Virus Corona Masuk Kalbar

Bupati Jarot : Pertanian, Perkebunan Jalan Pemulihan Kesehatan dan Ekonomi Sintang saat New Normal

Menurut Jarot, kesehatan dan ekonomi ibarat anak kembar yang keduanya harus diurus bersamaan di tengah pandemi corona.

Penulis: Agus Pujianto | Editor: Zulkifli
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ISTIMEWA/Syukur Saleh
Bupati Sintang, Jarot Winarno panen jagung di Desa Jerora Satu, Kecamatan sintang. Menurut Jarot, pertanian dan perkebunan jalan pemulihan kesehatan dan ekonomi Sintang saat new normal -- 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG - Meski pemerintah pusat belum resmi merilis protokol kesehatan menghadapi tatanan hidup baru atau new normal, Pemkab Sintang setidaknya sudah bersiap memasuki tatanan hidup baru "berdampingan" dengan corona.

"Kita bersiap memasuki new normal, cara hidup baru ditengah masih adanya corona.

Jangan takut, pertanian dan perkebunan adalah jalan pemulihan kesehatan dan ekonomi Sintang," kata Bupati Sintang, Jarot Winarno.

Menurut Jarot, kesehatan dan ekonomi ibarat anak kembar yang keduanya harus diurus bersamaan di tengah pandemi corona.

Kapolda Kalbar Beri Penghargaan Perusahan dan Yayasan yang Peduli Penanganan Covid-19

Sampai pada saat new normal diberlakukan, Jarot meyakini virus corona belum sepenuhnya hilang.

Oleh sebab itu, harus dicari celah agar masyarakat tetap produktif kembali, tapi tetap menerapkan PHBS, kenakan masker, cuci tangan rutin dan jaga jarak.

"Kita tunggu protokol new normal yang sedang disusun.

Tapi kira-kira begini, bahwa sampai nanti vaksin ditemukan corona selalu ada.

Yang jadi masalah corona harus mampu dikendalikan.

Dengan intensitas tes yang banyak sekali, lalu dengan kontak tracing yang jelas, isolasi besar besaran, lalu dengan PSBB.

Tapi di luar itu harus ada celah masyarakat agar bisa hidup.

Jadi dalam konsep ini adalah, bagaimana masyarakat bisa produktif kembali, tapi melihat situasi yang ada ini, tetap melakukan hidup bersih dan sehat, utamanya cuci tangan sesering mungkin, memakai masker dan PHBS," beber Jarot.

5 Masalah Kulit Ini Bisa Jadi Penanda Awal Menderita Diabetes

Hingga kini, ada 6 orang warga Kabupaten Sintang yang terkonfirmasi positif corona yang dirawat di ruang isolasi mandiri di RSUD Ade M Djoen. Kondisi umumnya mereka sehat. Tidak ada keluhan.

Terkelompokan Orang Tanpa Gejala. Ada 237 orang reaktif rapid test sudah ditemukan dan diisolasi sembari menunggu hasil swan PCR.

Jarot berpandangan, ada beberapa sektor yang dinilai bakal menjadi unggulan di masa new normal.

Digital yang paling utama.

"Dalam situsi new normal, nanti ada dua sektor jadi unggulan.

Digital, akan kembali online shopping, teleconference mudah dan murah, komunikasi digital, sektor pertanian dan perkebunan," ungkapnya.

Menurut Jarot, orang bercocok tanam pasti jaga jarak, dan tidak terpapar corona karena selama bertani berjemur dari paparan sinar matahari yang mengandung vitamin D untuk menambah imunitas tubuh.

Persoalannya, sektor pertanian dalam masa pandemi corona, kurang memadai dalam hal sarana dan produksi pertanian. Pemerintah kata Jarot, belum siap dengan distribusi pupuk.

"Sektor pertanian kita dorong. Problem pertanian di Sintang ini satu saja, pupuk subsidi, tidak dapat lagi, kuota dikurangi.

Kalau perlu pemerintah daerah yang beli pupuk subsidi untuk bantu petani.

Mulai lah masyarakat sintang dengan sektor pertanian dan perkebunan, kalau punya kebun luas, maupun sedikit dikelola, bahkan memanfaatkan lahan pekarangan," pinta Jarot.

VIDEO : Bupati Sintang Bersilaturahmi dengan Pasien Covid-19

Masyarakat di Kabupaten Sintang, kata Jarot menggantungkan diri pada tiga sektor: Karet, sawit dan lada. Untuk mengantisipasi terjunnya harga karet, pemerintah sudah menyiapkan alternatifnya.

"Untuk lada dan sawit, kita ndak tahu prediksinya seperti apa.

Tetapi karet sudah kita alokasikan di dana BTT yang cepat cair itu untuk stimulus ekonomi.

Apabila suatu saat karet tidak terbeli oleh pengepul, pemrintah harus turun tangan menengahinya, kalau perlu pemerintah intervensi," ungkap Jarot.

Meski menyiapkan skema stimulus ekonomi kala harga karet anjlok, pemerintah tetap saja tidak bisa mengucurkan dana segar untuk membeli seluruh karet masyarakat.

Namun, dengan adanya dana yang disediakan, Jarot berharap dapat meringankan masyarakat, khususnya petani karet.

"Kita ndak mampu beli seluruh karet rakyat, paling tidak kalau dikucurkan dana segar 800 juta misalnya, cepat berputar, bentuknya kalau sertakan koperasi, seluruh keuntungan koperasi pada anggota, ndak mungkin, bumdes belum semua siap.

Mungkin kita bikin balai lelang karet menengahi antara penjual dan pembeli.

Karet rakyat tidak terbeli, pembeli kita carikan, kalau belum dapat pembeli, pemerintah yang beli.

Kan rakyat kasian kalau karetnya tidak terbeli," tukasnya. (*)

Update Informasi Kamu Via Launcher Tribun Pontianak Berikut:
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.wTribunPontianak_10091838

Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved