KIM JONG UN Biarkan Ribuan Warganya Meninggal, Korea Utara Derita Kerawanan Pangan Parah
Kim Myong memperkirakan bahwa korban tewas akibat Covid-19 di negara tertutup itu bisa menyaingi bencana kelaparan selama empat tahun yang dikenal
Pada tahun 2019, PBB memperkirakan bahwa lebih dari 10 juta warga Korea Utara menderita kerawanan pangan yang parah.
Menanggapi wabah virus corona, yang dimulai di negara tetangga China, Korea Utara menutup perbatasannya dan memerintahkan semua orang asing di negara itu, kebanyakan diplomat, untuk mengisolasi diri selama berminggu-minggu.
Mereka juga meningkatkan kampanye propagandanya dengan laporan yang memuji kepemimpinan Kim.
Myong berspekulasi bahwa Korea Utara enggan mengatakan kondisi yang sebenarnya tentang coronavirus di dalam perbatasannya karena Korea Utara berusaha melindungi hubungan dengan China.
Dia berpendapat bahwa Kim Jong-un menyembunyikan kebenaran tentang wabah itu seperti ayahnya, Kim jong-il, yang dulu pernah menyembunyikan kengerian kelaparan saat menjalani kehidupan mewah dan menipu rakyatnya sendiri karena dia khawatir warga Korea Utara akan berbalik melawannya jika mereka tahu korban sebenarnya karena kurangnya pengujian dan perawatan yang tepat.
Myong menambahkan, "Kim Jong-un membiarkan ratusan, ribuan, atau bahkan puluhan ribu warga Korea Utara meninggal karena penyakit seperti budak yang tidak berharga dan itu tidak akan menjadi masalah."
"Baginya, menyaksikan begitu banyak orang mati akan lebih menyakitkan daripada tusukan jari yang menumpahkan satu tetesan darahnya sendiri."
Myong telah meminta komunitas internasional untuk menekan Korea Utara agar berbagi informasi yang transparan dan menerima bantuan asing yang diperlukan untuk menyelamatkan banyak nyawa.
Kim, sementara itu, telah mengawasi latihan militer lainnya, media pemerintah melaporkan pada hari Jumat.
Itu terjadi ketika parlemen negara itu, Majelis Rakyat Tertinggi (SPA), bersiap berkumpul untuk pertemuan tahunannya meskipun ada pandemi Covid-19.
Hampir 700 deputi dari seluruh Korea Utara biasanya menghadiri sesi tersebut.
Tetapi banyak pengamat menganggap SPA tidak berguna secara politik. (Adrie P. Saputra/Suar.ID)
Artikel ini telah terbit sebelumnya di https://suar.grid.id/amp/202102973/tiga-juta-orang-di-korea-utara-diklaim-akan-tewas-karena-virus-corona-namun-kim-jong-un-malah-santuy-dan-main-rudal?