Jelaskan yang Menjadi Bukti Tentang Berdirinya Kerajaan Tarumanegara, Jawaban Kelas 4 5 6, 30 April

Dalam catatan sejarah dan peninggalan artefak di sekitar lokasi kerajaan,bahwa pada saat itu Kerajaan Taruma adalah kerajaan Hindu beraliran Wisnu.

Penulis: Syahroni | Editor: Syahroni
ISTIMEWA
Jelaskan yang Menjadi Bukti Tentang Berdirinya Kerajaan Tarumanegara, Jawaban Kelas 4 5 6, 30 April. 

Penulis: Syahroni

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Kerajaan Tarumanegara akan menjadi pembahasan pada program di TVRI untuk kelas 4 5 6 sekolah dasar.

Sebelum kita menjawab pertanyaan yang ada, sebaiknya kita mengenal kerajaan Tarumanegara terlebih dahulu.

Melansir wikipedia, Tarumanagara atau Kerajaan Taruma adalah sebuah kerajaan yang pernah berkuasa di wilayah barat pulau Jawa pada abad ke-4 hingga abad ke-7 M.

Tarumanegara merupakan salah satu kerajaan tertua di Nusantara yang meninggalkan catatan sejarah.

Dalam catatan sejarah dan peninggalan artefak di sekitar lokasi kerajaan, terlihat bahwa pada saat itu Kerajaan Taruma adalah kerajaan Hindu beraliran Wisnu.

Bila menilik dari catatan sejarah ataupun prasasti yang ada, tidak ada penjelasan atau catatan yang pasti mengenai siapakah yang pertama kalinya mendirikan kerajaan Tarumanegara.

Raja yang pernah berkuasa dan sangat terkenal dalam catatan sejarah adalah Purnawarman.

Pada tahun 417 ia memerintahkan penggalian Sungai Gomati dan Candrabaga (Kali Bekasi) sepanjang 6112 tombak (sekitar 11 km).

Selesai penggalian, sang prabu mengadakan selamatan dengan menyedekahkan 1.000 ekor sapi kepada kaum brahmana.

Nah setelah mengetahui sedikit tentang kerajaan tersebut, jawablah pertanyaan berikut ini.

Pertanyaan:

Jelaskan yang menjadi bukti tentang berdirinya Kerajaan Tarumanegara!

Jawaban:

Bukti tentang berdirinya kerajaan Tarumanegara berupa penemuan beberapa prasasti.

Prasasti yang ditemukan tersebar dibeberapa wilayah.

a. Prasasti Kebon Kopi, dibuat sekitar 400 M (H Kern, 1917), ditemukan di perkebunan kopi milik Jonathan Rig, Ciampea, Bogor.

b. Prasasti Tugu, ditemukan di Kampung Batutumbu, Desa Tugu, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, sekarang disimpan di museum di Jakarta.

Prasasti tersebut isinya menerangkan penggalian Sungai Candrabaga oleh Rajadirajaguru dan penggalian Sungai Gomati sepanjang 6112 tombak atau 12 km oleh Purnawarman pada tahun ke-22 masa pemerintahannya.

Penggalian sungai tersebut merupakan gagasan untuk menghindari bencana alam berupa banjir yang sering terjadi pada masa pemerintahan Purnawarman, dan kekeringan yang terjadi pada musim kemarau.

b. Prasasti Cidanghiyang atau Prasasti Munjul, ditemukan di aliran Sungai Cidanghiyang yang mengalir di Desa Lebak, Kecamatan Munjul, Kabupaten Pandeglang, Banten, berisi pujian kepada Raja Purnawarman.

c. Prasasti Ciaruteun, Ciampea, Bogor.

d. Prasasti Muara Cianten, Ciampea, Bogor.

e. Prasasti Jambu, Nanggung, Bogor.

f. Prasasti Pasir Awi, Citeureup, Bogor.

Itulah tujuh prasasti yang menjadi bukti berdirinya kerajaan Tarumanegara.

Bagi orangtua yang mendampingi anak ada panduan yang meski diperhatikan.

Kompetensi Numerasi

Berikut hal yang dapat dilakukan orangtua untuk membantu meningkatkan kompetensi numerasi anak dari melihat tayangan:

1. Berusahalah untuk mendampingi anak menyaksikan tayangan hingga selesai. Dengan menyimak tayangan bersama anak, orangtua diharapkan ikut memahami materi yang disampaikan.

2. Ajaklah anak berdiskusi kebermanfaatan tayangan yang disaksikan. Berilah motivasi untuk penyelesaian tugas yang diberikan dengan memeriksa kembali apa yang sudah dikerjakan anak.

3. Untuk tugas yang rumit atau perlu penyelesain, arahkan anak untuk mencari referensi lainnya dari buku. Jika memungkinkan, berdiskusilah dengan guru jika anak membutuhkan bimbingan
lebih lanjut.

4. Mintalah anak membacakan hasil karya yang ditulisnya dan berikan komentar seputar penyampaian dan komunikasi yang digunakan. Berikan penghargaan untuk karya yang sudah dibuat anak.

Kompetensi Literasi

Berikut hal yang dapat dilakukan orangtua untuk membantu meningkatkan kompetensi literasi anak dari melihat tayangan:

1. Dampingi anak ketika sedang menyimak tayangan, kemudian minta anak untuk mengkomunikasikan ide, gagasan, maupun perasaan sendiri, baik lisan maupun tertulis, dari tayangan tersebut. Selanjutnya, orangtua perlu mendengarkan, membaca apa yang disampaikan anak, dan memberi umpan balik berupa tanya jawab, diskusi dan pujian.

2. Lakukan diskusi dengan anak terkait hasil tulisannya. Perhatikan tema, topik, gagasan, atau ide yang dirasa belum pas dan beri waktu kepada anak untuk mengemukaan pendapatnya dan memperbaiki tulisannya.Jika orangtua mengalami kesulitan, bisa diskusi bersama keluarga dan guru.

3. Mintalah anak untuk membacakan hasil tulisannya. Perhatikan cara duduk, jarak dari buku ke mata, posisi sikap yang baik, dan intonasi pembacaan. Selanjutnya, bersama-sama orangtua dan anak menyimpulkan bacaan.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved