Virus Corona Masuk Kalbar

Bandara Supadio Kembali Beroperasi, Wali Kota Edi Kamtono Minta Seluruh Penumpang Dirapid Test

Hal tersebut penting dilakukan pasca adanya kebijakan dari pemerintah pusat yang kembali mengaktifkan operasional penumpang melalui jalur udara

Penulis: Hamdan Darsani | Editor: Zulkifli
TRIBUNPONTIANAK/FERRYANTO
Suasana di Bandara Supadio pasca penerbangan Komersial saat masih dihentikan pada, Sabtu (25/4/2020) lalu. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono meminta kepada otoritas yang berwenang terhadap operasional Bandara Supadio Pontianak agar melakukan rapid test terhadap para penumpang yang datang dan akan keluar wilayah Kalimantan Barat.

Hal tersebut penting dilakukan pasca adanya kebijakan dari pemerintah pusat yang kembali mengaktifkan operasional penumpang melalui jalur udara.

"Saya sih karena itu bukan dari wilayah kota pontianak, baik dari segi wilayah dan kewenaganya tapi kita minta untuk dilakukan rapid test di bandara setiap penumpang yang datang maupun pergi," ujarnya Senin (11/5/2020)

Cara Sederhana Buat Mie Ayam Ala Kamu, Yuk Cobain Bunda Simpel Banget

Hal tersebut penting dilakukan sebagai bentuk pendataan setiap keluar masuk orang dari dan menuju Pontianak atau Kalimantan Barat apakah dalam kondisi sehat atau tidak.

"Dengan rapidkan bisa nampak tuh dan jelas, sehingga kita tau kondisi kesehatan orang yang datang ke Pontianak," ujarnya. 

Pemprov Perketat

Setiap penumpang pesawat terbang yang masuk ke Kalbar melalui Bandara Supadio dipastikan harus memiliki dokumen dan persyaratan lengkap sesuai yang telah ditetapkan pemerintah setempat.

Gubernur Kalbar, Sutarmidji menegaskan, dengan dibukanya penerbangan oleh Kementerian Perhubungan maka diberlakukanlah persyaratan ketat oleh Pemprov Kalbar.

Ia menjelaskan mulai Minggu kemarin baru ada pesawat yang membawa penumpang dan jumlahnya sangat sedikit.

Setiap penumpang yang barus turun dari pesawat harus diperiksa ketat.

Selain itu, Midji mengungkapkan penumpang yang turun dari pesawat juga harus menunjukan tiket pergi dan pulangnya.

"Penumpang yang datang memang sangat sedikit, mereka harus ada tiket PP kalau mau datang di Kalbar," ucap Sutarmidji saat diwawancarai, Senin (11/5/2020).

Balap Liar di Bulan Ramadan, Empat Remaja di Razia Polsek Tayan Hilir Polres Kapuas Hulu

Ia menegaskan siapa saja yang tidak mempunyai tiket PP, maka mereka tidak boleh keluar bandara atau mereka dikarantina selama 21 hari untuk memastikan kesehatanya.

Apabila tidak mempunyai tiket PP dan tidak jelas tujuannya, penumpang tersebut akan dipulangkan kembali.

"Kalau ada yang datang ke Kalbar, harus punya tiket PP, kalau tidak ada tiket PP maka mereka tak boleh keluar bandara atau dengan kata lain kita kirim pulang atau kita isolasi di tempat yang sudah ditentukan selama 21 hari siapapun dia,"tambahnya.

Sutarmidji memastikan kalaupun para penumpang pesawat yang datang ke Kalbar mempumyai tiket PP, ia tegaslan tetap dipantau dengan ketat.

Soal dan Jawaban Belajar di TVRI Kelas 4-6 SD Selasa 12 Mei, Tentang Bunyi dan Cahaya

Mereka datang harus menjelaskan apa tujuannya dan kemana saja mereka berurusan atau pergi.

"Kita cek dan pantau secara ketat mereka yang datang, karena mereka juga harus punya tiket PP dan urusannya apa,"ucapnya.

Kemudian, penumpang dari Pontianak atau Kalbar boleh berangkat ke Jakarta atau tempat lain melalui Jakarta asal dengan alasan yang masuk akal.

"Penumpang yang banyak justru dari Pontianak ke Jakarta, karena membawa Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang dikembalikan dari Malaysia," ungkap Mantan Wali Kota Pontianak dua periode ini.

Kemudian ia menjelaskan mulai hari ini, Pemprov Kalbar sudah melakukan rapid test terhadap para driver ojek online.

Hal itu untuk memastikan kondisi mereka, kemudian para pelanggan atau masyarakat yang menggunakan jasa juga tidak khawatir. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved