Korban Jiwa Konflik Perbatasan, India Laporkan Tentaranya Dianiaya dan Dimutilasi China

Korban itu merupakan yang pertama kali terjadi sejak perseteruan dua negara nuklir; China dan India pada 1975.

Editor: Madrosid
PLANET LABS INC via REUTERS
Gambar satelit yang diambil di Lembah Galwan di Ladakh, India, pada 16 Juni 2020. Pantauan satelit dari Planet Labs ini menunjukkan adanya peningkatan aktivitas di kawasan itu sejak seminggu sebelum bentrokan militer India vs China terjadi. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Buntut dari terjadinya konflik perbatasan India Vs China menimbulkan korban jiwa di masing-masing pihak.

Lembah Galwan, Ladakh menjadi pemicu awal terjadinya ketengan antara kedua belah pihak.

Dikabarkan 20 tentara India tewas terbunuh pada perkelahian Senin malam awal pekan ini.

Sementara China mengatakan pihaknya memiliki angka korban sebanyak 43 orang namun tidak mengatakan apakah mereka semua terbunuh dalam baku hantam di Lembah Galwan, Ladakh itu.

Korban itu merupakan yang pertama kali terjadi sejak perseteruan dua negara nuklir; China dan India pada 1975.

Pihak India mengatakan tentaranya dimutilasi tentara China setelah dipukuli sampai mati di perbatasan Himalaya dan menunjukkan alat pukul berpaku yang digunakan dalam perkelahian.

Pada Kamis (18/6/2020), pihak India mengklaim bahwa setelah tentara mereka tewas akibat dipukuli menggunakan alat pukul berpaku, tentara China memutilasi mayat-mayat itu.

Tidak ada baku tembak sesuai perjanjian damai yang melarang senjata api dalam jarak 2 kilometer dari Line of Actual Control (LAC), garis yang ditarik ke lembah setinggi 17.000 kaki setelah kekalahan India dalam Perang Sino-India 1962.

PENYEBAB Bentrok Militer India Vs China Terungkap dari Gambar Satelit, Ternyata Ini Pemicunya

Peristiwa ini menjadi titik puncak amarah di pihak India sebagaimana dilaporkan India Today.

Pihak pemantau HAM Delhi telah menekan kepada Perdana Menteri Narendra Modi untuk melakukan pembalasan kuat terkait peristiwa ini.

Sementara itu, Juru bicara Menteri Hubungan Luar Negeri India, Anurag Srivastava dalam responsnya terhadap klaim China akan lembah Galwan mengatakan bahwa kedua pihak akan mengatasi masalah ini dengan penuh tanggung jawab.

"Membuat klaim berlebihan dan tidak dapat dipertahankan sangat bertentangan dalam hal ini," ujarnya dalam sebuah pernyataan.

Kedua belah pihak saling tuduh soal siapa yang memicu lebih dulu pertengkaran di lembah itu. 

Sebuah media melaporkan bahwa kepala pejabat tentara masing-masing pihak telah berjumpa pada Rabu kemarin untuk mengatasi situasi namun hasilnya masih belum dapat dikonfirmasi.

Para tentara India termasuk seorang kolonel tewas akibat beberapa luka dan mati kedinginan sebab suhu di wilayah itu di bawah nol derajat.

Mula peristiwa nahas itu...

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved