Bencana Banjir

Satu Jembatan Gantung Ambruk, 59 Rumah Rusak Diterjang Banjir di Kayan Hulu Sintang

Ambruknya jembatan gantung yang ada di desa Lintang Tambuk ini selain diKarenakan tiangnya sudah rapuh di tambah lagi terkena deras air banjir

Penulis: Agus Pujianto | Editor: Zulkifli
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ISTIMEWA/Polsek Kayan Hulu
Sebanyak 59 unit rumah rusak akibat diterjang banjir di Kecamatan Kayan Hulu, Kabupaten Sintang, Kalbar. Selain rumah, jembatan gantung di Desa Lintang Tambuk juga rusak parah akibat diterjang banjiir. -- 

TRIBUNPONTIANAK.CO.SINTANG - Sebanyak 59 unit rumah rusak akibat diterjang banjir di Kecamatan Kayan Hulu, Kabupaten Sintang, Kalbar.

Selain rumah, jembatan gantung di Desa Lintang Tambuk juga rusak parah akibat diterjang banjir.

"Terdapat sejumlah kerusakan yang terjadi akibat banjir kali ini.

Dari 19 desa yang terdampak, terdapat 59 rumah warga yang mengalami kerusakan dan 2 fasilitas umum rusak parah, jembatan Gantung Lintang Tambok Roboh dan 1 unit Steher hanyut," ungkap Kapolsek Kayan Hulu, Iptu Sutrisno, Senin (13/7/2020).

Sutrisno mengatakan, sampai dengan saat ini banjir sudah mulai surut sekitar 2,5 meter.

"Air sudah tampak surut hingga 2,5 meter.

Jalan-jalan yang berada di pinggir sungai, air sudah di kedalaman 1 meter," ungkapnya.

Korem 121/ABW Dirikan Posko Bencana Banjir dan Dapur Umum, Korban Banjir Dapat Cek Kesehatan Gratis

Banjir di Kecamatan Serawai Sintang Surut, Warga Bersihkan Sisa-sisa Lumpur di Rumah

Sebanyak 59 unit rumah rusak akibat diterjang banjir di Kecamatan Kayan Hulu, Kabupaten Sintang, Kalbar. Selain rumah, jembatan gantung di Desa Lintang Tambuk juga rusak parah akibat diterjang banjiir. 
--
Sebanyak 59 unit rumah rusak akibat diterjang banjir di Kecamatan Kayan Hulu, Kabupaten Sintang, Kalbar. Selain rumah, jembatan gantung di Desa Lintang Tambuk juga rusak parah akibat diterjang banjiir. -- (TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ISTIMEWA/Polsek Kayan Hulu)

Brigadir Indra Wahyudin, Anggota Bhabinkamtibmas Polsek Kayan Hulu mengatakan, akibat banjir besar yang melanda Kecamatan Kayan Hulu menimbulkan banyak kerugian khususnya dari segi materiil.

Perekonomian lumpuh total, akses keluar dan masuk terputus. 

Ada rumah yang roboh, tempat pemberhentian perahu / steher hanyut dan yang terbaru yaitu ambruknya jembatan gantung yang menghubungkan akses jalan darat ke desa lintang tambuk.

"Ambruknya jembatan gantung yang ada di desa Lintang Tambuk ini selain diKarenakan tiangnya sudah rapuh di tambah lagi terkena deras air banjir dari sungai Kayan.

Beruntung saat kejadian ambruknya jembatan gantung lintang tambuk tersebut tidak mengenai rumah warga," ujar Indra.

Gunakan Perahu Motor, Kapolres Sintang Berikan Sembako Pada Warga Terdampak Banjir

Mengungsi Hingga ke Kebun karet

Sehari sebelumnya diberitakan banjir yang merendam sejumlah desa di Kecamatan Kayan Hulu, Kabupaten Sintang, sudah mulai surut.

Meski mulai surut, rumah warga masih terendam luapan Sungai Kayan dan Sungai Tebidah.

Hingga Minggu (12/7) pagi, debit air Sungai Tebidah dan Sungai Kayan Hulu sudah mengalami penyusutan sekitar 1 meter.

Menurut data Polsek Kayan Hulu, sebanyak 3.563 kepala keluarga (KK) di 17 desa terdampak banjir.

"Data terkini ada 17 desa terdampak dan 3.563 kepala keluarga," kata Kapolsek Kayan Hulu Iptu Sutrisno kepada Tribun Pontianak, Minggu. Selain itu, ada 30 unit rumah yang rusak akibat terendam banjir.

Menurut Kapolsek, ada 50 KK yang mengungsi di SD dan 15 KK lainnya mengungsi di Mapolsek Kayan Hulu.

"Sampai saat ini debit air mengalami penyusutan sekitar 1 meter.

Dimungkinkan kalau di hulu tidak hujan maka surut akan semakin signifikan. Banyak masyarakat yang rumahnya terendam banjir mengungsi di rumah kerabat dan keluarga yang tidak banjir," ujarnya.

Luapan air dari Sungai Tebidah juga berdampak ke wilayah Kecamatan Kayan Hilir. Kapolsek Kayan Hilir, Iptu Sudayat melaporkan hampir separuh wilayah kecamatan tersebut terendam banjir.

Tak hanya perumah warga yang terendam, Mapolsek Kayan Hilir, sejumlah tempat usaha dan fasilitas umum turut kebanjiran.

"Perkembangan terakhir di Kayan Hilir, lebih dari separuh desa yang ada sudah terendam banjir dengan ketinggian air bervariasi. Mapolsek pun terendam banjir," kata Sudayat.

Sudayat memperkirakan, setidaknya ada 21 desa tercatat sedang mengalami bencana banjir di Kayan Hilir dari Desa Lengkong Bindu, pusat kecamatan, Desa Nanga Mau sampai di Desa Nanga Tikan.

"21 desa yang terdaftar dalam pantau Polsek Kayan Hilir secara geografis berada di bantaran sungai," ungkapnya.

Beberapa ruas jalan provinsi yang ada di pusat kecamatan, juga sudah tergenang air dengan ketinggian hingga 1,5 meter. Lokasi Pasar Sentral di Nanga Mau juga lingkungan pusat perkantoran pemerintahan serta Mapolsek juga sudah terendam banjir pada Minggu pagi.

Kapolsek Kayan Hilir telah meminta personelnya melaksanakan patroli banjir di kawasan atau areal rawan banjir dalam rangka membantu warga, apabila diperlukan dapat membantu proses evakuasi. Selain juga tetap menjaga agar lingkungan tetap aman.

"Untuk sementara ini belum ada laporan kerugian jiwa akibat banjir di wilayah kayan hilir, situasi masih relatif aman dan kondusif," ujar Kapolsek.

Banjir yang merendam sejumlah desa di Kecamatan Kayan Hilir, juga membuat sejumlah warga Desa Lengkong Bindu terpaksa mengungsi. Sebagian warga desa ada bertahan di rumah yang memiliki lantai dua.

Sebagian besar mengungsi di Polindes, bekas balai desa, hingga ada yang pergi ke kebun karet yang ada di dataran tinggi. Mereka mendirikan tenda darurat dari terpal.

"Untuk saat ini sebagian warga mengungsi ke kebun dimana tempat datar yang tinggi atau bukit dan ada juga yang di Polindes dan balai desa yang tidak pernah dihuni. Kalau dihitung per KK ada sekitar 30-an KK, dan dalam 1 KK ada beberapa orang dan anak kecil," kata Lorensius Vicky, warga Desa Lengkong Bindu kepada Tribun.

Banjir kiriman dari Tebidah, Kayan Hulu, mulai menerjang sebagian wilayah Kecamatan Kayan Hilir, terjadi pada Minggu pagi.

Di Desa Lengkong Bindu, air mulai menggenangi pemukiman penduduk sekitar Minggu tengah malam hingga pukul 07.00 WIB.

Sepanjang malam itu, warga tidak bisa istirahat. Mereka terjaga sepanjang pagi mengawasi air dan mengevakuasi perabotan rumah.

"Warga di sini semalaman tidak tidur, karena mengawasi air yang kuat naik. Tadi pagi rumah warga khususnya rumah saya sendiri setengah dari tembok dan sekarang sudah sampai ke atap genteng," kata Vicky.

Hampir seluruh rumah warga Desa Lengkong Bindu terendam. Tinggi permukaan air bahkan mencapai tingkat dua rumah warga.

"Saya untuk saat ini belum mengungsi, masih lantai atas rumah lagi nunggu cuaca malam ini," katanya.

Waspada 11 Penyakit Mengintai Saat Banjir, Mulai dari Diare, Hepatitis A, Kolera, Kulit hingga DBD

Banjir tidak hanya berdampak terhadap rumah warga, tapi juga harta benda. "Ada warga bilang, barang yang bisa diselamatkan hanya beberapa saja, seperti kasur. Yang lainnya habis katanya. Ada sebagian warga kehilangan beberapa harta miliknya, seperti kehilang binatang peliharaannya," ungkap Vicky.

Kepala BPBD Kabupaten Sintang Bernhad Saragih mengatakan adanya bencana banjir dan tanah longsor di sejumlah wilayah Sintang, membuat Pemkab Sintang akan menetapkan status tanggap darurat.

"Tebidah (Kayan Hulu) sudah agak surut, tapi Nanga Mau (kayan hilir) meningkat karena air dari Tebidah turun ke Nanga Mau. Pemkab Sintang juga akan menetapkan tanggap darurat batingsor," katanya.

Berikut data desa dan KK yang terdampak berdasarkan data dari Polsek Kayan Hulu. Desa Nanga Tebidah 233 KK, Desa Landau Bara 255 KK, Desa Entogong 248 KK, Desa Kebarau 94 KK, Desa Tanjung Bunga 220 KK, Desa Emponyang 139 KK, Desa Nanga Payak 285 KK, Desa Topan Nanga 156 KK, Desa Empakan 235 KK dan Desa Tanjung Lalau 50 KK.

Ada pula Desa Lintang Tambuk 398 KK, Desa Tanah Merah 250 KK, Desa Merah Arai 30 KK, Desa Nanga Masau 102 KK, Desa Nanga Ungai 326 KK, Desa Nanga Oran 285 KK dan Desa Nangkak Lestari 257 KK. Jika ditotal ada 3.563 KK.

Sementara itu, rumah masyarakat yang rusak berasal dari Desa Nanga Tebidah 7 unit, Desa Landau Bara 13 unit, Desa Entogong 5 unit, Desa Empakan 8 unit, Desa Lintang Tambuk 3 unit dan Desa Nanga Masau 1 unit. Jika ditotal rumah yang rusak sebanyak 30 unit.

Update Informasi Kamu Via Launcher Tribun Pontianak Berikut:
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.wTribunPontianak_10091838

Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved