga kesempatan terkabulnya doa akan lebih tinggi.
Berikut 7 amalan yang sebaiknya dilakukan di hari Jumat:
1. Membaca Surat Al-Kahfi
Bagi umat Muslim yang membaca surat Al-Kahfi pada hari Jumat, maka ia akan disinari cahaya di antara dua Jumat.
Rasulullah SAW bersabda : "Barang siapa membaca surat al-Kahfi pada hari Jumat, maka Allah memberinya sinar cahaya di antara dua Jumat,".
2. Perbanyak Dzikir dan Sholawat
Nabi menganjurkan untuk memperbanyak membaca shalawat dan memperbanyak dzikir pada hari Jumat.
Dzikir dan Sholawat juga bisa membantu dalam kesulitan di dunia maupun akhirat.
3. Memperbanyak Berdoa
Bagi umat muslim, tentu di hari lain pun juga dianjurkan untuk berdoa.
Hanya saja di hari Jumat Rasulullah SAW menyebutkan keutamaannya.
Hal ini di karenakan ada dua waktu mustajab untuk berdoa di hari Jumat.
Meski tidak di sebutkan kapan waktu secara pastinya, maka umat Islam disunahkan untuk memperbanyak memanjatkan doa di hari tersebut.
4. Membersihkan Diri
"Barang siapa yang mandi pada hari Jum'at, bersuci sesuai kemampuan, merapikan rambutnya, mengoleskan parfum, lalu berangkat ke masjid, dan masuk masjid tanpa melangkahi di antara dua orang untuk dilewatinya, kemudian salat sesuai tuntunan dan diam tatkala imam berkhutbah, niscaya diampuni dosa-dosanya di antara dua Jum'at". (HR. Bukhari).
Sesuai sunnah Rasul, kita wajib membersihkan diri dengan mandi, memotong rambut, membersihkan kuku, dan memakai minyak wangi bagi kaum laki-laki.
5. Bersedekah
Barangsiapa yang bersedekah pada hari Jumat maka pahalanya akan dilipatgandakan.
Sedekah bisa berupa apa saja, seperti makanan, uang, pakaian dan lainnya.
6. Bersiwak, Memotong Kuku, dan Mencukur Kumis
Sebagaimana riwayat hadist dari Anas radhiyallahu 'anhu: "(Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) memberikan tempo kepada Kami untuk memotong kumis, memotong kuku, mencabut bulu ketiak dan menggunting bulu kemaluan supaya tidak dibiarkan begitu saja lebih dari 40 malam." (H.R Abu Dawud dan Ahmad)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pun selalu bersiwak, memotong kuku, dan mencukur kumis setiap hari Jumat sebelum berangkat ke masjid untuk salat Jumat berjamaah.
"Adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memotong kuku dan mencukur kumis pada hari Jumat sebelum Beliau pergi salat jumat." (H.R Al-Baihaqi dan At-Thabrani)
Selain itu, sebaiknya berwudhu-lah terlebih dahulu sebelum berangkat salat Jumat ke masjid karena ini juga merupakan amalan sunnah pada hari Jumat.
7. Melaksanakan Salat Sunnah Setelah Salat Jumat
Bagi laki-laki Muslim yang menunaikan salat Jumat, dianjurkan baginya untuk melaksanakan salat sunnah setelah salat Jumat.
Ibadah sunnah anjuran Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tersebut diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu dalam sebuah hadist:
"Jika salah seorang di antara kalian Salat Jumat, maka lakukanlah salat setelahnya empat rakaat." (H.R. Muslim). (*)
Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul 7 Amalan Penting yang Dianjurkan di Hari Jumat dan Klik Di sini