Rangkuman Dokumenter Gerabah Ouw Sempe Balanga Materi SMA Edisi Sabtu 25 April di TVRI
Ternyata pembuatan gerabah di Ouw sangat diminati wisatawan, khususnya turis mancanegara yang berasal dari Belanda, Inggris Raya dan Swiss.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Siswa-siswi SMA/SMK sederajat pada edisi Sabtu (25/4/2020) akan disuguhkan materi Budaya Saya, Dokumenter Gerabah Ouw Sempe Balanga pada program belajar bersama di TVRI.
Tayangan untuk SMA sederajat akan dimulai pukul, 10.00–10.30 WIB.
Jangan sampai ketinggalannya untuk menyaksikan dan merangkum materi yang disampaikan serta jawab pertanyaan yang ada.
Dikutip dari Tribunnews.com, Direktur Jenderal Kebudayaan (Dirjenbud), Hilmar Farid menjelaskan, materi program Belajar dari Rumah diambil dari berbagai sumber.
Sebagian besar materi sudah diproduksi Kemendikbud melalui Televisi Edukasi (TVE) maupun produksi dari pihak lain.
Dicontohkan sumber materi dari luar Kemendikbud, yakni Jalan Sesama untuk jenjang PAUD.
Kemudian, terkait program kebudayaan, Hilmar menjelaskan pada Sabtu dan Minggu, terdapat durasi tiga jam khusus untuk program-program kebudayaan.
Antara lain gelar wicara (talkshow), podcast, kesenian, dan magazine tentang perkembangan budaya dari seluruh Indonesia.
Sementara pada malam hari akan ditayangkan film Indonesia pilihan dari berbagai genre seperti film anak, drama, dan dokumenter.
Dikutip dari situs Kemendikbud, kementerian yang dipimpin Nadiem Makarim itu akan menyiapkan sekitar 720 episode untuk penayangan program Belajar dari Rumah selama 90 hari ke depan di TVRI.
"Saat ini Kemendikbud sudah menyiapkan tayangan untuk dua minggu pertama, sambil memproduksi untuk tayangan di minggu-minggu berikutnya," kata Hilmar.
Berikut jadwal lengkap untuk tayangan TVRI edisi Sabtu 25 April 2020:
1. 08.00 – 08.30 WIB : Siswa/Siswi PAUD dan sederajat.
Cerita Sabtu Pagi Animasi: Pasoa dan Sang Pemberani.
2. 8.30 – 09.00 WIB : Siswa/Siswi SD Kelas 1-3 dan sederajat.
Fiksi Remaja: Pesan Layang-Layang, Seikat Jiwa, dan Sekeping Tanggung Jawab.
3. 09.00 – 09.30 WIB : Siswa/Siswi SD Kelas 4-6 dan sederajat.
Gelar Wicara Asli Indonesia: Siasat Seni dan Industri Kreatif Menghadapi Pandemi episode 1.
4. 10.00 – 10.30 WIB : Siswa/Siswi SMA/SMK dan sederajat.
Budaya Saya: Dokumenter Gerabah Ouw Sempe Balanga
5. 10.30 – 11.00 WIB : Orangua/Guru.
Keluarga Indonesia: Ragam Indonesia: Nasi Liwet dan Kuliner Jogja.
• Pesan Layang-Layang Seikat Jiwa dan Sekeping Tanggung Jawab Materi SD 1 2 3 Tayang di TVRI 25 April
• Rangkuman Cerita Pasoa dan Sang Pemberani Materi Belajar Bersama PAUD Sabtu 25 April di TVRI
Mengutif dari Bangka Pos, berikut ringkasan mengenai Dokumenter Gerabah Ouw Sempe Balanga.
Saparua merupakan sebuah pulau di Maluku Tengah. Pulau kecil ini sekaligus sebagai kecamatan yang memiliki tujuh buah negeri, salah satunya adalah Ouw yang masuk ke dalam Kecamatan Saparua Timur.
Disebut Negeri, maksudnya adalah desa adat yang dipimpin oleh raja yang kedudukannya sama seperti kepala desa.
Ouw merupakan negeri paling terakhir di Pulau Saparua. Sebagai negeri yang dikelilingi oleh laut, Ouw memiliki tepi pantai yang sangat indah bernama Tanjung Ouw. Nama Tanjung Ouw bahkan sampai dibuatkan lagu yang dipopulerkan oleh penyanyi Bob Tutupoly di era 50-an.
Tanjung Ouw menyajikan keindahan karang yang membentang luas. Pantainya juga sangat indah, serta memiliki air yang jernih. Sungguh menggoda kita untuk berenang!
Di sana, Sobat Pesona dapat melihat kapal motor milik nelayan berlalu lalang mencari ikan. Kita bisa duduk santai di tepi pantai sambil menikmati semilir angin laut yang menerpa perlahan.
Selain keindahan laut, Ouw juga terkenal akan kerajinan gerabah. Bahkan, Ouw dikenal sebagai satu-satunya penghasil gerabah dan tembikar di Kepulauan Maluku. Produksi gerabah dari Ouw biasanya dikirimkan ke berbagai daerah, seperti Pulau Seram dan Ambon.
Ternyata pembuatan gerabah di Ouw sangat diminati wisatawan, khususnya turis mancanegara yang berasal dari Belanda, Inggris Raya dan Swiss. Kita juga bisa mencoba sendiri membuat gerabah atau tembikar yang diajarkan langsung oleh para perajin di sini.
Sobat Pesona juga harus mengunjungi Rumah Baile yang sering dijadikan tempat untuk melangsungkan acara adat. Ada juga Benteng Ouw yang letaknya berada di tengah pemukiman. Menurut cerita, Benteng Ouw dibangun oleh Portugis ketika datang ke wilayah Kepulauan Lease.
Namun, kepemilikannya direbut oleh Belanda tak lama setelah berhasil menguasai hampir seluruh wilayah Maluku.
Tak jauh dari Desa Adat Ouw, Sobat Pesona bisa berkunjung ke Desa Adat Ullath. Kedua desa adat ini memang sangat berdekatan. Konon, dulu Ullath memang masuk ke dalam wilayah Ouw. Namun, entah karena sebab apa, Ulath akhirnya memiliki wilayahnya sendiri, tapi tetap bersebelahan dengan Ouw.
Ada beberapa tradisi yang bisa Sobat Pesona lihat ketika berkunjung ke Ullath. Pertama, Tradisi Upu Latu yang mengumpulkan semua keluarga bermarga Pical. Kedua, Tradisi Makang Kalapa Isi. Tradisi ini cuma ada di Ullath dan masih dijalankan hingga saat ini.
Tradisi makan bersama tersebut mengharuskan adanya kehadiran kepala di meja makan, baik yang sudah berubah bentuk menjadi santan atau sebagai bumbu pelengkap.
Sebagian artikel ini telah tayang di bangkapos.com dengan judul Gerabah Ouw Sempe Balanga dari Pulau Saparua Maluku Tengah. (*)