Citizen Reporter
Uskup Agus: Setia Kepada Tuhan itu Indah, Walau Kadang Dijalani dengan Susah Payah
Kehadiran Bruder MTB di Tanah Borneo sungguh dapat dirasakan, terutama untuk pembinaan kaum muda serta pendidikan.
Citizen Reporter
Komsos Keuskupan Agung Pontianak, Samuel
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Setia kepada Tuhan itu indah, walau kadang dijalani dengan susah payah.
Sepenggal kalimat yang Mgr.Agustinus Agus ungkapkan dalam pembukaan perayaan ekaristi sekaligus syukur atas Hidup Membiara dan Kaul Kekal kongregasi Bruder MTB, Keuskupan Agung Pontianak, dan tepat hari yang sama juga dirayakan oleh saudara Bruder MTB di Yogyakarta pada Sabtu Sore 18.00 WIB, (15 Agustus 2020).
Pertama-tama Proficiat untuk Perayaan Syukuran 25 tahun Hidup Membiara Br. Rafael Donatus, MTB dan Br. Gerardus Weruin, MTB dan sekaligus perayaan misa Kaul Kekal untuk saudara baru yaitu Br.Mikhael Ulanaga, MTB untuk Kongregasi Bruder Maria Tak Bernoda atau dalam bahasa Belanda disebut "Congregatie Broederes Van Huijbergen."
Perayaan Misa Syukur Hidup Membiara dan Kaul Kekal ini dilaksanakan di Gereja Paroki Santa Sesilia Pontianak,Jl. Sungai Raya Dalam No.4A, Bangka Belitung Darat, Kec. Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Sabtu pagi, 15 Agustus 2020, tepat pukul 09.30 WIB.
Perayaan Ekaristi dipimpin langsung oleh Mgr.Agustinus Agus, Uskup Agung Pontianak sebagai selebran utama dan didampingi oleh 14 imam Keuskupan Agung Pontianak, diikuti oleh 31 Bruder Mari Tak Bernoda, dan puluhan tamu undangan dari biarawan-biarawati dan umat yang ikut dalam perayaan syukur hidup membiara dan kaul kekal.
Acara dimulai, dengan perarakan dari depan rumah pastoran menuju ke depan Gereja Paroki, kemudian diawali dengam misdinar, para Bruder yang berpesta, Para imam dan Uskup Agung Pontianak.
Sabtu pagi 15 Agustus 2020 di Paroki Santa Sesilia itu merupakan peristiwa sejarah dalam Kongregasi Bruder MTB. Karena pada momen ini dilaksanakannya empat momen sekaligus yaitu, Kaul Pertama, Kaul Kekal, Pembaharuan Kaul, dan pesta Perak (25 tahun) untuk dua Bruder.
Untuk kaul pertama yaitu Br. Athanasius, MTB untuk pembaharuan Kaul ada Br. Angelo, MTB, Br. Andreas, MTB, Br. Anselmus, MTB dan Br. Maksimus, MTB.
Perayaan ekaristi tentunya mengikuti Protokol kesehatan yang berhubungan dengan Pandemi Covid19, maka acara lebih disederhanakan.
Para bruder MTB mengenakan jubah warna kelabu.
Dimana kain ini ditenun dari benang putih dan benang hitam. Putih melambangkan niat yang suci, sedangkan hitam melambangkan dosa dan kesalahan. Hitam dan putih, silih berganti muncul di permukaan.
Karena seorang bruder pun melakukan kesalahan dan dosa namun tetap bersedia untuk bertobat dan menyerahkan diri kepada kehendak Allah.
Maka dengan adanya kain ini, menunjukkan dan memperlihatkan identitasnya sebagai seorang yang sadar kan kelemahannya namun tetap bertekad untuk mengutamakan yang baik dan yang suci.
Karena arti ini sejumlah pengikut Santo Fansiskus dari Assisi sejak abad 13 mengenakan jubah warna kelabu.
Mengutip Mazmur 65:5, "Berbahagialah orang yang Engkau pilih dan yang Engkau suruh mendekat untuk diam di pelantaran-Mu" sejalan dengan itu, dalam pengantar misa tersebut, Uskup Agung Pontianak, Mgr.Agustinus Agus mengatakan bahwa setia kepada Tuhan itu indah, walau terkadang dijalani dengan susah payah.
Kesetiaan kepada Allah menuntut kerelaan mengarahkan diri terus menerus kepada Yang tak terhingga dan tak terjangkau.
"Namun setia kepada Allah berarti setia kepada kerinduan terdalam dalam hati manusia dan setia kepada maksud tujuan dunia alam di sekitar kita," kata Mgr.Agus sembari membuka perayaan ekaristi.
Usai bacaan Injil, Pemimpin Kongregasi memanggil nama para Saudara yang pembaharuan kaul, dan masing-masing dari bruder untuk Profesi Pertama dan Pembaharuan Kaul menjawab kemudian maju berlutut di depan Altar.
Dalam homilinya Uskup Agus, mengatakan bahwa sesuai dengan perayaan Bunda Maria, 15 Agustus adalah Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat Ke Surga.
Ia mengatakan bahwa Bunda Maria adalah sosok contoh yang mewakili semua aspek kemanusiaan.
Bunda Maria adalah teladan yang pantas menjadi panutan oleh orang Katolik.
Sebab Bunda Maria adalah sosok yang paling dekat dengan Tuhan Yesus.
"Maria mewakili semua aspek kemanusiaan, ia sederhana, tinggal di desa yang kecil, ia harus mengandung dari Roh Kudus. Yang dimana saat itu jika seorang wanita mengandung diluar nikah akan dicap jahat dan tidak baik. Tapi, karena perintah dari Tuhan sendiri dengan rendah hati Maria mengatakan, 'Terjadilah pada ku, menurut kehendak Mu," kata Mgr.Agus Sabtu Pagi (15/08/2020).
Selaras dengan itu, uskup Agus juga mengatakan bahwa Bunda Maria merupakan salah satu contoh yang mulia karena Bunda Maria serupa dengan sifat Tuhan.
"Maria adalah wanita paling mengerti dan memahami, beberapa peristiwa mukjizat yang dilakukan Yesus atas permintaan Bunda Maria. Peristiwa pernikahan di Kana, dan Bunda Maria juga sosok yang setia, sebab Ia tidak lari dari derita yang dialami Yesus saat peristiwa sedih," imbuhnya.
Sejalan dengan itu, Mgr. Agus juga mengatakan bahwa ada berkat yan serupa yang dilakukan kongregasi Bruder MTB.
Berkat itu terasa jelas di Kalimantan dalam pembinaan kaum muda dalam hal pendidikan dan aksi nyata untuk banyak orang.
"Saya kira, spritual yang Kongregasi Bruder MTB miliki ini selaras dengan sifat Bunda Maria," katanya.
Uskup Agus juga mengaku, jika Ia mau mengambil keputusan.
Ia selalu membawa doa tiga kali Salam Maria dan itulah yang membuatnya semakin teguh dalam keadaan apapun, karena ia ajak Maria dalam kehidupannya.
Uskup Agus berharap, para Bruder MTB juga meneladani secara penuh dan kembali datang Mohon doa Bunda Maria dala tugas dan pelayanan.
Usai Homili, selanjutnya dalam momen ekaristi itu, Mgr. Agus memberkati Tali, Salib dan Kalung Tau.
Bagi bruder MTB, tali pengikat pinggang ini merupakan tanda kekuatan dan kesiapan seorang pekerja dan melambangkan keterikatan.
Tali bersimpul tiga menandakan bahwa orang ini mengikatkan dirinya kepada Allah dengan tiga kaul yang menjadi sumber kekuatannya.
Selanjutnya, salib yang diberkati itu melambangkan penderitaan menuju kebangkitan dan kemuliaan.
Salib itu adalah bukti Yesus menang atas maut dan dosa karena bersedia disalibkan.
Dengan menerima salib ini, para Bruder menyatakan kesediaan mereka rela berkorban dan menanggung penderitaan demi karya keselamatan.
Sedangkan untuk kalung Tau yang berbentuk T telah berabad-abad dipakai sebagai tanda salib, sebagai tanda keselamatan (bdk. Yeh 9:4), sebagai tanda bahwa pemakainya sungguh ingin bertobat, juga Santo Fransiskus dari Assisi memakai salib Tau ini dan sebab itu masih banyak pengikutnya memakai tanda yang sama.
Kemudian dilanjutkan dengan pemberkatan lilin yang sebagai tanda bahwa Bruder MTB mau dan siap mengambil semangat Yesus.
Usai pemberkatan, dilanjutkan dengan penyerahan tali, salib dan kalung tau pada saudara baru yang berkaul kekal, dan penandatanganan Akta Profesi kemudian dilanjutkan penyerahan lilin sembari diikuti dengan lagu Maria.
Dalam sambutan Br. Mikhael Ulanaga, MTB ia mohon doa dan dukungan untuknya, agar ia mampu menjalani panggilan hidup selibatnya dan harapannya dapat menjadi pengikut Yesus yang setia seuturut teladan Santo Fransiskus Assisi.
Dalam kesempatan yang sama pula, sebagai wali dari Bruder MTB yang berpesta, Ibu Yustina Oyop mendukung dalam doa dan harapannya bruder MTB semakin banyak serta menjadi berkat bagi masyarakat.
Sebagai Pimpinan Umum Bruder MTB se-Indonesia, Br. Rafael Donatus, MTB berharap dengan adanya pesta ini, bahwa Iman dan harapan Bruder semakin kuat akan Tuhan.
"Kami menyadari bahwa Tuhan itu baik, bukan hanya hari ini tapi untuk selama-lamanya," imbuhnya.
Selaras dengan itu sebelum berkat penutup, Uskup Agus Juga mengatakan bahwa kehadiran Bruder MTB di Tanah Borneo sungguh dapat dirasakan, terutama untuk pembinaan kaum muda serta pendidikan.
"Semoga Bruder MTB semakin diberkati dan bertambah jumlahnya dalam melayani semua kalangan masyarakat dalam semangat, serta amal spritual yang menjadi dasar hidup mereka," pungkasnya, Sabtu Pagi (15/08/2020). (*)