Korban Jiwa Konflik Perbatasan, India Laporkan Tentaranya Dianiaya dan Dimutilasi China

Korban itu merupakan yang pertama kali terjadi sejak perseteruan dua negara nuklir; China dan India pada 1975.

Editor: Madrosid
PLANET LABS INC via REUTERS
Gambar satelit yang diambil di Lembah Galwan di Ladakh, India, pada 16 Juni 2020. Pantauan satelit dari Planet Labs ini menunjukkan adanya peningkatan aktivitas di kawasan itu sejak seminggu sebelum bentrokan militer India vs China terjadi. 

Menurut catatan dari pihak India, peristiwa itu bermula pada pekan lalu ketika tentara mereka membongkar sebuah kamp yang didirikan tentara China di sisi perbatasan mereka.

Perkelahian tak terelakkan dan beberapa orang terluka, tapi China yang mundur kemudian kembali dengan jumlah pasukan yang lebih besar selama akhir pekan dan pada Minggu lalu mereka mulai melempari pasukan India dengan batu.

Pada Senin, pertempuran kecil ini jadi semakin memanas akibat perkelahian skala penuh di atas Sungai Galwan. Banyak orang tewas setelah terjun ke perairan gletser yang sangat dingin di bawahnya.

"Mereka meluncur dengan cepat seperti benda yang jatuh bebas," kata satu sumber kepada media Perancis AFP.

Hasil otopsi mengatakan bahwa alasan utama kenapa mereka bisa mati tenggelam karena jatuh dari ketinggian dan mengalami cedera kepala saat jatuh ke dalam air.

Kolonel B Santosh Babu yang tewas dalam insiden itu sebelumnya telah berupaya menemui komandan tentara China dalam upaya mengatasi ketegangan baru-baru ini.

Namun, sang kolonel yang berusia 37 tahun itu terluka parah bersama seorang prajurit lainnya ketika pasukan tentara China mengambil alat pemukul dari besi yang dipasangi paku dan melemparkan batu berisi kawat berduri di depan rekan-rekan mereka.

Sekitar 40 menit pasca kolonel Babu diserang, pasukan India bersama seorang Mayor menyerang tentara China di kamp mereka. 

Orang-orang India menyerang pos terdepan China dengan ganas dan menurut catatan mereka, akibat serangan itu sebanyak 60 tentara China terluka.

Pertempuran itu terjadi di Lembah Sungai Galwan dan berlangsung lebih dari 3 jam meski pun sempat ada upaya dari seorang Brigadir China untuk mengibarkan bendera putih.

Pada saat pertempuran mereka setelah tengah malam, banyak dari orang-orang yang jatuh ke sungai sudah menyerah karena hipotermia (kedinginan).

Sejauh ini 6 tentara India dinyatakan masih hilang.

Kepada New Indian Express, ibu dari Kolonel Babu, Manjula, mengatakan, "Saya telah kehilangan anak saya, saya tak kuasa menahannya. Namun, dia mati demi negara dan itu yang membuat saya bangga dan bahagia padanya."

Ayahnya, B Upendar, dengan tenang memberi tahu The Times of India, "Saya selalu sadar bahwa suatu hari saya bisa mendengar apa yang saya dengar hari ini, dan saya siap secara mental untuk itu."

"Semua orang mati tetapi merupakan hak istimewa untuk mati bagi negara dan saya bangga pada putra saya," imbuhnya.

Kolonel itu meninggalkan ibunya Manjula, ayahnya Upendar, istrinya Santoshi, Abhigna, anak perempuan yang berusia sembilan tahun, dan Anirudh, anak laki-laki berusia empat tahun.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved