Indonesia Utang Pada China, Politisi Malaysia Mahathir Mohamad Ingatkan Jebakan Menjajah Gaya Baru
Utang Indonesia yang berasal dari China tercatat sebesar 17,75 miliar dollar AS atau setara Rp 274 triliun.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Cina merupakan negara yang saat ini memiliki kekuatan disegala bidang termasuk keuangan dan ekonomi.
Cina atau China menjadi satu diantara raksasa dunia yang saat ini menguasai perekonomian.
Tak anyal banyak negara-negara di dunia menjadikan China kiblat untuk mereka termasuk dalam meminjam uang atau utang.
Melihat masifnya China meminjamkan atau memberikan utang pada negara-negara di dunia membuat politisi senior Malaysia Mahathir Mohamad yang mundur sebagai PM Malaysia pada Februari lalu, pernah memberikan peringatan keras bagi negara manapun yang berutang ke China.
Bagi Mahathir Mohamad, utang dari China adalah jebakan.
Saat Mahathir Mohamad masih menjabat sebagai Perdana Menteri (PM) Malaysia, dia berujar jika tak bisa melunasinya maka negara pengutang akan berada di bawah kontrol China.
Gali lubang tutup lubang, utangan dari Jepang itu untuk melunasi utang Malaysia ke China.
Mengutip Kontan.co.id, Selasa (19/3/2019) lalu Mahathir Mohamad melontarkan peringatan ini lantaran Filipina ia sebut sedang mendapat gelontoran dana dari Investor asal China.
Mahathir Mohamad memperingatkan agar Filipina berhati-hati mengenai potensi jebakan yang bisa menimpa mereka jika tak bisa melunasi pinjaman layaknya Malaysia.
China sedang 'menjajah' negara-negara yang lebih kecil dengan meminjamkan sejumlah besar uang yang tidak akan sanggup mereka dibayar.
Tahun 2018, bahkan negara ini sudah dituduh memanfaatkan pinjaman besar-besaran agar dapat merebut aset dan membangun pangkalan militer di negara-negara kecil dunia ketiga.
Negara-negara berkembang mulai dari Pakistan hingga Djibouti, dari Maladewa hingga Fiji, semua berutang besar ke Cina.
Bukan sekadar perkiraan, dilansir dari The Sun, nyatanya memang sudah ada negara yang menunggak utang.
Negara ini juga dipaksa untuk menyerahkan kendali aset negaranya atau harus mengizinkan China untuk mempunyai pangkalan militer di negara tersebut.

Mereka menawarkan pinjaman bagi negara-negara yang tidak mampu membayar, dan kemudian menuntut konsesi ketika mereka gagal.