PMII Singkawang Ajak Pengguna Media Sosial Bersikap Kritis dan Cerdas Terhadap Informasi

Setelah membaca berita dari sosial media, biasakan untuk mencari berita yang sama dari situs-situs di internet yang terpercaya

Ist/Dok. PMII Kota Singkawang
Sekretaris Pengurus Cabang (PC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Singkawang, Bayu Sentana (kiri) bersama Ketua Kaderisasi Rozi (kanan) melihat berita melalui handphone belum lama ini. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINGKAWANG - Pengurus Cabang (PC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Singkawang mengajak generasi milenial untuk cerdas dan kritis dalam menggunakan media sosial (medsos) dan internet.

Setelah membaca berita dari sosial media, biasakan untuk mencari berita yang sama dari situs-situs di internet yang terpercaya.

Kemudian usahakan jangan hanya mengunjungi satu situs, tetapi dua atau lebih situs karena setiap situs berita di internet bisa saja menampilkan berita yang berbeda sehingga bisa diketahui berita tersebut fakta atau hoaks.

"Generasi milenial harus mencari referensi lain dari berita yang diterima tersebut," kata Sekretaris PC PMII Singkawang, Bayu Sentana, Senin (20/4/2020).

20 Ucapan Selamat Ramadan 2020 yang Cocok Buat Update Status Media Sosial

Bayu menerangkan, berbagai media baik media cetak maupun elektronik seperti koran, majalah, internet dan media sosial tidak lepas dari pemberitaan tentang Covid-19 dan perkembangannya.

Covid-19 tidak hanya menimbulkan korban jiwa, tetapi juga kerugian materil dan ekonomi.

World Health Organization (WHO) telah menetapkan Covid-19 sebagai pandemi global. Maka berbagai negara di dunia mulai melakukan tindakan untuk menyelamatkan rakyatnya dari pandemi.

Di Indonesia sendiri, berbagai media elektronik terutama di internet selalu memberitakan perkembangan Covid-19 dan penanganan yang dilakukan oleh berbagai pejabat pemerintahan tingkat nasional, provinsi, hingga kota.

Tak sedikit media yang mengaitkan Covid-19 dan penanganannya dari pemerintah untuk kepentingan politik dan golongan.

Banyaknya situs pemberitaan dan informasi yang tersebar diinternat dan sosial media membuat pemberitaan menjadi simpang siur tidak karuan, terlebih lagi di sosial media seperti facebook dan dan twitter yang penggunanya adalah masyarakat umum, semua penggunanya bisa menuliskan pendapat dan membagikan berita dengan mudahnya, baik itu berita fakta maupun berita hoaks.

Berbagai infornasi dan berita yang simpang siur tersebut membuat generasi milenial menjadi bingung mana yang berita fakta dan mana yang berita hoaks.

Apalagi sejak awal 2019 menjelang Pilpres hingga sekarang banyak sekali berita hoaks yang bertebaran di media sosial yang tidak sedikit dari generasi milenial yang mengonsumsi berita hoaks tersebut mentah-mentah tanpa disaring terlebih dahulu ataupun dicari referensinya.

Lebih parahnya lagi sebagian dari mereka langsung membagikan saja berita tersebut tanpa disaring terlebih dahulu sehingga semakin banyak lagi orang yang mengonsumsi berita tersebut.

Untuk itu para generasi milenial harus kritis terhadap berita karena berita hoaks bisa saja menyesatkan dan bisa merugikan banyak orang.

"Bukan itu saja, berita hoax juga bisa menimbulkan konflik dan perpecahan," tuturnya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved