Ramadan
Amalan yang Bisa Dilakukan Wanita Haid di Bulan Ramadhan
ada banyak amalan yang masih bisa dilakukan seorang wanita perempuan di bulan ramadhan meskipun sedang haid
Penulis: Nasaruddin | Editor: Nasaruddin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Wanita yang sedang haid, dilarang untuk berpuasa di bulan Ramadhan.
Selain itu, wanita haid juga dilarang membaca al Quran bahkan tak hanya di bulan Ramadhan.
Lalu apa yang harus dilakukan wanita yang sedang haid agar tetap bisa mengumpulkan pundi-pundi pahala selama Ramadhan?
• Live Streaming Pengumuman Hasil Sidang Isbat Awal Puasa 1 Ramadhan 2020
Tenang. Meski tak bisa berpuasa, kamu bisa mengerjakan beberapa amalan lain yang dibolehkan.
Berikut ini Tribun himpun amalan yang bisa dilakukan, dari berbagai sumber.
Amalan Wanita saat Haid Bulan Ramadhan
1. Memperbanyak Zikir
Meski sedang haid atau datang bulan, seorang perempuan tetap boleh berzikir.
Jenis dzikir sangat banyak, bisa berupa ucapan tasbih, tahmid, takbir, dan lain sebagainya.
Dzikir juga bisa dilakukan kapan pun dan di mana pun.
Maka perbanyaklah berzikir agar tetap bisa menghimpun pahala dan kebaikan di saat menstruasi.
2. Memperbanyak Sedekah
Amalan berikutnya yang bisa dan sangat boleh dilakukan saat haid adalah bersedekah.
Sedekah termasuk amalan yang sangat dianjurkan dilakukan di bulan Ramadhan.
Memperbanyak sedekah bisa dengan berbagai cara, seperti memberi santunan kepada fakir miskin, anak yatim hingga menebar senyuman kebaikan.
Paling penting dalam sedekah ini adalah kamu ikhlas mengerjakannya.
3. Berdoa
Doa saat haid juga dibolehkan.
Doa menjadi pilihan ibadah yang mudah dan sangat dianjurkan.
Doa bisa dilafalkan dengan bahasa apa saja, kapan saja, dan oleh siapa saja, termasuk perempuan yang sedang haid.
Berdoa bisa juga disebut bermunajat.
Di mana seseorang tengah berikhtiar mendekatkan diri kepada Allah SWT.
• Live Streaming Kompas TV : Update Corona 23 April 2020 dan Pengumuman Awal Puasa Ramadhan 1441 H
4. Menyiapkan Hidangan Berbuka
Satu di antara amalan yang bisa dilakukan wanita haid adalah menyiapkan hidangan berbuka.
Wanita haid yang tidak berpuasa memiliki kesempatan untuk mencoba makanan dan minuman sebelum dihidangkan berbuka puasa.
Kegiatan seperti ini bisa dilakukan di lingkungan keluarga maupun masyarakat lainnya.
5. Mencari Ilmu
Saat haid, hendaknya perempuan lebih banyak menuntut ilmu, terlebih mempelajari ilmu agama.
Mencari ilmu bisa dilakukan secara mandiri maupun melalui bimbingan guru dengan mendatangi majelis-majelis ilmu.
Hukum mencari ilmu dalam Islam bersifat wajib.
Di mana banyak sekali manfaat yang bisa diambil, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.
تَعَلَّمُوا الْعِلْمَ فَإِنَّ تَعَلُّمَهُ لِلهِ خَشْيَةٌ، وَطَلَبَهُ عِبَادَةٌ، وَمدَارَسَتَهُ تَسْبِيحٌ، وَالْبَحْثُ عَنْهُ جِهَادٌ
“Belajarlah ilmu, sesungguhnya belajar ilmu kerana Allah adalah suatu bentuk ketakwaan. Mencari ilmu adalah ibadah, menelaahnya adalah tasbih, dan mengkajinya adalah jihad.” (HR Ad-Dailami).
6. Melakukan kegiatan sosial
Di samping ibadah-ibadah yang bersifat ritual, umat Islam juga diperintahkan untuk memperbanyak kegiatan positif yang bersifat sosial.
Misalnya, dengan memberi makan kaum fakir, mengajar, memudahkan urusan orang lain, menyediakan buka puasa untuk anak-anak jalanan, dan lain sebagainya.
Di bulan suci Ramadan ibadah bernuansa sosial itu tercermin, misalnya, dalam perintah untuk menyuguhkan buka puasa walaupun hanya sebiji kurma.
Artinya, aktivitas perempuan haid yang menghidangkan sajian berbuka untuk keluarga terhitung ibadah.
Bagaimana dengan membaca Alquran?
Terkait hal ini ada perbedaan pendapat ulama.
Dalam madzhab Syafi’i ulama sepakat bahwa perempuan haid/nifas tidak diperkenankan menyentuh atau membawa mushaf.
Tapi sebagian lain membolehkan membaca Alquran (tanpa menyentuhnya) dengan niat dzikir, doa, atau mempelajarinya.