Tinjau Pabrik Karet, Atbah: Karet Yang Bercampur Plastik, Tanah dan Kayu Mempengaruhi Harga

Kepada perusahaan Sumber Jantin untuk tetap menerima hasil karet dari masyarakat dan bila perlu meninggikan harganya

Penulis: Muhammad Luthfi | Editor: Jamadin
Dok. Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setda Kabupaten Sambas
Bupati Sambas Atbah Romin Suhaili, saat meninjau langsung aktifitas jual beli di pabrik Karet Sumber Jantin, Desa Saing Rambi, Kecamatan Sambas, Sambas, Kalbar. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS- Bupati Sambas Atbah Romin Suhaili, meninjau pabrik karet Sumber Jantin di Desa Saing Rambi, Kecamatan Sambas dalam rangka kunjungan kerja sekaligus mendengar langsung pernyataan dari pihak Sumber Jantin.

Sebelumnya kata Atbah, dirinya mendengar isu yang beredar di masyarakat bahwa perusahaan Sumber Jantin tidak lagi menerima hasil karet dari petani-petani karet yang ada di Kabupaten Sambas.

Setelah melaksanakan peninjauan, ia ungkapkan hal itu tidak benar. Dan sampai dengan saat ini, pihak Sumber Jantin masih membeli hasil karet dari petani-petani di Kabupaten Sambas.

"Isu yang beredar di masyarakat itu semuanya tidak benar, saya melihat langsung masyarakat datang membawa hasil karet mereka ke sumber Jantin dan perusahaan Sumber Jantin tetap menerima atau membeli karet yang mereka bawa," ujar Atbah, Senin (13/4/2020).

Pemkab Landak Ajak Masyarakat Landak Jaga Kualitas Karet

Atbah menyebutkan mengenai harga karet itu sendiri memang di pengaruhi oleh harga dunia, selain itu juga sangat dipengaruhi oleh kualitas dari karet itu sendiri.

Ia katakan, pada saat dirinya mengunjungi Sumber Jantin, dirinya mendapatkan bahwa banyak dari hasil pertanian dalam hal ini adalah karet yang di campur dengan tanah bahkan kayu.

"Saya mendapati masih banyak karet kita yang tercampur dengan tanah, plastik dan kayu-kayuan itu yang mempengaruhi harga dan kualitas dari karet yang kita hasilkan," katanya.

Padahal kata Atbah, jika kualitas karetnya bagus, harga beli di Sumber Jantin pun mencapai harga Rp 14 Ribu/Per Kg.

"Jika kualitas karet kita bagus tidak tercampur dan kering, maka perusahaan Sumber Jantin masih menerima dengan harga Rp 14.000," tutur Atbah.

Untuk itu, ia berharap kepada pihak perusahaan untuk tetap membeli karet masyarakat Sambas. Terlebih lagi kata dia di tengah pandemi covid-19.

Bupati Sambas, Atbah Romin Suhaili, saat meninjau langsung aktivitas jual beli di pabrik Karet Sumber Jantin, Desa Saing Rambi, Kecamatan Sambas, Sambas, Kalbar, Senin (13/4/2020)
Bupati Sambas, Atbah Romin Suhaili, saat meninjau langsung aktivitas jual beli di pabrik Karet Sumber Jantin, Desa Saing Rambi, Kecamatan Sambas, Sambas, Kalbar, Senin (13/4/2020) 

"Kepada perusahaan Sumber Jantin untuk tetap menerima hasil karet dari masyarakat dan bila perlu meninggikan harganya. Karena, dengan melihat kondisi saat ini dalam situasi wabah covid-19 yang berdampak terhadap ekonomi masyarakat, kita harus mengedepankan sifat sosial," bebernya.

Dan kepada para pedagang perantara yang membeli langsung dengan masyarakat. Atbah meminta untuk menjadikan kondisi saat ini sebagai momentum untuk saling tolong-menolong sehingga tidak membeli hasil karet petani dengan harga yang terlalu rendah.

Harga Rp 8000

Satu di antara petani karet, di Desa Sumber Harapan, Kecamatan Sambas, Mas'ani mengungkapkan saat ini mereka menjual karet yang belum di olah kepada pihak pengepul atau tengkulak di Desa-nya, di hargai kurang lebih Rp 7.500,- sampai dengan Rp 8.000.

"Sekarang kalau kita jual di kampung ini harganya sekitar Rp 7.500, tapi tadi pagi ada yang jual mengatakan Rp 8.000 per kilogram," ujar Mas'ani, Senin (13/4/2020).

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved