Ramadhan 2020
Cara Wanita Haid Mendapatkan Malam Lailatul Qadar di Bulan Ramadhan
malam lailatul qadar adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan jika kita beramal di dalamnya
Penulis: Nasaruddin | Editor: Nasaruddin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Wanita yang sedang haid, dilarang untuk melaksanakan ibadah tertentu sebelum suci.
Termasuk tidak dibolehkan berpuasa di bulan Ramadhan, Sholat dan membaca Al Quran.
Lalu bagaimana jika ingin beribadah di malam Lailatul Qadar sehingga bisa mendapat keberkahannya?
Meski ada hal-hal yang dilarang, seorang wanita yang sedang haid masih bisa melakukan banyak amalan-amalan.
• KABAR BAHAGIA, Indonesia Luncurkan Antivirus Corona, Uji Pada Pasien Covid-19 Hasilnya Luar Biasa
Terutama jika ingin mendapatkan malam Lailatul Qadar.
Berikut ini Tribun himpun amalan yang bisa dilakukan, dari berbagai sumber:
1. Memperbanyak Zikir
Meski sedang haid atau datang bulan, seorang perempuan tetap boleh berzikir.
Jenis dzikir sangat banyak, bisa berupa ucapan tasbih, tahmid, takbir, dan lain sebagainya.
Dzikir juga bisa dilakukan kapan pun dan di mana pun.
Maka perbanyaklah berzikir agar tetap bisa menghimpun pahala dan kebaikan di saat menstruasi.
2. Berdoa
Doa saat haid juga dibolehkan.
Doa menjadi pilihan ibadah yang mudah dan sangat dianjurkan.
Doa bisa dilafalkan dengan bahasa apa saja, kapan saja, dan oleh siapa saja, termasuk perempuan yang sedang haid.
Berdoa bisa juga disebut bermunajat.
Di mana seseorang tengah berikhtiar mendekatkan diri kepada Allah SWT.
3. Memperbanyak Sedekah
Amalan berikutnya yang bisa dan sangat boleh dilakukan saat haid adalah bersedekah.
Sedekah termasuk amalan yang sangat dianjurkan dilakukan di bulan Ramadhan.
Memperbanyak sedekah bisa dengan berbagai cara, seperti memberi santunan kepada fakir miskin, anak yatim hingga menebar senyuman kebaikan.
Paling penting dalam sedekah ini adalah kamu ikhlas mengerjakannya.
Saat ini sedekah tidak hanya bisa dilakukan secara langsung.
Kamu bisa bersedekah via online apakah melalui Baznas, Dompet Dhuafa dan lainnya.
4. Mencari Ilmu
Saat haid, hendaknya perempuan lebih banyak menuntut ilmu, terlebih mempelajari ilmu agama.
Mencari ilmu bisa dilakukan secara mandiri maupun melalui bimbingan guru dengan mendatangi majelis-majelis ilmu.
Hukum mencari ilmu dalam Islam bersifat wajib.
Di mana banyak sekali manfaat yang bisa diambil, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.
تَعَلَّمُوا الْعِلْمَ فَإِنَّ تَعَلُّمَهُ لِلهِ خَشْيَةٌ، وَطَلَبَهُ عِبَادَةٌ، وَمدَارَسَتَهُ تَسْبِيحٌ، وَالْبَحْثُ عَنْهُ جِهَادٌ
“Belajarlah ilmu, sesungguhnya belajar ilmu kerana Allah adalah suatu bentuk ketakwaan. Mencari ilmu adalah ibadah, menelaahnya adalah tasbih, dan mengkajinya adalah jihad.” (HR Ad-Dailami).
5. Melakukan kegiatan sosial
Di samping ibadah-ibadah yang bersifat ritual, umat Islam juga diperintahkan untuk memperbanyak kegiatan positif yang bersifat sosial.
Misalnya, dengan memberi makan kaum fakir, mengajar, memudahkan urusan orang lain, menyediakan buka puasa untuk anak-anak jalanan, dan lain sebagainya.
Di bulan suci Ramadan ibadah bernuansa sosial itu tercermin, misalnya, dalam perintah untuk menyuguhkan buka puasa walaupun hanya sebiji kurma. (*)