Virus Corona Masuk Kalbar

BREAKING NEWS - Gubernur Kalbar Sutarmidji Umumkan Masuk Sekolah Belajar Tatap Muka 1 Agustus 2020

Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji menerangkan pihaknya sudah mulai menyusun aturan atau kebijakan untuk penerapan sekolah tatap muka.

Penulis: Syahroni | Editor: Syahroni
TRIBUNPONTIANAK/ANESH VIDUKA
BREAKING NEWS - Gubernur Kalbar Sutarmidji Umumkan Masuk Sekolah Belajar Tatap Muka 1 Agustus 2020. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Sejak ditemukannya kasus positif Covid-19 di Kalimantan Barat sekitar awal Maret 2020 lalu, pemerintah langsung mengambil kebijakan meliburkan aktivitas belajar mengajar tatap muka di sekolah.

Hal itu dilakukan untuk mencegah penularan Covid-19 serta memutus rantai penularan.

Sekitar lima sampai enam bulan peserta didik belajar dari rumah dengan berbagai metode yang ada, mengingat Kalbar masih terbatas akses internet.

Selain itu, tak semua peserta didik mempunyai alat atau smartphone yang bisa digunakan untuk belajar online.

Melihat angka penularan yang mampu ditekan serta angka kesembuhan pasien Covid-19 di Kalbar sangat baik.

Pemerintah setempat mulai mewacanakan masuk sekolah kembali untuk belajar tatap muka.

Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji menerangkan pihaknya sudah mulai menyusun aturan atau kebijakan untuk penerapan sekolah tatap muka.

Masa uji coba sekolah tatap muka akan dilaksanakan pada 1 Agustus mendatang.

Namun sebelum masuk sekolah pada 1 Agustus mendatang Sutarmidji menegaskan ada syaratnya.

Persyaratannya adalah dilakukan rapid test terhadap para murid serta guru yang harus swab terlebih dahulu.

"Saya tetap akan melakukan rapid test, mungkin sampel 2.000 serta PCR guru-guru. Kita akan lihat, kalau tingkat reaktif dibawah tiga persen maka sekolah silakan," ucap Sutarmidji saat diwawancadai, Selasa (21/7/2020).

Ia menjelaskan Kalbar saat ini memang menjadi daerah tertinggi angka kesembuhan pasien Covid-19, selain itu sudah beberapa daerah zona hijau.

Saat masuk daerah zona hijau, maka tidak boleh diam. Semua harus tetap dilakukan uji sampling sehingga mencegah penularan Covid-19.

Ia menerangkan jika murid sekolah nanti masuk maka secara berkala harus uji sampling lagi.

"Misalnya sebulan uji lagi, bulan berikutnya uji lagi. Sehingga saat sudah masuk sekolah dan ditemukan satu kasus saja di sekolah positif maka sekolah harus ditutup kembali," tegasnya

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved