Ramadhan 2020
Makna Takjil yang Menghidupkan Ramadan dan Melestarikan Kuliner Nusantara
Dikatakan Habib Nizar bahwa takjil merupakan pengaruh budaya arab yang diterima dengan baik oleh tradisi masyarakat indonesia.
Penulis: Muhammad Rokib | Editor: Maudy Asri Gita Utami
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Pada bulan Ramadan ini tidak bisa dihindari dari tradisi ataupun budaya umat islam di Indonesia, diantara budaya yang dilakukan adalah berburu takjil untuk hidangan buka puasa.
Tentu dengan adanya budaya ini lebih menghidupkan bulan Ramadan, serta melestarikan kuliner yang ada di nusantara.
Hal ini disampaikan oleh Pimpinan Majelis Ahbabul Mustofa sekaligus penasehat GP Ansor Kalimantan Barat, Habib Nizar Bin Qosim Bin Yahya.
"Masyarakat memburu takjil dapat menghidupkan bulan Ramadan karena meramaikan pasaran dan jalanan. Sehingga ada pembeda bulan Ramadan dengan bulan lainnya."
• Komunitas Remaja Almusharakat Meana Tayan Hilir Bersama TNI Polri Bagikan Takjil
"Takjil juga melestarikan kuliner Indonesia variasi makanan Indonesia yang bergam, maka dari hal ini menjadikan ajang bangkitnya kembali kuliner nusantara. Sehingga bisa tau makanan has berbagai daerah terkhusus di Pontianak," jelas Habib Nizar, Rabu (13/5/2020).
Dengan adanya takjil tersebut tentu akan lebih mengangkat kuliner khas Indonesia.
Dikatakan Habib Nizar bahwa takjil merupakan pengaruh budaya arab yang diterima dengan baik oleh tradisi masyarakat indonesia.
"Ini menunjukkan keharmonisan budaya indonesia dan arab bahwa satu aluran masuknya islam ke nusantara," imbuhnya.
Berbagai macam kebaikan dan keistimewan yang luar biasa yang ada pada bukan Ramadan ini termasuk istilah takjil yang merupakan istilah populer di bulan Ramadan.
Habib Nizar pun menjelaskan tentang pengertian takjil itu sendiri dari pandangan islam.
Menurutnya, takjil merupakan hidangan untuk berbuka puasa yang diawali dengan makanan dan minuman yang manis-manis barulah dilanjut kemenu utama.
Namun disisi agama islam, Habib Nizar mengartikan bahwa takjil pada dasarnya bukanlah makanan.
"Kata takjil berasal dari bahasa arab adalah 'Ajjala, Yu'ajjilu, Ta'jilan yang artinya menyegerakan. Maksud menyegerakan adalah penyegeraan pembatalan puasa," papar Habib Nizar.
Namun demikian, Habib Nizar menuturkan bahwa kesunnahan yang daoat dilakukan oleh umat islam ketika hendak berbuka puasa adalah berbuka dengan buah kurma.
Kesunnahan tersebut, karena hal itu telah dilakukan oleh Rasulullah Saw yang merupakan panutan bagi setiap umat islam.
Kendati demikian, Habib Nizar juga menuturkan apabila pada hidangan buka puasa tidak ada kurma boleh saja berbuka dengan makanan lainnya, namun diutamakan yang manis-manis.
"Kalau enggak ada kurma intinya makanan yang manis-manis, es buah atau kolak ataupun makanan khasnya seperti kue bingke yang merupakan makanan khas pontianak," ujarnya.
Adapun manfaat dari takjil tersebut di antaranya:
Pertama, dalam pandangan islam memandang takjil dengan arti menyegerakan yang didalamnya terdapat manfaat yang luar biasa akan selalu ada dalam kebaikan.
Habib Nizar mengutip sebuah hadits Nabi Muhammad Saw yang diriwayatkan oleh Bukhori dan muslim diceritakan dari Sahal Ibn Sa’ad, Rasulullah s.a.w, Bersabda: ”Manusia selamanya dalam kebaikan, selama ia menyegerakan berbuka puasa” (Hadits Shahih, riwayat al-Bukhari dan Muslim).
Hadits lain dari riwayat Tirmidzi disebutkan dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, Allah Ta’ala berfirman, “Hamba yang paling dicintai di sisi-Ku adalah yang menyegerakan waktu berbuka puasa.” Hadis riwayat Muslim.
Dari hal tersebut, Habib Qosim menuturkan sudah sepantasnya ditiru oleh umat islam, karena merupakan kesunnahan dan akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda dibulan Ramadan.
Kedua, manfaat dari takjil atau menyegerakan buka puasa dapat mensegarkan pada badan ketika buka puasa.
"Manfaat takjil mensegarkan badan akan dipandang positif setelah keseharaian menahan lapar maka dengan memakan takjil badan akan terasa lebih sehat dan segar," paparnya
Dari Abu Hurairah Radhiallahu 'anhu ia berkata, Rasulullah Saw bersabda, “Ada tiga golongan yang tidak ditolak doanya, orang berpuasa sampai berbuka, pemimpin yang adil dan orang yang dizalimi.” (Riwayat Ahmad, Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Katika mberbuka dengan takjil yang diawali dengan doa maka setiap doa akan dikabulkan oleh Allah.
"Maka takjil dipandang dalam islam adalah baik dan bersifat positif, karena untuk menjamu makanan ketika hendak berbuka puasa," pungkasnya. (*)
Update Informasi Kamu Via Launcher Tribun Pontianak Berikut:
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.wTribunPontianak_10091838
Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak