Virus Corona Masuk Kalbar

Update Covid-19 di Kabupaten Sanggau, 1168 Orang Berstatus ODP

Dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) serta pasien yang masih dirawat sebanyak tiga orang dan dua orang sedang menunggu hasil laboratorium.

Penulis: Hendri Chornelius | Editor: Zulkifli
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ISTIMEWA/ dinkes.sanggau.go.id
Sebaran data ODP dan PDP di Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SANGGAU - Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau, Ginting menyampaikan, saat ini sebanyak 1168 orang warga Kabupaten Sanggau yang berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP) covid-19.

Data ini tercatat hingga  Jumat 10 April 2020 pukul 08.00 WIB. 

Sedangkan orang selesai dalam pemantauan sebanyak 1039 orang.

Dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) serta pasien yang masih dirawat sebanyak tiga orang dan dua orang sedang menunggu hasil laboratorium.

Sementara satu orang lainya terkonfirmasi positif Covid-19.

Jumlah itu merupakan data yang diupdate di website dinkes.sanggau.go.id pada Jumat 10 April 2020 pukul 08.00. 

Sebelumnya Ginting juga menyampaikan bahwa pihaknya akan melakukan Rapid Tes sesuai dengan prosedur yang dianjurkan.  

"Yang pertama nanti tenaga kesehatan akan kita rapid test, semua orang yang sudah kontak dengan pasien dalam pengawasan. 

Supaya kita tidak terlalu menunggu lama hasil swab, untuk kita tahu siapa yang reaktif dan tidak reaktif,"katanya, Rabu (8/4/2020).

Kriteria untuk orang yang dilakukan Rapid Tes, kata Ginting, yang pertama adalah orang-orang yang pernah kontak langsung dengan yang terkonfirmasi. 

"Itu wajib, kemudian yang kedua adalah keluarga dekatnya. Jadi lapis kedua, lalu kita telusuri lagi kalau terbentuk disitu klaster.

Misalnya dia sudah terkonfirmasi ataupun dia sudah reaktif, lalu sebelumnya ternyata dia ikut seminar atau ikut perkumpulan apa.

Jadi satu kumpulan itu, klaster itu akan kita Rapid Tes, itu untuk masyarakat,"ujarnya.

Terus untuk tenaga kesehatan, yang pertama adalah orang yang berhubungan langsung dengan pasien.

Kemudian untuk mereka yang melakukan tracing, dia mencari orang, menelusuri jejak. 

"Ini setiap Puskesmas ada, dan kita sudah bentuk minimal 3 orang. Itu kita Rapid Tes, kemudian orang-orang yang dalam pelayanan, baik dirawat inap, rawat jalan.

Itu kita Rapid Tes, artinya setiap tenaga kesehatan yang banyak berhubungan dengan orang lain dan banyak kontak dengan masyarakat, itu yang diutamakan,"ujarnya.

Untuk itulah, Ginting mengakui bahwa sudah memesan kembali Rapid Tes dan hari ini sudah datang.

Dulunya ada 200 Rapid Tes dan hari ini datang 1000 Rapid Tes.

"Tentu saja, tidak hanya oleh Dinkes tetapi juga kita berkerjasama dengan kawan-kawan di Puskesmas.

Jadi orang Puskesmas juga akan kita latih bagaimana cara melakukan Rapid Tes,"jelasnya.

Kemudian, kita juga berikan Alat Pelindung Diri (APD) untuk Puskesmas, supaya mereka juga bisa melaksanakan pendeteksian atau scrining di wilayahnya masing-masing. 

"Jadi petugas Puskesmas kami sendiri yang akan melaksanakan Rapid tes di Puskesmas nya.

Disinggung terkait jumlah Rapid Tes yang dipesan untuk kedepanya, Ginting menambahkan bahwa melihat trend ODP yang masih terus bertambah. 

"Walaupun ada yang kurang dan ada yang bertambah, Jadi prediksi kedepannya minimal 5 ribu dan sampai 10 ribu Rapid Tes.

Tapi akan kita laksanakan secara bertahap. Lebih bagus kita memesan lebih banyak untuk kondisi sekarang daripada mesan kurang,"tegasnya.

Sampai saat ini, Rapid Tes yang sudah digunakan sebanyak 79 dari 1200 Rapid Tes (Termasuk 1000 yang baru datang). Dan hasilnya dari 79 itu, 78 negatif dan satu orang reaktif.

"Jadi yang untuk tanggal 7 itu sudah di Rapid Tes kembali dan hasilnya negatif. Harapan kita, banyakpun kita laksanakan Rapid Tes semuanya negatif lah,"ujarnya. 

Kemudian terkait APD, Lanjut Ginting akan dipesankan secukupnya. Kemarin kita sudah pesan 500 APD, dan separohnya sudah datang dan kita sudah distribusikan baik ke rumah sakit maupun puskesmas.

"Untuk sekarang cukup hanya untuk beberapa hari kedepan. Maka sudah kita pesan lagi, itu untuk APD lengkap, kalau APD lengkap itu untuk tenaga kesehatan yang berhubungan langsung dengan pasien,"ujarnya.

Kemudian, Masker dan sarung tangan juga masuk APD dan sudah dipesan. Mengingat sulitnya mendapatkan masker, maka kita memanfaatkan UMKM yang ada di Kabupaten Sanggau. 

"Jadi dalam waktu dekat ini mungkin kita pesan sekitar 20 atau 30 ribu melalui UMKM kita disini yang tukang jahit.

Masker kain yang bisa dicuci, tapi kita tentukanlah kainnya yang aman,"ujarnya.

Saat ini sudah kita telusuri dan kerjasama dengan UMKM di Kabupaten Sanggau ini supaya mereka juga pulih ekonominya.

Disamping kita melindungi masyarakat memenuhi masker, juga membantu perekonomian masyarakat usaha kecil.

"Masker itu memang untuk masyarakat, bukan untuk tenaga kesehatan.

Jadi masker itu ada tiga macam, yang satu N95 untuk tenaga kesehatan langsung berhubungan dengan pasien, kemudian untuk tenaga kesehatan yang langsung berhubungan degan masyarakat ataupun dengan pasien yang bukan positif iti tadi, Ini  namanya masker bedah,"pungkasnya. (*)

Update Informasi Kamu Via Launcher Tribun Pontianak Berikut:
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.wTribunPontianak_10091838

Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved