Tutorial Cara Cepat Menganyam Ketupat, Asal Usul Ketupat dan Makna Ketupat Simbol Perayaan Hari Raya

Langkah awal dalam menganyam ketupat lebaran adalah memegang sehelai daun dan buat lingkaran...

Penulis: Rizky Zulham | Editor: Rizky Zulham
KOLASE TRIBUNPONTIANAK.CO.ID
Tutorial Cara Cepat Menganyam Ketupat, Asal Usul Ketupat dan Makna Ketupat Simbol Perayaan Hari Raya 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Tutotial cara cepat menganyam ketupat untuk santapan saat Hari Raya atau Lebaran.

Sebentar lagi, Umat Islam akan merayakan Idul Adha yang jatuh pada tanggal 31 Juli 2020.

Berikut Tutorial Cara Membuat Anyaman Ketupat dari Janur

1. Langkah awal dalam menganyam ketupat lebaran adalah memegang sehelai daun dan buat lingkaran.

Ibu jari berada dalam lingkaran menjepit daun yang dibentuk lingkaran.

Helai daun yang satunya lagi berada di depan dengan posisi lurus ke bawah.

Angkat ke atas ujung helai daun di depan, kemudian sisi tengah daun menempel di samping lingkaran dan dijepit atau ditekan ujung ibu jari.

2. Selanjutnya, helai daun yang sebelumnya dibuat lingkaran pertama, lalu buat pula lingkaran kedua yang melingkari dua helai pangkal yang melekat.

Ujung ibu jari dimajukan sedikit menekan bagian lingkaran agar tidak lepas.

3. Langkah selanjutnya helai daun yang sebelumnya dibuat lingkaran pertama, lanjutkan dengan membuat kembali lingkaran kedua.

Lingkari dua helai pangkal yang melekat. Ujung ibu jari dimajukan sedikit demi sedikit bagian lingkaran agar tidak lepas.

4. Helai daun kedua di atas tangan atau searah pangkal daun, masukkan ujungnya ke lingkaran pertama.

Kemudian helai daun yang mengarah ke kanan masuk dan keluar ujungnya ke bagian daun dekat pangkal.

5. Teruskan anyaman ujung daun kebagian belakang atau punggung tangan, masuk dan keluar ujungnya ke daun kedua dekat pangkal atau celah kedua pangkal daun.

Masih dengan ujung daun yang sama, setelah ujung daun melingkari anyaman, masukkan ujung daun kelingkarannya dan ujung daun menunjuk ke bawah.

6. Anyaman ujung daun tersebut berakhir masuk dan keluar pada lingkaran pertama.

Untuk memudahkannya, tarik atau ambil daun yang membentuk lingkaran pertama lalu ujung daun dianyam dan berakhir di bawah.

Selanjutnya lepaskan tangan kiri dari anyaman ketupat dan ganti dengan memegang helai ujung daun yang lebih panjang.

Biarkan anyaman ketupat menggantung kemudian lipat helai daun atau belokan arah ujung daun membentuk sudut yang runcing, perhatikan sisi luar daun menghadap ke depan.

7. Langkah ketujuh Lanjut ke langkah berikutnya dengan memindahkan anyaman daun ke tangan kanan yang memegang dan tangan kiri mengambil anyaman ketupat di bawah.

Hati-hati dan perhatikan posisi anyaman ketupat setelah dipegang tangan kiri, yaitu kedua pangkal helai mengarah ke atas.

Kemudian helai di tangan kanan bagian lipatan yang runcing dimasukkan dan keluar di antara dua helai yang menyilang.

Helai menyilang yang dimaksud adalah helai di bagian pangkal dan helai yang menindih tapi helai tidak ikut masuk dan tetap terhubung ke bawah.

8. Putar posisi anyaman ketupat, yaitu bagian pangkal menghadap ke bawah. Ambil ujung helai dimasukkan dan keluar pada helai daun yang melingkar.

Namun perhatikan, sebelum dianyam perhatikan jalan masuk dan keluarnya anyaman, pastikan tertutup oleh helai bagian pangkal dan helai bagian yang dibentuk runcing.

Untuk itu helai bagian pangkal digeser ke kiri dan helai bagian yang dibentuk runcing digeser ke kanan. Anyam ujung helai ke bawah masuk dan keluar pada helai yang ditindih oleh helai pangkal daun.

Agar lebih mudah dianyam tarik keluar helai daun tersebut melalui celah daun yang tadi sisi lipatannya meruncing dan kemudian masuk keluar ujung helai daun.

9. Ubah posisi anyaman ketupat pangkal daun berada di atas dan bagian ujung helai dibelokkan ke bawah lalu anyam masuk keluar pada helai yang ditindih oleh helai pangkal daun.

Teruskan anyaman bagian ujung daun dan akan diketahui jalan anyamannya sampai kedua ujung helai daun akan bertemu di salah satu bagian sudut ketupat.

Asal Usul Ketupat

Munculnya ketupat di setiap momen Idul Fitri pertama kali diperkenalkan oleh Kanjeng Sunan Kalijaga.

Pada abad ke-15, Kanjeng Sunan Kalijaga menjadikan ketupat sebagai salah satu simbol untuk perayaan Hari Raya Idul Fitri umat Islam sejak pemerintahan Demak di bawah kepemimpinan Raden Patah.

Sunan Kalijaga membudayakan dua kali bakda, yaitu bakda lebaran dan bakda kupat. 

Bakda kupat dimulai seminggu sesudah Lebaran.

Pada hari yang disebut bakda kupat tersebut, di tanah Jawa waktu itu hampir setiap rumah terlihat menganyam ketupat dari daun kelapa muda.

Selesai dianyam, ketupat diisi dengan beras kemudian dimasak, lalu diantarkan ke kerabat yang lebih tua, sebagai lambang kebersamaan.

Secara umum, ketupat berasal dan ada dalam banyak budaya di kawasan Asia Tenggara. Ketupat atau kupat adalah hidangan khas Asia Tenggara maritim berbahan dasar beras yang dibungkus dengan pembungkus terbuat dari anyaman daun kelapa (janur) yang masih muda.

Ketupat paling banyak ditemui pada saat perayaan Lebaran, ketika umat Islam merayakan berakhirnya bulan puasa.

Selain di Indonesia, ketupat bisa dijumpai di beberapa negara Asia Tenggara seperti Malaysia, Brunei, dan Singapura.

Di Filipina sendiri juga dapat dijumpai bugnoy yang mirip ketupat, namun dengan pola anyaman yang berbeda.

Makna Ketupat

Di dalam filosofi Jawa, makna ketupat Lebaran bukanlah sekedar hidangan khas Lebaran saja. Melainkan makna lebaran di sini lebih khusus.

Ketupat atau kupat dalam bahasa Jawa merupakan kependekan dari Ngaku Lepat dan Laku Papat.

Ngaku lepat artinya mengakui kesalahan. Ngaku lepat ini merupakan tradisi sungkeman yang menjadi implementasi mengakui kesalahan (ngaku lepat) bagi orang Jawa.

Prosesi sungkeman yakni bersimpuh di hadapan orang tua seraya memohon ampun, dan ini masih membudidaya hingga kini.

Pada tradisi sungkeman ini mengajarkan akan pentingnya menghormati orangtua, bersikap rendah hati, memohon keikhlasan, dan ampunan dari orang lain, khususnya orangtua.

Sedangkan laku papat artinya empat tindakan dalam perayaan Lebaran. Empat tindakan tersebut adalah lebaran, luberan, leburan, dan laburan.

Arti dari masing-masing kata ini adalah:

Lebaran memiliki makna usai, menandakan berakhirnya waktu puasa. Kata ini berasal dari kata lebar yang artinya pintu ampunan telah terbuka lebar.

Luberan memiliki makna meluber atau melimpah. Sebagai simbol ajaran bersedekah untuk kaum miskin. Pengeluaran zakat fitrah menjelang lebaran pun selain menjadi ritual yang wajib dilakukan umat Islam, juga menjadi wujud kepedulian kepada sesama manusia.

Leburan memiliki makna habis dan melebur. Maksudnya pada momen Lebaran, dosa dan kesalahan akan melebur habis. Karena setiap umat Islam dituntut untuk saling memaafkan satu sama lain.

Sedangkan laburan adalah labor atau kapur. Kapur adalah zat yang biasa digunakan untuk penjernih air maupun pemutih dinding. Maksudnya adalah agar manusia selalu menjaga kesucian lahir dan batin satu sama lain.

Filosofi Ketupat

1. Mencerminkan beragam kesalahan manusia

Hal ini bisa terlihat dari rumitnya bungkusan ketupat.

2. Kesucian hati

Setelah ketupat dibuka, maka akan terlihat nasi putih dan hal ini mencerminkan kebersihan dan kesucian hati setelah memohon ampunan dari segala kesalahan.

3. Mencerminkan kesempurnaan

Bentuk ketupat begitu sempurna dan hal ini dihubungkan dengan kemenangan umat Islam setelah sebulan lamanya berpuasa dan akhirnya menginjak Idul Fitri.

4. Karena ketupat biasanya dihidangkan dengan lauk yang bersantan, maka dalam pantun Jawa pun ada yang bilang "KUPA SANTEN", Kulo Lepat Nyuwun Ngapunten (Saya Salah Mohon Maaf).

Itu tadi makna ketupat, arti serta filosofi dari ketupat. Ini menunjukkan betapa besarnya peran para wali dalam memperkenalkan agama Islam dengan menumbuhkembangkan tradisi budaya sekitar.

Seperti tradisi Lebaran dan hidangan ketupat yang telah menjadi tradisi dan budaya hingga kini.

(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved