ramadan 2020

Hadits Palsu Tentang 15 Ramadan Terjadinya Huru Hara dan Duhkan, Penyebarnya Berdosa

Sebagaimana dalam hadits tersebut dikatakan akan terjadi sebuah bunyi yang sangat dahsyat pada bulan syawal

Penulis: Muhammad Rokib | Editor: Madrosid
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/MUHAMMAD ROKIB
Gus Ainun Najib, M.Ag selaku Pengasuh Pondok Pesantren Darunnasyi'in Kubu Raya sekaligus Dosen Ahli Tafsir IAIN Pontianak. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Beredar informasi bahwa pada 15 Ramadhan 2020 akan terjadi huru hara sebagai pertanda kiamat seperti terjadinya dukhan atau kabut menyelimuti bumi.

Masyarakat pun sudah panik atas informasi tersebut.

Sebagaimana dalam hadits tersebut dikatakan akan terjadi sebuah bunyi yang sangat dahsyat pada bulan syawal dan pada dzulqa'dah akan terjadi perpecahan antar suku.

Kemudian pada dzulhijjah akan terjadi pertumpahan darah.

Pengasuh Pondok Pesantren Darunnasi'in Kubu Raya sekaligus sebagai dosen ahli Tafsir IAIN Pontianak, Gus Ainun Najib, M.Ag menyampaikan tentang keautentikan hadits Nabi yang digunakan dalam penyebaran informasi tersebut.

FENOMENA Puncak Hujan Meteor Eta Aquarids Malam Ini Hiasai Langit Indonesia

Gus Najib menuturkan bahwa hadits yang digunakan oleh penyebar informasi tersebut merupakan hadits yang lemah (dhoif).

Dan bahkan tidak tanggung-tanggung bahwa hadits tersebut banyak ulama yang menyatakan bahwa hadits tersebut palsu.

Hal itu dikatakannya atas kesepakatan para ulama islam.

Kendati demikian masih banyaknya umat islam yang menggunakan hadits lemah tersebut.

"Kalau haditsnya sudah dhoif atau lemah masih bisa kita jadikan untuk lebih takut kepada Allah dan lebih takwa kepada Allah," ujar ulama karismatik itu.

"Namun apabila haditsnya sudah palsu maka tidak bisa kita jadikan pedoman," imbuhnya.

Dengan demikian, dosen ahli tafsir ini pun memberikan himbauan kepada umat islam pada khususnya, agar tidak menyebarkan hadits paslu.

Penyebaran hadits palsu dinilainya akan memberikan dampak yang negatif dan bahkan berunjung pada berita hohong (hoax).

Menyebarkan hoax merupakan perbuatan yang dilarang dalam islam. Karena hanya menjadikan masyarakat resah dan belum dibenarkan kepastian informasinya.

Bahkan Gus Najib pun mengutip sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim tentang penyebaran informasi bohong yang mengatasnamakan Nabi Muhammad Saw akan diberikan tempat murka disisi Allah yaitu di Neraka.

“Sesungguhnya berdusta atas namaku tidaklah sama dengan berdusta pada selainku. Barangsiapa yang berdusta atas namaku secara sengaja, maka hendaklah dia menempati tempat duduknya di neraka.” (HR. Bukhari dan Muslim).

"Terjadinya kabut tebal yang menyelimuti manusia nanti memang benar kejelasannya dalam Alquran, namun tidak satu orang pun yang bisa menentukan waktu kejadian tersebut," tukasnya.

Hal itu berdasarkan Firman Allah dalam Alquran surah Ad-Dukhan yang artinya: "Maka tunggulah pada hari ketika langit membawa kabut yang tampak jelas, yang meliputi manusia. Inilah azab yang pedih". (Q.S Ad-Dukhan: 1-2)

Menurutnya persoalan hari kiamat merupakan rahasia Allah dan hanya Allah saja yang bisa mengetahui dan mengaturnya.

"Manusia hanya bisa berserah diri dan bertawakkal kepada Allah," lanjutnya.

Gus Najib pun menyampaikan kepada umat islam agar mempelajari tentang keilmuan islam dari semua sudut pandang ilmu fikih, hadits dan semua tentang ilmu Allah.

Tidak hanya itu, Gus Najib menuturkan umat islam seharusnya pada saat ini bukan termakan oleh informasi yang bohong, namun yang perlu difokuskan adalah tentang penanganan dan pencegahan wabah virus corona (covid-19) agar cepat usai.

Menurutnya sinergi dari semua kalangan sangat diperlukan untuk mencegah covid-19.

"Dan tentu himbauan pemerintah dan MUI agar kita tidak melakukan kegiatan keramaian, serta mengikuti protokol kesehatan harus kita ikuti dan tidak lupa meningkatkan ibadah kepada Allah," pungkasnya mengakhiri.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved