Ramadhan 2020
Tata Cara Sholat Idul Fitri di Rumah Sendiri, Lengkap dengan Bacaan Niat dan Doa Setelah Shalat Ied
hukum sholat idul fitri di rumah adalah boleh. hal itu seperti disampaikan anggota komisi fatwa mui, Ustadz Satibi Darwis
Penulis: Nasaruddin | Editor: Nasaruddin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Sholat Idul Fitri di tahun 2020 ini kemungkinan akan dilaksanakan di rumah masing-masing jika pandemi virus corona Covid-19 tak juga berakhir.
Melaksanakan Sholat Idul Fitri di rumah, menurut Anggota Komisi Fatwa MUI Pusat, Ustadz Satibi Darwis, boleh dilakukan.
Jika Sholat Idul Fitri dilaksanakan di rumah secara berjamaah, yang menjadi imam harus memahami tuntunan khutbah.
"Kalau pun yang menjadi imam tadi tidak bisa khutbah, maka boleh shalat Ied di rumah berjamaah tanpa khutbah," jelas Ustaz Satibi.
• Dampak Pandemi Covid 19, Pemkot Tiadakan Festival Meriam Karbit Pada Malam Idul Fitri
Hal senada disampaikan Ustadz Abdul Somad.
Menurut UAS, hukum melaksanakan Sholat Idul Fitri di rumah adalah boleh.
Bahkan jika hanya satu orang, kita tetap bisa melaksanakn Sholat Id.
Pun demikian jika di rumah ada saudara, keponakan dan keluarga maka Sholat Id bisa dilaksanakan secara berjamaah.
Cara Sholat Idul Fitri di Rumah Sendiri
Buya Yahya dalam satu ceramahnya mengatakan cara Sholat Idul Fitri sama dengan sholat dua rakaat lainnya.
Meski tanpa ada khutbahnya.
''Sholat dua rakaat saja sudah sah. Adapun masalah takbir 9+7 itu adalah memang sunnah'' ungkap Buya Yahya.
Menghimpun berbagai sumber, berikut ini tata cara Sholat Idul Fitri:
1. Niat
Niat berada di dalam hati. Namun untuk yang ingin melafadzkan, berikut bacaan niat Sholat Idul Fitri sendiri
اُصَلِّى سُنَّةً عِيْدِ الْفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ للهِ تَعَالَى
Usholli sunnatan ‘iidil fithri rok’ataini lillaahi ta’aalaa'
Artinya: Aku sengaja niat Sholat Sunnah Idul Fitri karena Allah SWT
2. Takbiratul ihrom
3. Takbir 7 kali dan diantara takbir membaca subhanallah walhamdulillah wala ilaha illallah wallahu akbar.
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ
4. Membaca Alfatihah dan ayat Al Quran lainnya
5. Ruku'
6. I'tidal
7. Sujud
8. Duduk di antara dua sujud
9. Sujud
10. Berdiri kembali
11. Takbir 5 kali, dan diantara takbir membaca subhanallah walhamdulillah wala ilaha illallah wallahu akbar.
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ
12. Membaca Al-Fatihah dan ayat Al Quran lainnya
13. Ruku'
14. I'tidal
15. Sujud
16. Duduk di antara dua sujud
17. Sujud
18. Tahiyat Akhir
19. Salam
20. Mendengar khutbah (jika ada)
Bacaan Doa Setelah Sholat Idul Fitri
Bacaan Dzikir dan Doa Setelah Sholat oleh Ustaz Adi Hidayat dikutip Sripoku dari kanal YouTube Audio Dakwah
- Istighfar (Astaghfirullahaladzim)
- Dzikir
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ قَالَ لا إلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَريكَ لَهُ ، لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ ؛ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ ، في يَوْمٍ مِئَةَ مَرَّةٍ كَانَتْ لَهُ عَدْلَ عَشْرِ رِقَابٍ وكُتِبَتْ لَهُ مِئَةُ حَسَنَةٍ ، وَمُحِيَتْ عَنْهُ مِئَةُ سَيِّئَةٍ ، وَكَانَتْ لَهُ حِرْزاً مِنَ الشَّيْطَانِ يَوْمَهُ ذَلِكَ حَتَّى يُمْسِي ، وَلَمْ يَأتِ أَحَدٌ بِأَفْضَلَ مِمَّا جَاءَ بِهِ إِلاَّ رَجُلٌ عَمِلَ أكْثَرَ مِنْهُ
“Barangsiapa mengucapkan LAA ILAHA ILLALLAH WAHDAHU LAA SYARIKA LAH LAHUL MULKU WA LAHUL HAMDU WA HUWA ‘ALA KULLI SYAI’IN QODIR (tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, milik-Nya segala kekuasaan dan bagi-Nya segala pujian, dan Dialah Yang Mahakuasa atas segala sesuatunya) dalam sehari seratus kali, itu sama pahalanya dengan membebaskan sepuluh hamba sahaya dan dituliskan untuknya seratus kebaikan, serta dihapuskan dari dirinya seratus kejelekan (dosa). Dzikir itu juga penjaga dirinya dari gangguan setan pada hari itu sampai sorenya. Dan tidak ada seorang pun yang datang membawa amal yang lebih baik daripada yang ia bawa, kecuali ada orang yang beramal lebih banyak daripada dirinya.”
وقال : مَنْ قَالَ سُبْحَانَ الله وَبِحَمْدِهِ ، في يَوْمٍ مِئَةَ مَرَّةٍ ، حُطَّتْ خَطَايَاهُ ، وَإنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ البَحْرِ
Beliau juga bersabda, “Barangsiapa yang mengucapkan SUBHANALLAHI WA BI HAMDIH (Mahasuci Allah dan dengan memuji-Nya) sebanyak seratus kali sehari, terhapuslah dosa-dosanya walaupun sebanyak buih di lautan.” (HR. Bukhari, no. 6403 dan Muslim, no. 2691)
Dari Abu Ayyub Al-Anshari radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
مَنْ قَالَ لا إلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ المُلْكُ ؛ وَلَهُ الحَمْدُ ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ ، عَشْرَ مَرَّاتٍ . كَانَ كَمَنْ أعْتَقَ أرْبَعَةَ أنْفُسٍ منْ وَلَدِ إسْمَاعِيلَ
“Barangsiapa mengucapkan LAA ILAHA ILLALLAH WAHDAHU LAA SYARIKA LAH LAHUL MULKU WA LAHUL HAMDU WA HUWA ‘ALA KULLI SYAI’IN QODIR (tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, milik-Nya segala kekuasaan dan bagi-Nya segala pujian, dan Dialah Yang Mahakuasa atas segala sesuatunya) sebanyak sepuluh kali, maka ia seperti orang yang telah memerdekakan empat jiwa dari anak keturunan Isma’il.” (HR. Bukhari, no. 6404 dan Muslim, no. 2693)
- Bacaan ayat - ayat Quran (Q.S Al-Ikhlas, Q.S Al-alaq, Q.S An-Nas)
- 3 bacaan utama (Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar)
Subhanallah menepikkan segala hak yang tidak terkait dengan sifat dan keagungan Allah SWT, jadi Allah tidak disekutukan dengan apa-apalagi.
Alhamdulillah semua yang kita kerjakan bermanfaat, pakaian bermanfaat, kendaraan bermanfaat, rizki bermanfaat tidak korupsi, tidak mencuri.
- Bacaan Ayat Qursi
Berikut adalah lafadz ayat kursi yang tercantum dalam Al-Qur’an.
اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ ۚ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۗ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ ۖ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ
Berikut bacaannya dalam bahasa latin.
Alloohu laa ilaaha illaa huwal hayyul qoyyuum, laa ta’khudzuhuu sinatuw walaa naum. Lahuu maa fissamaawaati wa maa fil ardli man dzal ladzii yasyfa’u ‘indahuu illaa biidznih, ya’lamu maa baina aidiihim wamaa kholfahum wa laa yuhiithuuna bisyai’im min ‘ilmihii illaa bimaa syaa’ wasi’a kursiyyuhus samaawaati wal ardlo walaa ya’uuduhuu hifdhuhumaa wahuwal ‘aliyyul ‘adhiim.
Kemudian ini adalah terjemahannya:
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak atau boleh disembah), melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya). Yang tidak mengantuk dan tidak juga tertidur. Kepunyaan-Nya adalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya.
Sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan di belakang mereka. Dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya.
Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha tinggi lagi maha besar.”