Sembako dari Malaysia Masuk ke Sambas, Ini Penjelasan Diskumindag
Ini menjadi salah satu bentuk perhatian Pemda kepada masyarakat Sambas yang tinggal di perbatasan
Penulis: Muhammad Luthfi | Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan (Diskumindag) Kabupaten Sambas, Musanif mengatakan mekanisme masuknya sembako dari Khucing, Malaysia melalui prosedur Kartu Identitas Lintas Batas (KILB).
Sebelum Pandemi Covid-19 kata dia, masyarakat perbatasan memang sudah terbiasa melakukan perdagangan tradisional lintas batas.
"Karena covid-19 ini, kegiatan itu terdampak juga. Sehingga diambil langkah ini, dengan mekanisme tetap menggunakan KILB," ujarnya, Kamis (2/7/2020).
Kata dia, kegiatan itu dilaksanakan semata-mata guna mengedepankan kepentingan masyarakat yang mengalami kesulitan dalam mendapatkan barang kebutuhan pokok.
• Hasil Rapid Test Reaktif, 4 Santri Asal Kalbar Batal Berangkat ke Pesantren di Jatim
Sebut Kadis Kumindag, langkah pemda ini menunjukkan perhatian dan kepedulian terhadap masyarakat perbatasan.
"Ini menjadi salah satu bentuk perhatian Pemda kepada masyarakat Sambas yang tinggal di perbatasan," tutupnya.
Dalam kesempatan itu diterima kebutuhan pokok berupa Beras, Gula, Susu, Daging Ayam, Telur, dan beberapa kebutuhan pokok lainnya.
Beri Peluang Petani
Anggota DPRD Kabupaten Sambas, Bagus Setiadi mengatakan, pemerintah Kabupaten seharusnya memberikan peluang bagi para petani lokal untuk mencoba memenuhi kebutuhan masyarakat di perbatasan.
Ia katakan, hasil bumi Sambas ia rasa juga layak untuk dipasarkan di Kabupaten aslinya sendiri.
"Kalau memang kita memiliki produk pangan lokal yang bisa dipasarkan di daerah perbatasan, mengapa tidak dari hasil bumi kita saja, toh ini akan membantu para petani lokal untuk berkembang dan memasarkan produknya," ujar Bagus Setiadi.
• Ini Target Pemkab Sambas di Peringatan Harganas 2020
Kata dia, sekarang alasannya memang dikarenakan persoalan harga dan kualitas, maka para petani pun tidak bisa berbuat banyak.
"Memang benar kalau bicara kualitas barangnya lebih baik dan murah, petani lokal memang tak bisa apa-apa, namun ini mestinya menjadi perhatian pemerintah pula, kita mesti melihat ini sebagai peluang," jelasnya.
Oleh karenanya, ia berharap kedepan pemerintah Kabupaten Sambas bisa memformulasikan cara agar pangan lokal bisa bersaing dengan produk luar.
"Artinya, kualitas dan kuantitas harus diperhatikan, pemerintah harus hadir untuk membina petani kita agar bisa bersaing dan produknya digunakan di daerah sendiri, itu skala minimal," katanya.
"Namun bukankah beberapa waktu yang lalu pemerintah Kabupaten Sambas telah mewacanakan untuk mengekspor beras ke Malaysia, kita harus serius untuk membantu petani," tutup Bagus Setiadi.
Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak
Update Informasi Kamu Via Launcher Tribun Pontianak Berikut: