Wawancara Eksklusif

Anies Baswedan: Tinggal di Rumah dan Masker Kunci Sukses Redam Covid-19

Selama ini kita mengasumsikan orang ke halte itu tahu rute bus atau peta transportasi di Jakarta. Padahal belum tentu mereka tahu.

Editor: Jamadin
Kompas TV
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat konferensi pers 

Itu semua adalah kebiasan-kebiasan yang harus dimunculkan dan bukan sesuatu yang mudah karena selama ini kalau ketemu teman salaman, berpelukan tapi sekarang enggak bisa.

Itulah masa transisi, diajarkan, dibiasakan lalu didisiplinkan sehingga menjadi kebiasaan bahkan menjadi budaya.

Namanya itu kan transisi artinya bergerak atau menuju, ini menuju apa? Situasi dengan tiga karakter, satu sehat, dua aman dan tiga produktif.

Tribun: Sosialisasi untuk mengedukasi masyarakat seperti apa?
Anies: Pertama kami siapkan aturannya. Kedua, sosialisasi masif dan alhamdulillah orang sudah banyak yang pakai masker, kemudian jaga jarak. Kecuali kalau ada acara, itu rumit mengatur jaga jarak.

Tribun: Bagaimana kasus Covid-19 di Jakarta saat PSBB transisi?
Anies: Saat kami membuka untuk menuju PSBB transisi itu, ada beberapa indikator. Pertama indikator epidemiologi yang menunjukkan bahwa selama masa ini tidak ada lonjakan kasus Covid-19 yang signifikan.

Bahkan kami melakukan active testing, tidak hanya pada pasien. Dulu kami melakukan test kepada orang yang dirawat, tapi awal Juni 2020 ini kami mulai mencari atau melacak (tracing).

Bila seseorang dinyatakan positif, kami akan tracing siapa-siapa saja yang pernah berkontak. Karena itu, kami pernah menemui angka kasus baru mencapai 190 orang lebih yang positif.

Itu sebetulnya adalah 100 orang pasien positif dan 90 orang yang tanpa gejala. Kita fokus pada case finding (pencarian) supaya orang yang positif bisa isolasi dan tidak menularkan kepada yang lain.

Selama dua minggu ini, angka epidemiologinya menunjukkan bahwa Jakarta relatif aman. Rt itu di bawah angka satu atau 0,9. Lalu kasus positif dibanding yang dites di bawah 10 persen, karena syarat maksimal WHO itu 10 persen.

Sementara kami rata-rata itu sekitar lima persen. Kemudian jumlah pasien dan kematian tidak ada lonjakan. Bahkan dibandingkan tempat lain, bedanya cukup signifikan.

Kalau dari grafik ini saja (kasus harian Covid-19 di Jakarta 100 orang per 3 Juni 2020) Jakarta memang lain. Dari sini saja sudah langsung ke baca. Pernah saya katakan bahwa langkah yang kita kerjakan itu benar dan baik memakai waktu.

Jangan harap keluar hasilnya sekarang (saat itu juga), tapi kini sudah keliatan (rendah). Jadi beda sekali posisi Jakarta dengan daerah lain (500 kasus Covid-19 per hari) dan kalau Indonesia (600 kasus per hari Covid-19) naik terus, itu bukan sumbangan dari Jakarta.

Tribun: Upaya apa yang dilakukan sampai Jakarta berada di posisi sekarang selain kolaborasi dengan masyarakat?
Anies: Ini adalah kerja kolektif. Nomor satu adalah ketika pemerintah menyatakan kepada masyarakat untuk #tinggaldirumah dan memakai masker bila keluar rumah. Itu kunci nomor satu.

Kemudian kedua peningkatan kemampuan testing kami mencapai 5.000 lebih sampel per hari di 41 laboratorium yang terlibat di bawah DKI.

Selanjutnya fasilitas kesehatan yang disiapkan. Kami punya 67 rumah sakit rujukan, sehingga bila ada yang terpapar bisa ditangani dengan baik. Jadi ada kombinasi kerja masyarakat dan langkah pemerintah dalam hal ini pengetesan dan melakukan perawatan.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved