Virus Corona Masuk Kalbar
APD Covid-19 Kurang, Direktur RSUD Singkawang Persilakan Jika Ada yang Ingin Berdonasi
Lebih lanjut dr Didi menjelaskan. Sementara untuk APD, ada beberapa yang cukup dan beberapa yang memerlukan tambahan.
Penulis: Ridhoino Kristo Sebastianus Melano | Editor: Maudy Asri Gita Utami
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINGKAWANG - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Abdul Aziz Kota Singkawang, Provinsi Kalimantan Barat memerlukan beberapa tambahan Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga medis khususnya yang berhubungan langsung dengan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19.
"Jadi kalau ada yang ingin berdonasi silakan," kata Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Abdul Aziz Kota Singkawang, Provinsi Kalimantan Barat, dr Ruchanihadi Sp.PD, Selasa (14/4/2020).
Lebih lanjut dr Didi menjelaskan. Sementara untuk APD, ada beberapa yang cukup dan beberapa yang memerlukan tambahan.
Baju APD sementara cukup, namun untuk kurun waktu tertentu, sehingga bukan untuk yang seterusnya karena pihak rumah sakit belum tahu puncak wabah Covid-19 kapan akan terjadi.
• Tim Penggerak PKK Kubu Raya Bantu 128 Unit Sarana Cuci Tangan dan 10 Ribu Butir Telur
Beberapa APD yang kurang di antaranya pelindung wajah, masker, masker bedah, masker N95, sarung tangan bedah yang panjang, hand sanitizer karena dipakai setiap hari dan semua masih perlu bantuan karena yang ada sifatnya tidak banyak.
"Jarum dan obat saat ini kita cukup untuk penatalaksanaan kasus Covid-19," tuturnya.
Dalam meningkatkan pelayanan dan perang melawan Covid-19, RSUD dr Abdul Aziz melakukan penambahan enam kamar ruang isolasi dimana sebelumnya ada lima kamar yang saat ini sedang direnovasi, sehingga total saat ini terdapat 11 kamar ruang isolasi.
Minggu Depan Uji Swab Corona Bisa di Pontianak
Selama ini uji laboratorium sampel cairan nasofaring, Pasien Dalam Pengawasan maupun Orang Tanpa Gejala Covid-19 terpusat pada Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kemenkes.
Sehingga menurut Gubernur Kalbar, Sutarmidji untuk mengetahui hasilnya dibutuhkan waktu 10-15 hari kemudian bagi pasien di Kalbar.
Mulai minggu depan, Midji menegaskan pengujian sampel cairan dari guna memastikan pasien apakah terjangkit corona atau Covid-19 bisa dilakukan di Kalbar.
"Pemeriksaan swab minggu depan sudah bisa kita mulai di Pontianak,"ucap Midji saat diwawancarai, Selasa (14/4/2020).
Kepastian bisa melakukan tes swab di Pontianak setelah adanya izin dari Kementerian Kesehatan.
Salin itu, Polymerase Chain Reaction (PCR) serta laboratoriumnya disebut Sutarmidji sudah siap.
"Kita tinggal menunggu reagent kits nya datang. Kalau datang maka langsung bisa melakukan tes swab di Pontianak," ucap jelas Mantan Wali Kota Pontianak dua periode ini.
Sutarmidji menambahkan pihaknya mencoba mendatangkan reagent kits melalui Kemenkes, BNPB dan distributor swasta lainnya.
Ia berharap bisa dilakukannya uji swab di Pontianak maka penanganan corona di Kalbar akan semakin cepat.
Pasalnya, hasil bisa langsung diketahui tanpa harus menunggu belasan hari, seperti saat ini.
"Semoga bisa segera dilakukan, agar kita bisa cepat menangani yang terjangkit virus dan melakukan tracing serta mengisolasi yang bersentuhan," tegasnya.
Sehingga yang mempunyai riwayat bersentuhan atau yang bersangkutan yang telah dinyatakan positif tidak menularkan pada yang lainnya lagi.
Kalbar menurut Midji mempunyai dua PCR, satu milik Rumah Sakit Universitas Tanjungpura dan satunya milik Balai POM.
Lab RS Untan mempunyai kapasitas 100 orang perhari. Sedangkan milik Balai POM dikatakannya berkapasitas lebih dari Lab RS Untan.
"Sebetulnya PCR Balai POM lebih besar kapasitasnya, tapi kalau tak banyak yang harus diperiksa swab nya cukup PCR Untan,"tambah Midji.
Kemudian ia mengajak warga yang telah lanjut usia, khususnya 60 tahun keatas untuk mengikuti rapid test.
Dengan diketahui hasil rapid test, maka penanganan semakin mudah.
Pasa Senin (13/4) kemarin, Midji menuturka terdapat 17 Lansia yang datang untuk mengikuti rapid test.
Padahal kuota perharinya 30 orang dan yang telah mendaftar tercatat 286 orang.
"Mulai Senin sudah ada yang usia rentan sekitar 17 orang datang memeriksakan diri mereka. Kita akan layani setiap hari untuk rapid test," tegasnya.
Jika usia rentan 60 tahun keatas tidak ada lagi peminatnya untuk melakukan rapid test. Midji menegaskan akan melakukannya pada sample usia rentan lainnya atau dibawah 60 tahun. (*)
Update Informasi Kamu Via Launcher Tribun Pontianak Berikut:
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.wTribunPontianak_10091838
Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak