Masih di Bawah 14 Ribu, Ini Daftar Nilai Tukar Rupiah di 5 Bank Besar terhadap Dolar AS
Posisi rupiah kali ini, terbilang membaik, mengingat pada 23 Maret 2020 rupiah sempat terperosok akibat virus corona di level Rp 16.575 per dolar AS
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot tembus angka ke Rp 13.885 per dolar AS, Senin (8/6/2020).
Meskipun berhasil tembus di bawah Rp 14 ribu, rupiah melemah dari pekan lalu.
Berdasarkan data Bloomberg, posisi melemah 0,05 persen dibandingkan penutupan Jumat (8/6/2020), yakni Rp 13.878 per dolar AS.
Sementara itu, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah berada di level Rp 14.100 per dolar AS.
Posisi rupiah kali ini, terbilang membaik, mengingat pada 23 Maret 2020 rupiah sempat terperosok akibat virus corona di level Rp 16.575 per dolar AS.
Dengan begitu, rupiah sejauh ini sudah menguat hingga 16,3%, sebagaimana dilansir Kontan.co.id.
Berbagai faktor yang mendorong penguatan ini, di antaranya mulai dibukanya ekonomi di beberapa negara.
Sehingga membuat aset berisiko kembali diburu.
Kemudian, adanya aliran dana asing mulai kembali mengalir ke Indonesia.
Presiden Komisioner HFX International Berjangka, Sutopo Widodo mengungkapkan saat ini level Rp 14.000 per dolar AS merupakan nilai keseimbangan dari rupiah.
Namun, katalis positif masih belum akan menjauhi rupiah meski secara fundamental mata uang garuda ini masih rapuh.
“Pemulihan ekonomi Indonesia menjadi yang tercepat kedua menurut survei dari Bloomberg. Selain itu, pemberlakuan situasi kenormalan baru atau new normal sebagai upaya memulihkan aktivitas ekonomi juga dinilai baik dari kacamata investasi, terlihat dari banyaknya kas yang masuk ke Indonesia,” kata Sutopo kepada Kontan.co.id, Senin (8/5/2020).
Sementara Head of Economics Research Pefindo, Fikri C Permana mengatakan, nilai keseimbangan rupiah masih agak sulit dihitung.
Tetapi, level rupiah yang berada di kisaran Rp 13.800 - Rp 14.000 per dolar AS merupakan rentang yang cukup layak untuk rupiah.
“Prospek rupiah ke depan masih sulit ditebak, karena banyak hal yang berubah dengan cepat saat ini. Tetapi secara historis, berdasar pada perbedaan suku bunga yield SUN dengan US treasury dan purchasing power parity, kemungkinan rupiah akan sedikit melemah dibanding kondisi saat ini di akhir tahun nanti,” kata Fikri.