Kematian Ibu Melahirkan Tinggi, 7 Kasus Meninggal di Masa Covid-19

Ada beberapa keterlambatan yang terjadi, sehingga kita sedang melakukan audit terhadap angka kematian ibu dan bayi

Penulis: Jamadin | Editor: Jamadin
Ilustrasi
Ilustrasi- Melahirkan 

Ia menerangkan bahwa pertolongan persalinan yang dilakukan tetap mengedepankan protokol kesehatan dengan menggunakan APD lengkap.

"Bidan selama pandemi ini tetap memberikan pelayanan persalinan,walaupun dengan menggunakan APD lengkap. Para bidan tetap stand by untuk memberikan persalinan," kata Uray Rosdiana kepada Tribun, Selasa (23/6).

Dirinya juga telah memberikan imbauan kepada para pengelola Praktik Mandiri Bidan agar menyediakan fasilitas cuci tangan dan protokol pencegahan Covid-19.

Lebih Lanjut, Ia menjelaskan bahwa para bidan memiliki potensi kerawanan yang besar untuk terpapar Covid-19. Sebab para tenaga bidan berhadapan langsung dengan pasien.

"Kita tidak tahu juga yang kita tolong habis kontak dengan siapa saja, sehingga agar lebih aman kita harus melindungi diri sendiri dengan menggunakan APD lengkap saat menolong persalinan guna pencegahan," ujarnya.

Taat Protokol Kesehatan
Satu di antara ibu hamil di Kota Pontianak Emilia (30) saat ini tengah bersiap menghadapi persalinan anak kedua yang diprediksi pada pertengahan Agustus mendatang.

"Insya Allah sudah disiapkan segala sesuatunya untuk menghadapi persalinan," ujarnya.

Ia juga menerangkan berencana akan melakukan persalinan di klinik bersalin swasta di Kota Pontianak. Akan tetapi sebelum persalinan harus mengikuti rapid test dulu. Ia menerangkan bahwa akan menjalani seluruh protokol kesehatan agar dapat melakukan persalinan dengan normal dan lancar.

"Situasi seperti sekarang semua harus hati-hatilah. Walaupun sudah new normal. Tapi tetap taat Protokol kesehatan," ujarnya.

Ia juga menerangkan bahwa selama kehamilan sekarang hanya empat kali memeriksakan kandungan ke Bidan di Puskesmas. Hal tersebut di anjurkan oleh bidan Puskesmas untuk mengurangi intensitas kunjungan ke puskesmas karena situasi Covid.

"Ade sekitar dua bulan nda cek semenjak Covid. Dari bidan puskesmasnye pun bilang jangan terlalu sering periksa, karena Covid. Yang penting cek gerakan bayi dalam perut minimal 8 kali sehari," ujarnya.

Evaluasi Pelayanan Kesehatan
Anggota DPRD Kota Pontianak, Mujiono mengharapkan Pemkot Pontianak harus melakukan pendataan secara detail terkait angka kematian ibu dan bayi yang mengalami tren peningkatan pada masa pandemi Covid-19.

Menurutnya Pemkot juga perlu melakukan evaluasi dampak pandemi Covid-19. Bisa jadi karena semua pelayan kesehatan fokus pada pandemi Covid-19 ternyata di bidang kesehatan lainnya seperti kesehatan ibu dan anak dan pelayanan kesehatan lainya.

"Kita kurang fokus sehingga menyebabkan angka kematian ibu meningkat. Pemkot Pontianak untuk melakukan antisipasi melalui kebijakan yang terbaru dengan memperhatikan protokol kesehatan," kata Mujiono kepada Tribun, Selasa (23/6).

Ia menjelaskan bahwa saat suasana sekarang pelayanan kesehatan yang diberikan tentu beda perlakuan dengan sebelum pandemi Covid-19. Dirinya menyebutkan Pemkot Pontianak melalui dinas terkait harus melakukan antisipasi agar peningkatan angka kematian ibu bisa ditekan.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved