Wabah Virus Corona
Presiden China Xi Jinping Berjanji Vaksin Covid-19 Menjadi Barang Publik Global
China berjanji akan memberikan 2 miliar dolar AS selama dua tahun, bekerja dengan PBB untuk mendirikan respon kemanusiaan global.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Xi Jinping, Presiden China berjanji akan memberikan akses kepada semua negara segera setelah vaksin virus corona (Covid-19) tersedia di China.
Demikian disampaikan Xi Jinping dalam pembukaan sesi ke-73 pertemuan Majelis Kesehatan Dunia, yang digelar virtual.
China berjanji akan memberikan 2 miliar dolar AS selama dua tahun, bekerja dengan PBB untuk mendirikan respon kemanusiaan global.
"Yang paling penting, pengembangan vaksin Covid-19 di China tersedia, maka itu akan menjadi barang publik global," tegas Xi.
Saat ini, ada lebih dari 100 kandidat vaksin sedang dikembangkan di seluruh dunia.
Setidaknya delapan telah mulai diuji-coba klinis pada manusia, termasuk lima di China.
• Kapan Masuk Sekolah ? Panduan Apa yang Harus Dilakukan Ketika Masuk Sekolah Seusai Libur Covid-19 ?
Kontroversi vaksin Perancis
Sementara itu, di Perancis, kemarahan besar terjadi setelah perusahaan farmasi 'Sanofi', mengatakan, vaksin Covid-19 yang mereka temukan akan dikirimkan terlebih dahulu ke AS.
Pernyataan itu langsung disambut reaksi keras dari Presiden Perancis Emmanuel Macron.
Macron menegaskan, setiap vaksin harus diperlakukan sebagai "barang publik global", yang tidak tunduk pada satu kekuatan besar apa pun.
Perdana Menteri Perancis Edouard Philippe menegaskan keberatan, karena seluruh negara memiliki akses yang sama, tanpa adanya prioritas tertentu untuk setiap vaksin virus corona yang dikembangkan oleh raksasa farmasi Sanofi.
Para ilmuwan tengah berlomba-lomba untuk menemukan obatCdan vaksin untuk penyakit yang telah menewaskan hampir 300.000 orang di seluruh dunia, termasuk lebih dari 84.000 di AS.
"Sebuah vaksin Covid-19 harus dipertuntukkan untuk publik di dunia," kata Edouard Philippe pada Kamis (15/5/2020).
"Semua negara harus punya akses yang sama dan itu tidak untuk dinegosiasikan," tegasnya.
Dia berbicara setelah CEO Sanofi Paul Hudson mengatakan kepada Bloomberg News pada Rabu (13/5/2020), "Pemerintah AS memiliki hak pertama untuk melakukan pemesanan terbesar."
Karena AS telah membantu mendanai penelitian vaksin tersebut.
Pernyataan Hudson langsung berbuah kemarahan dari Pemerintah Perancis.
Perancis mengecam keras kebijakan Sanofi yang memprioritaskan vaksin virus Corona untuk AS.
"Bagi kami, itu tidak dapat diterima, jika mereka memberikan akses istimewa ke negara ini dan itu hanya karena alasan keuangan," ujar Wakil Menteri Keuangan Prancis, Agnes Pannier-Runacher, Kamis (15/5/2020).
Sanofi bekerjasama dengan perusahaan farmasi Inggris, GlaxoSmithKline dalam pengembangan vaksin Covid-19.
Kemitaraan antara Sanofi dan GlaxoSmithKline didanai oleh Biomedical Advanced Research and Development Authority, bagian dari Kementerian Kesehatan AS.
Lebih dari 90 vaksin saat ini sedang dikembangkan secara global. Delapan diantaranya tengah memasuki tahap uji klinis.
Tetapi para ahli mengatakan proses bisa memakan waktu bertahun-tahun dan mungkin tidak dapat ditemukan sama sekali.
Presiden AS Donald Trump pada Kamis (15/5/2020) yakin akan ada vaksin Covid-19 pada akhir tahun.
"Saya pikir kita akan memiliki vaksin pada akhir tahun dan saya juga telah memikirkan distribusinya karena kami telah mengarahkan militer," katanya kepada wartawan di Gedung Putih.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Presiden Xi: Vaksin Covid-19 Milik China Bisa Diakses Semua Negara
(*)