Virus Corona Masuk Kalbar

Breaking News - Sutarmidji Larang Penerbangan Maskapai dari Surabaya, 2 Penumpang Reaktif Rapid Test

Sutarmidji menerangkan sanksi diberikan bermula Pemprov Kalbar pada Sabtu (1/8/2020) kemarin melakukan rapid test secara acak penumpang dari Surabaya.

Penulis: Syahroni | Editor: Syahroni
TRIBUN PONTIANAK/ TRIBUN PONTIANAK/ANESH VIDUKA
Gubernur Kalimanta Barat, Sutarmidji menyampaikan kata sambutan dan arahannya dalam rapat kerja percepatan penyaluran dan pemanfaatan dana desa dalam menopang ketahanan pangan sosial ekonomi masyarakat, di pendopo gubernur Kalimantan Barat, Pontianak, Selasa (25/2/2020). 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji memberikan sanksi tegas pada maskapai yang dianggap melanggar aturan.

Sutarmidji menerangkan sanksi diberikan bermula Pemprov Kalbar pada Sabtu (1/8/2020) kemarin melakukan rapid test secara acak terhadap penumpang dari Surabaya.

Ternyata ada dua orang yang hasil rapid testnya reaktif, Midji menilai hal ini menunjukan maskapai yang bersangkutan tidak mematuhi aturan dan ini sangat membahayakan Kalbar.

"Untuk itu sebagai sanksi nya maskapai tersebut tidak boleh terbang dari Surabaya ke Pontianak selama 1 minggu dan jika setelah 1 minggu mereka masih di dapati ada penumpangnya reaktif saya akan larang untuk 3 bulan," katanya.

Ia menuturkan kebijakan ini berlaku untuk semua maskapai.

"Maskapai jangan jadi media untuk memindahkan mereka yang terpapar virus dari daerah endemik ke daerah Kalbar. Maskapai jangan mengira kita tidak kontrol, saya akan perketat orang yang masuk Kalbar," pungkasnya.

Tiga guru SMA positif Covid-19

Gubernur Kalbar Sutarmidji menyampaikan Senin tanggal 3 Agustus belum bisa masuk sekolah untuk SMA/SMK sederajat di Kalbar.

Hal itu disampaikan oleh Gubernur Kalbar Sutarmidji saat acara Tripon Cast di Kantor Tribun Pontianak, Sabtu (1/8/2020).

Beberapa waktu lalu, Sutarmidji telah mewacanakan untuk masuk sekolah pada awal Agustus.

Namun melihat perkembangan yang ada menurutnya perlu koordinasi lebih lanjut.

Sutarmidji menegaskan akan memanggil seluruh kepala SMA/SMK pada tanggal 4 Agustus mendatang.

"Tanggal 4 saya akan panggil kepala sekolah untuk koordinasi apa yang harus disiapkan untuk masuk sekolah," ucap Sutarmidji.

Sekolah harus benar-benar mempersiapkan seperti tempat cuci tangan, ruang kelas, meja harus satu-satu hingga pengaturan penggunaan masker dalam kelas supaya anak tidak terlalu sesak.

Sutarmidji menyebutkan dirinya tidak akan mengambil risiko yang kemudian membahayakan peserta didik.

Pasalnya dari serangkaian uji swab yang dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar terhadap para guru disekolah terdapat beberapa guru yang positif Covid-19.

Midji mengaskan Kalbar saat ini ada 28 kasus positif Covid-19 dan 25 kasusnya ada di Kubu Raya.

Sementara tiga kasus lainnya ada di Ketapang.

Ia menerangkan belum masuk sekolah pada Senin 3 Agustus lantaran ada tiga guru yang positif Covid-19.

"Saya belum berani mengambil risiko untuk masuk sekolah, bahkan PAUD dan TK sampai akhir tahun jangan dulu masuk sekolah sampai benar-benar aman," katanya.

Oleh sebab itu, Pemprov Kalbar akan mengumpulkan kepala sekolah terlebih dahulu pada tanggal 4 Agustus untuk persiapan masuk sekolah.

Ia tegaskan daerah yang boleh masuk sekolah setelah pemanggilan para kepala sekolah adalag daerah zona hijau.

Sedangkan daerah zona kuning, zona oranye tidak boleh apalagi zona merah.

"Yang SD pun harus yang daerah benar-benar aman dan tidak ada kasus boleh masuk dan SMP SMA yang masuk kelas 3 saja," ujarnya

Saat ini ia menuturkan yang prioritas tatap muka adalah murid kelas 3 SMA dan kelas 3 SMP.

Sebab mereka akan ada evaluasi-evaluasi yang dilakukan.

Terlebih bagi murid SMA mereka akan melanjutkan pendidikan dan tes masuk perguruan tinggi serta sebagainya.

"Kalau untuk kelas 1-2 jangan dulu masuk juga tidak apa-apa bahkan hingga September dan Oktober nanti. Itupun yang masuk untuk zona hijau, selain itu tidak boleh, anak-anak ini rentan apalagi SD, kalau SMP dan SMA mungkin imunitas sudah baik," jelas Midji

Masuk sekolah pada zona hijau akan dilakukan bertahap, mulai kelas tiga terlebih dahulu.

Ia menjelaskan untuk SD SMP kebijakan masuk sekolah ada di kabupaten kota masing-masing.

Pasalnya tanggungjawab SD SMP atau kewenangan ada pada daerah masing-masing.

Sementara SMA/SMK kewenangannya ada pada pemerintah provinsi.

"Kita harus jamin bahwa anak-anak ini aman dan tidak terjangkit dan tidak boleh coba-coba dengan penanganan Covid-19 ini," ujar Mantan Wali Kota Pontianak dua periode ini.

Maka sebelum masuk sekolah harus dilakukan swab terhadap guru dan petugas sekolahnya.

Sementara bagi peserta didik cukup dilakukan swab dan apabila reaktif hasilnya barulah diswab.

Midji memastikan tiga orang guru yang positif Covid-19 bukanlah di Pontianak.

Seluruh guru SMA SMP di Pontianak yang telah dilakukan uji swab PCR hasilnya negatif.

"Urusan Covid tidak boleh main-main lihat Amerika sudah tercatat 153 ribu meninggal padahal kurang apa alat kesehatan mereka, begitu juga seperti Italia Prancis," ucapnya.

Sama juga di Indonesia seperti Jakarta, Jatim, Jabar berapa banyak yang meninggal padahal alat kesehatan mereka jauh lebih canggih dan lengkap dari Kalbar.

Oleh sebab itu ia meminta kepala daerah jangan main-main dan mengeluarkan pendapat yang dapat membuat para tenaga medis lemah dan kecewa serta memberikan kesan negatif ditengah masyarakat sehingga mereka jadi tidak tertib.

"Untuk masuk sekolah ini harus betul-betul dipersiapkan, seperti saat ini ada tiga guru yang positif, nah kalau anak-anak langsung disuruh masuk maka sangat berbahaya," terangnya.

Sutarmidji minta daerah serius

Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji meminta seluruh daerah kabupaten kota untuk serius menangani Covid-19.

Sutarmidji menuturkan dalam penanganan Covid-19 ini harus dari hulu hingga hilirnya sehingga semua bisa berjalan dengan baik.

Saat ini ada 28 pasien Positif Covid-19 di Kalbar dan tersebar didua kabupaten.

Kabupaten Kubu Raua sebanyak 25 orang dan Ketapang tiga orang pasien.

Selain itu dari 28 kasus tersebut terdapat pula tiga orang guru yang dinyatakan positif dari hasil pemeriksaan swab yang dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar dalam rangka persiapan masuk sekolah.

"Saya minta semua daerah seriuslah alam menangani Covid-19 ini, setiap kabupaten kota harus memperhatikan tempat isolasi mereka yang positif Covid-19," kata Sutarmidji, Minggu (2/8/2020).

Ia menegaskan daerah jangan asal dalam mengisolasi mereka yang positif.

Apabila sembarangan maka imunitas mereka juga akan menurun.

"Kasihan mereka, mereka yang positif rata-rata ada beban psikologis, tak layak seorang kepala daerah mengatakan yang positif Covid tak perlu di rawat, bisa sembuh sendiri dalam 10 hari," tegasnya.

Ia menjelaskan jika mereka tidak diisolasi ketat bisa saja mereka membeli kebutuhan sehari-hari di mall atau warung. Kemudian mereka berinteraksi dengan org lain.

"Kalau yang bugar orang tanpa gejala (OTG) memang tidak apa-apa, tapi kalau ada yang sakit dan dia terjangkit bisa fatal,"ujarnya.

Selain itu jika satu wilayah masih ada kasus maka anak-anak belum boleh sekolah tatap muka.

"Jadi serius lah, saya akan koreksi betul APBD-Perubahan kabupaten yangg tak serius dan saya juga tidak membantu untuk kabupaten tersebut," terangnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved