Sebelum Covid-19, Pengangguran Kalbar Sebanyak 117 Ribu Orang Per Februari

Jika pada Februari 2019 jumlah pengangguran sebanyak 107 ribu orang maka pada periode Februari 2020 jumlahnya sebanyak 117 ribu orang

Penulis: Nina Soraya | Editor: Nina Soraya
TRIBUN PONTIANAK/NINA SORAYA
Kepala BPS Kalbar Moh Wahyu Yulianto memaparkan kondisi ketenagakerjaan di Kalbar untuk periode Februari 2020. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID,PONTIANAK – Badan Pusat Statistik (BPS) Kalbar mencatat Jumlah pengangguran di Kalimantan Barat (Kalbar) sebanyak 117 ribu orang pada Februari 2020.

Berdasarkan Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Februari 2020, maka jumlah angkatan kerja Provinsi Kalimantan Barat mencapai 2,573 juta orang.

Jadwal Belajar dari Rumah TVRI Kamis 7 Mei 2020 untuk SD, SMP dan SMA

Bhabinkamtibmas Imbau Warga Patuhi Peraturan Pemerintah

Klarifikasi, Ruchanihadi Sebut PDP Yang Meninggal Senin Lalu Tidak Dirawat Inap di RS Vincentius

“Jika dibandingkan dengan Februari 2019, angkatan kerja tersebut turun sebanyak seribu orang,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalbar, Moh Wahyu Yulianto dalam live streaming, Selasa (5/5/2020).

Wahyu menjelaskan angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kalimantan Barat pada Februari 2020 sebesar 4,56 persen atau naik 0,42 persen terhadap keadaan Februari 2019 sebesar 4,14 persen.

“Jika pada Februari 2019 jumlah pengangguran sebanyak 107 ribu orang maka pada periode Februari 2020 jumlahnya sebanyak 117 ribu orang,” ungkapnya.

Dia menegaskan kembali kondisi ketenagakerjaan di Kalbar ini pada posisi Februari 2020 sebelum Covid-19 terjadi di Kalbar.

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada Februari 2020 mengalami penurunan disbanding tahun sebelumnya. Di mana periode Februari 2020 ini sebesar 70,28 persen.

“Jika dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 71,47 persen maka angka TPAK tersebut mengalami penurunan,” urainya.

Pada bulan Februari 2020 persentase pekerja formal di Kalimantan Barat sebesar 41,24 persen sedangkan pekerja informal sebesar 58,76 persen.

“Jumlah pekerja formal meningkat dibandingkan keadaan Februari 2019 yaitu sebesar 39,32 persen, sementara itu, pekerja informal menurun dibandingkan keadaan Februari 2019 yang sebesar 60,68 persen,” jelasnya.

Wahyu menjelaskan jika dilihat kondisi bulan Februari 2020, sektor pertanian mengalami penurunan dibandingkan kondisi Februari 2020, yaitu dari 49,58 persen menjadi 46,20 persen.

“Sektor lainnya yang mengalami penurunan penyerapan tenaga kerja yaitu sektor industri sekitar 6 ribu orang (dari 5,46 persen menjadi 5,26 persen),” ujarnya.

Sedangkan sektor yang mengalami peningkatan penyerapan tenaga kerja terbesar pada sektor perdagangan, penyediaan akomodasi dan makan minuman yaitu sekitar 35 ribu orang.

“Dilanjutkan sektor pertambangan dan penggalian sekitar 19 ribu orang dan sektor konstruksi sekitar 17 ribu orang,” katanya.

STRATEGI Boy Rafli Amar Tumpas Terorisme di Indonesia Setelah Dilantik Jokowi Jadi Kepala BNPT

Rutin Gelar Patroli, Bripka Andika RD Napitu Sampaikan Pesan Kamtibmas

Rutin Melaksanakan DDS ke Rumah Warga Binaan, Ini Yang Disampaikan Bripka Marional Gultom

Apabila diperhatikan menurut status pekerjaan utama, persentase buruh/karyawan/pegawai keadaan Februari 2020 naik dari 36,08 persen menjadi 37,40 persen.

Status berusaha dibantu buruh tetap dan pekerja bebas mengalami sedikit kenaikan yaitu keadaan Februari 2019 sebesar 3,24 persen menjadi 3,84 persen pada keadaan Februari 2020.

Status pekerja bebas juga sedikit mengalami kenaikan dari 5,42 persen menjadi 5,49 persen.

Sementara itu, pada pekerja berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tidak dibayar mengalami penurunan yaitu dari 17,70 persen menjadi 16,88 persen.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved