Cerita Kepala Sekolah Ada Guru dan Staf SMAN 1 Sintang Takut Jalani Tes Swab Corona
Edy memahami beberapa guru yang masih merasa takut di swab. Ia berharap kepada para guru maupun staf yang sudah di swab agar memberikan motivasi.
Penulis: Agus Pujianto | Editor: Ridhoino Kristo Sebastianus Melano
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG - Sedikitnya 52 orang terdiri atas guru dan staf SMAN 1 Sintang dites Swab oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang, Selasa (28/7/2020) pagi.
Pengambilan spesimen saluran pernapasan dilakukan langsung di halaman SMAN 1 Sintang.
Mobile Combat PCR Covid-19 langsung beroprasi mendiagnosa ada tidaknya virus corona dalam tubuh staf dan guru untuk persiapan jelang dibukanya kembali belajar tatap muka di kelas.
Dari 52 orang yang didaftarkan untuk dites swab PCR, tidak semuanya hadir.
Tercatat baru 16 orang saja yang sudah dites swab.
Sisanya, ada yang tidak hadir.
Ada pula yang masih takut.
"Daftar semuanya ada 52 orang. Yang sudah di swab 16 orang. Yang tidak hadir mereka bilang ada yang puasa, ada pula yang belum berani. Kata mereka, nanti akan ke Dinkes langsung swab-nya," kata Edy Sunaryo, kepala SMAN 1 Sintang.
Edy memahami beberapa guru yang masih merasa takut di swab.
Namun, dia berharap kepada para guru maupun staf yang sudah di swab agar memberikan motivasi kepada yang lain.
"Saya harus memahami itu. Dengan banyaknya yang di swab akan memberikan kepercayaan pada staf dan guru lainnya," katanya.
Swab PCR terhadap guru dan staf SMAN 1 Sintang menurut Edy merupakan satu di antara persiapan kembali belajar tatap muka di kelas.
Sesuai instruksi Gubernur Kalbar, Sutarmidji para guru harus dipastikan tidak terjangkit corona sebelum proses belajar mengajar di kelas kembali dibuka.
"Kalau sudah swab, ada semacam jaminan mereka yang ikut proses pembelajaran tidak akan terjangkit covid-19. Guru dan siswa aman," ujar Edy.
• Syarat Sekolah Tatap Muka 1 Agustus 2020, Guru dan Siswa Wajib Rapid Test dan Tes Swab
Kalau pun hasil swab PCR di antara guru atau staf ada yang terkonfirmasi positif, kata Edy tidak perlu takut.
Sebab pemerintah dan Dinkes akan mendampingi sampai sembuh.
"Ada kecemasan di antara para guru, bagaimana kalau ternyata positif. Tidak perlu takut, ada yang mendampingi sampai sembuh," katanya.
SMPN 1 Jalani Tes Swab
Dinas Kesehatan kota Pontianak melakukan swab tes kepada 63 guru dan petugas di lingkungan SMPN 1 Pontianak sebagai persiapan pembelajaran tatap yang rencananya akan dimulai pada 1 Agustus 2020 mendatang pada Kamis (23/7/2020) pagi.
Pengambilan swab dilakukan oleh tenaga medis Dinkes kota Pontianak dihadiri pula pengawas sekolah dinas Pendidikan Kota Pontianak.
Dalam kesempatan ini Fahrulan Rozali selaku wakil Kepala SMPN 1 Pontianak bidang akademik menyambut baik upaya pemerintah mempersiapkan pembelajaran tatap muka.
"Kami menyambut baik kegiatan ini serta berharap hasil swab semua guru negatif covid agar sekolah bisa segera mempersiapkan proses pembelajaran tatap muka bagi kelas IX," ungkapnya.
Selama menunggu hasil swab diumumkan sekolah sudah bersiap jika pembelajaran tetap muka bagi kelas 9 dilakukan seperti menyediakan fasilitas pencucian tangan dan mengatur penggunaan ruang kelas sesuai protokol kesehatan.
"Kami juga sudah mempersiapkan berbagai fasilitas penunjang seperti tempat cuci tangan dan mengubah kapasitas kelas yang awalnya mencapai 32 siswa menjadi 16 siswa saja agar bisa tetap menjaga jarak hingga 1 meter," lanjutnya.
Selain itu sekolah juga berencana mengurangi waktu pembelajaran sehingga siswa tidak terlalu banyak interaksi dan bisa cepat kembali ke rumah setelah pembelajaran selesai.
Hingga saat ini sekolah belum menginformasikan secara formal terkait pembelajaran tatap muka mengingat masih ada beberapa proses yang harus dilakukan serta menunggu petunjuk dari dinas.
"Kami menunggu arahan dari dinas terkait pemberitahuan pembelajaran tatap muka, sehingga sampai saat ini siswa belum kami informasikan sampai ada surat keputusan pasti dari pemerintah" jelasnya.
Kurang Setuju
Wakil Ketua Komisi V DPRD Provinsi Kalbar, Tony Kurniadi mengaku kurang setuju dengan kebijakan Pemprov Kalbar untuk kembali mulai proses belajar mengajar dengan tatap muka.
Menurut politisi PAN ini, keselamatan dan kenyamanan para peserta didik menjadi yang utama dan mestinya tidak untuk menjadi kebijakan coba-coba.
"Ini kan masih dalam suasana pandemi, artinya kita mesti banyak bersabar, karena kondisi seperti ini, untuk anak didik kita jangan main kebijakan coba-coba, kita sayangilah anak didik seperti anak kita, dan sangat riskan jika dibuka," kata Tony, Kamis (23/7/2020).
"Belajar dari luar negeri ketika membuka sekolah jumlah yang positif Covid-19 kembali meledak sehingga sekolah ditutup kembali, kita harus belajar dari situ," tuturnya.
"Kita juga jangan terlena dengan zona hijau, dan segala macam, dengan rencana Gubernur membuka sekolah mesti dikaji ulang," tambah Legislator Dapil Sambas ini.
• Aplikasi Belajar Online Gratis Jelang Sekolah Tatap Muka Massa Pandemi Covid-19
Sebelumnya, Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Barat, Sugeng mengatakan bahwa sudah menyurati seluruh SMA Negeri Se-Kalbar untuk menyiapkan sarana dan prasarana sekolah sebelum sekolah dibuka pada 1 Agustus 2020 sesuai arahan Gubernur Sutarmidji.
Tony mengatakan sebelum sekolah dibuka untuk para guru akan di swab oleh Dinkes Kalbar yang akan bekerjasama dengan Dinkes Kabupaten Kota.
"Terkait dengan hal ini, mestinya pemerintah membuat program bantuan sosial dibidang pendidikan kepada yang membutuhkan, baik seperti membeli kuota internat dan lainnya," ujarnya.
"Kita juga minta kepada operator selular, ini kesempatan untuk memberikan bantuan karena selama ini juga memetik keuntungan dari pengguna, bagaimana membuat kuota gratis dan sebagainya, kemudian dikomunikasikan ke tingkat desa hingga RT," timpal Tony.
Terlebih, kata pria berjenggot ini, vaksin untuk covid 19 juga belum ditemukan sehingga bakal rentan bagi para peserta didik.
"Sampai sekarang juga belum ada vaksin untuk covid 19, oleh karena itu saya kira kita bisa memaklumi dengan kondisi ini, kita perlu bersabar dan mencarikan solusi, dan yakinlah sesungguhnya ini ikhtiar kita karena cobaan dari Allah SWT," bebernya.
"Tidak apa-apa, kita perpanjang lagi misalnya untuk belajar dirumah, kemarin juga sudah kita lewati dan berhasil dengan baik, sekarang karena masih terjadi, kita lanjutkan kembali," imbuh Wakil Ketua Fraksi PAN ini.
Lanjut dikatakannya, jika tidak ada internet, juga ada solusi misalnya melalui radio, bekerjasama dengan RRI, sehingga masyarakat bisa mendengar dan belajar melalui radio.
"Artinya ada solusi, terpenting bagaimana kita menjaga keselamatan dan kenyamanan anak didik kita. Dengan menggunakan radio sekaligus menunggu pemerintah melakukan pembangunan infrastrukrur internet hingga masuk ke desa," katanya. (*)