Wabah Virus Corona
VAKSIN COVID-19 asal China Ternyata Sudah Ada di Indonesia, Ini Penjelasan Kemenlu dan Bio Farma
Vaksin Covid-19 asal China yang diproduksi Sinovac Biotech Ltd ternyata telah ada di tanah air.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, JAKARTA - Vaksin Covid-19 asal China yang diproduksi Sinovac Biotech Ltd ternyata telah ada di tanah air.
Pihak Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI telah mengonfirmasi bahwa vaksin virus corona tersebut telah sampai di Indonesia, pada Minggu (19/7/2020) kemarin.
Dijelaskan Pelaksana Tugas Juru Bicara Kemenlu RI, Teuku Faizasyah, vaksin Covid-19 tak akan langsung digunakan untuk pasien.
Faizasyah mengungkapkan, vaksin dari perusahaan asal China itu telah diserahkan kepada PT Bio Farma.
Selanjutnya, vaksin tersebut akan dilakukan uji klinis.
"Betul, sudah sampai pada Minggu. Sudah diserahkan ke Bio Farma," ujar Faizasyah ketika dikonfirmasi Kompas.com, pada Senin (20/7/2020).
• Kesembuhan Covid-19 Kalbar Peringkat 1 Nasional, Tercatat 13 Kabupaten/Kota Tanpa Kasus Positif
Dalam hal ini, kata dia, Kemenlu hanya memfasilitasi proses vaksin dari China ke Indonesia.
Untuk mengembangkan vaksin ini, Indonesia bekerja sama dengan China lewat kerja sama internasional.
"Strategi jangka pendek memang untuk memastikan akses ke vaksin manakala sudah siap diproduksi dan ini dilakukan melalui kerja sama internasional," tutur Faizasyah.
Selain itu, Indonesia juga membentuk konsorsium nasional sebagai upaya jangka menengah/panjang dalam membangun kemandirian atas akses vaksin Covid-19.
Penjelasan Bio Farma
Perusahaan BUMN, PT Bio Farma memang bekerja sama dengan perusahaan asal China, Sinovac Biotech Ltd dalam memproduksi vaksin untuk virus corona Covid-19.
Direktur Utama PT Bio Farma, Honesti Basyir sebelumnya menyebutkan, vaksin Covid-19 yang diproduksi Sinovac sudah melewati uji klinis fase I dan II.
Uji klinis tahap III akan segera dilakukan di berbagai negara dalam waktu dekat, termasuk di Indonesia.
"Transfer teknologi produksi vaksin Covid-19 dari Sinovac ke Bio Farma dilakukan saat uji klinis fase ketiga," kata Honesti dalam konferensi pers yang disiarkan di YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (16/7/2020).
Honesti menyebutkan, Bio Farma akan bekerja sama dengan Universitas Padjadjaran dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) untuk mempersiapkan uji klinis tahap ketiga tersebut.
Pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Jika disetujui BPOM, nantinya vaksin tersebut bisa mulai digunakan untuk keadaan darurat mulai kuartal pertama 2021.
Menurut Honesty, Sinovac dipilih karena kredibiltasnya dalam memproduksi sejumlah vaksin untuk lebih dari 30 negara, salah satunya vaksin Hepatitis A yang sudah mendapat pengakuan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Honesti mengatakan, Sinovac sudah memulai uji klinis fase I dan II vaksin Covid-19 pada Juni lalu.
Uji klinis itu tidak menemukan efek samping yang parah dan menghasilkan respons kekebalan pada 743 relawan.
"Studi pra-klinis, uji klinis tahap satu dan dua telah selesai dilakukan. Sinovac tengah menyiapkan uji klinis tahap ketiga di sejumlah pusat uji klinis di dunia," kata Honesti.
• Selama Pandemi Covid-19, Mendes: 10.026 BUMDes masih Bertahan dan Tetap Melakukan Transaksi Ekonomi
Selain bekerja sama dengan Sinovac, Bio Farma mengembangkan vaksin lokal di bawah konsorsium nasional yang dibentuk Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Selain Bio Farma, konsorsium nasional ini terdiri dari Eijkman Institute, kementerian dan institusi terkait, serta perguruan tinggi.
Namun, Honesti memperkirakan bahwa vaksin lokal ini baru akan tersedia di masyarakat pada awal atau pertengahan 2022. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Sudah Sampai di Indonesia, Vaksin Asal China Diserahkan ke Bio Farma