Andon Jabarkan Potensi Strategis dan Prospek Kabupaten Sintang

Selain itu, potensi perkebunan di Kabupaten Sintang juga sangat besar. Baik skala perusahaan maupun perkebunan rakyat.

TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA/Anwar
Kepala Badan Pengelolaan Perbatasan Setda Sintang, Andon. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG - Kepala Badan Pengelolaan Perbatasan Setda Sintang, Andon menjabarkan ada banyak potensi strategis kenapa kantor Bea Cukai harus ada di Kabupaten Sintang.

Menurutnya, Kabupaten Sintang kedepannya punya prospek yang sangat besar yang bisa menambah devisa kepada negara dengan kehadiran Bea Cukai.  

Alasan pertama kata Andon, karena Bandara Tebelian akan ditingkatkan menjadi taraf international.

Oleh sebab itu, Pemkab Sintang mengusulkan agar Bea Cukai mendirikan kantor cabang di Sintang.

BI Ungkap Neraca Perdagangan Indonesia di Bulan Mei 2020 Alami Surplus

“Sintang ini punya prospek sangat besar, sehingga kita menyarankan agar mereka membuat kantor induk di Kabupaten Sintang."

"Alasannya, pertama kita sudah punya bandara, menurut informasi tata ruang, kita memasuki tahap 2, sampai tahap 3 itu bisa dikembangkan jadi bandara international."

"Alasan berikutnya kita calon ibu kota provinsi, terntu kantor wilayah sebagai sub dari kementrian itu harus ada di provinsi,” ungkap Andon.

Selain itu, potensi perkebunan di Kabupaten Sintang juga sangat besar. Baik skala perusahaan maupun perkebunan rakyat.

“Kalau yang lain misalnya sawit, pertambangan, tinggal operasional. Ada 9 di kawasan perbatasan. Ini pertimbangan karena sama dengan imigrasi juga, melihat perkembangn sintang maka mereka juga berkinginan membangn kantor di sintang."

"Bea cukai masuk multi sektor, kita sudah ada kawasan industri, itu perlu dukugnan bea cukai."

"Kita tinggal belum terkoordinasi dengan baik potensi kita, fakta di lapangan sudah ada, dan itu ruang bea cukai untuk masuk, mereka terkait pendapatan negara,” bebernya.

Andon mencontohkan, keberadaan Bea Cukai di PLBN Nanga Badau, Kapuas Hulu bisa menghasilkan devisa negara.

Hanya didukung oleh satu perusahan, PT Sinarmas, export melalui Malaysia.

“Sementara kita di kawasan perbatasan ada 29 izin dari 500 lebih izin sawit. Ada 6 perusaham PMA di lini batas. Selama ini, angkutan CPO ke pontianak."

"Ketika sudah PLBN Sungai Kelik sudah berfungsi, arus ekspor-impor akan memotong rentang kendali kemudian menghemat cost, tidak perlu lagi direk ke Pontianak, bisa langsung ke Malaysia lewat kerjasama,” ujar Andon.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved